Karna itulah, mereka bertiga memutuskan untuk pergi mandi.
Kami masing-masing mengambil pakaian ganti dan menuju ke toko pakaian
dengan mobil yang dikendarai Haruka---
“… Semuanya berantakan…”
Lisa-san, yang duduk di sisi kanan kursi belakang, menggumamkan hal itu
sambil terkejut dengan pemandangan aneh yang muncul segera setelah kami
meninggalkan asrama.
“Ini terlihat seperti adegan di video game… Aku menolak untuk
mempercayainya, tapi sekarang aku tahu itu benar…”
Karena Lisa-san belum keluar asrama sejak invasi zombie, dia baru saja
menerima kenyataan yang dilihatnya di balik jendela mobil.
Sementara itu, Ichinose-san, yang duduk di sebelah Lisa-san, sepertinya
mengalami hal yang sama saat dia hanya menatap zombie yang berkeliaran di jalan,
mobil-mobil yang terbakar dan hangus, tanpa berkata sepatah katapun.
Di sisi lain, Tsukishiro-san, yang duduk di antara mereka berdua,
menundukkan kepalanya agar tidak melihat ke luar. Dia menawarkan diri untuk
menjaga asrama, tapi dari sikapnya aku rasa dia berusaha terlalu keras untuk
melakukan tugas itu...
Setelah beberapa menit, akhirnya kami sampai di sebuah toko pakaian
yang sebelumnya sudah aku bersihkan dari para zombie. Namun, meski begitu,
aku keluar dari mobil sendirian dan pergi untuk memastikan bahwa semuanya aman
untuk para gadis. Ketika aku memastikan semuanya berjalan dengan baik, aku
memberitahu mereka dan kami semua memasuki toko.
“Baju renang seperti apa yang kamu suka, Senpai?”
Saat kami semua menuju ke bagian baju renang, Haruka menanyakan
pertanyaan itu kepadaku dengan nada mengejek.
“Apa yang akan kamu lakukan jika aku memberitahumu?”
“Aku akan menggunakannya sebagai referensi.”
“Kamu harus memilih apa yang kamu suka.”
“Karena aku gadis yang baik, aku akan mendengarkan keinginanmu,
Senpai.”
“Bahkan jika kamu mengatakan itu…”
Aku melihat baju renang yang dipajang sambil mengkhawatirkan reaksi
yang aku alami saat ini.
Sejujurnya aku berpikir Haruka akan terlihat cantik tak peduli apa yang
dia kenakan.
Dengan kata lain, baju renang yang harus dia kenakan harus seukuran
mungkin agar dia tak perlu khawatir terlihat oleh laki-laki lain.
Tapi, aku tak punya keberanian untuk mengatakan padanya apa yang
sebenarnya aku inginkan. Selain itu, aku tak tahu bagaimana cara
memberitahunya bahwa aku tidak suka pakaian renang yang menutupi terlalu banyak
kulit. Sulit untuk menjawabnya...
“Tidak bisakah kamu memilih satu saja?”
Haruka, setengah tersenyum, mengatakan padaku dengan tajam, tapi aku
menyangkalnya.
“Bukan begitu, tapi apa kamu benar-benar hanya membutuhkan baju
renang? Jika kamu akan memakainya setiap kali mandi, menurutku akan lebih
baik jika kamu memiliki lebih dari satu baju renang.”
Bagaimanapun, aku menyarankan agar dia memakai berbagai jenis baju
renang, tapi Haruka menggembungkan pipinya.
“Aku senang memilih baju renangku, jadi janganlah merusak suasana.”
“Kurasa itulah niatmu yang sebenarnya.”
“Oke, aku akan memilihnya sendiri. Tentu saja, aku ingin kamu
memberitahuku warna apa yang kamu ingin aku pakai.”
“Warna apa yang aku suka…”
Sekali lagi perhatianku terfokus pada pakaian renang yang
dipajang. Menurutku, Haruka akan memprioritaskan mengenakan baju renang
dengan warna yang aku suka untuk dia kenakan.
Tapi aku tidak tahu warna apa yang cocok untuk Haruka. Dia akan cocok
warna hitam atau putih, juga warna biru atau merah…
“Warna merah muda atau biru muda.”
Entah kenapa, Haruka terdiam setelah mendengar jawabanku dan setelah
jeda yang aneh, dia ingin memastikan sesuatu dengan sedikit keraguan di
wajahnya.
“Senpai, maksudmu itu warna celana dalam yang kupakai kemarin?”
“---- Eh?”
“Kemarin aku memakai warna biru muda di bagian bawah dan merah muda di
bagian atas.”
Saat dia mengatakan hal itu kepadaku, aku ingat bra yang dia kenakan
kemarin berwarna merah muda dan celana dalamnya berwarna biru muda.
“Tidak, kamu salah! Itu hanya kebetulan!”
“Kurasa itu bukan suatu kebetulan, kan?”
Haruka menatapku dengan curiga.
Yahh, itulah yang dia katakan, jadi aku tidak punya cara untuk
menjawabnya.
“Atau maksudmu melihat celana dalamku membuat selera warnamu berubah,
Senpai?”
“…………”
"Eh? Apa aku tetap sasaran!?”
“Aku tidak tahu harus berkata apa… Lebih baik aku diam saja.”
“Begitu… jadi setiap kali aku menunjukkan celana dalamku, warna yang
kamu suka semakin bertambah…”
Haruka tersipu dan menggumamkan itu dengan ekspresi yang rumit.
Kurasa dia mengira aku cabul...
“… Untuk saat ini, aku akan menerima permintaanmu. Aku akan
mencoba baju renang berwarna merah muda atau biru muda, jadi tolong tunggu
sebentar di sini.”
Setelah dia mengatakannya dengan malu-malu, dia mulai memilih baju
renang untuk dibawa ke ruang ganti. Karena tidak ingin melihat terlalu
jauh, aku pun menjauh dari tempat itu.
Saat berkeliling toko, aku bertemu Lisa-san, yang membawa keranjang
belanjaan penuh dengan barang-barang. Sepertinya dia tidak hanya mengambil
baju renang, tapi juga banyak pakaian sehari-hari.
Mata kami bertemu dan dia tersenyum malu-malu.
“Ini semua gratis, jadi aku memutuskan untuk mengambil banyak hal.”
“Kurasa kamu ada benarnya juga. Karena akan sulit mencuci baju,
masuk akal jika kamu ingin mengambil banyak pakaian.”
"Benarkah? Baguslah, aku terselamatkan. Nee, dadaku
semakin membesar akhir-akhir ini, jadi aku berpikir untuk memilih bra yang
lebih besar karena bra yang kumiliki terlalu ketat.”
“Be-begitu…”
Meski aku khawatir dengan reaksinya, aku tak tahan untuk melihat
payudaranya.
Tiba-tiba, rasa sakit menusuk punggungku.
Saat aku berbalik, aku menyadari bahwa Haruka berdiri di sana dengan
tatapan kosong setelah menghantamku dari belakang.
“Menurutku yang ini lucu, bagaimana menurutmu? Ini warna merah muda
yang sangat kamu sukai, Senpai.”
Haruka mengenakan baju renang di atas bajunya, tapi itu adalah bikini
merah jambu yang agak terbuka.
Yah, jika dia ingin menggunakannya, tidak ada alasan bagiku untuk
menghentikannya.
“Aku tidak begitu yakin, tapi kelihatannya bagus, bukan?”
“Kalau begitu aku akan mencobanya agar kamu bisa memberitahuku
pendapatmu. Jangan kemana-mana, jadi tunggulah di depan ruang ganti.”
Untuk beberapa alasan, itu adalah cara untuk mengatakan bahwa tidak ada
jalan keluar.
“Bukankah aneh kalau aku menunggu di depan ruang ganti.”
"… Benar juga. Baiklah, tunggu aku di jarak yang aman dari
ruang ganti dan jangan beranjak dari sana sampai aku keluar.”
Setelah memberikan perintah yang menakutkan, Haruka memasuki ruang
ganti dan menutup tirai.
Aku rasa saat mencoba bikini berarti telanjang bulat, bukankah begitu? Di
sisi lain, tidakkah dia merasa terganggu karena ruang gantinya hanya ada
tirai? Aku bisa melihatnya jika ada celah di dalamnya...
Namun, Haruka menutup tirai dengan rapat, jadi sepertinya kecelakaan semacam
itu tidak akan terjadi. Betapa menyedihkan.
Sambil mengamati itu, Lisa-san mengambil baju renang berwarna pink dan
memasuki ruang ganti.
Di sisi lain, Tsukishiro-san dan Ichinose-san sepertinya tidak terlalu
khawatir saat memilih baju renang. Aku penasaran dan memutuskan untuk
mendengarkan baik-baik percakapan mereka berdua.
“Ini pertama kalinya aku memilih baju renang tanpa ditentukan oleh
sekolah, jadi aku tidak tahu ukuran apa yang harus aku pilih…”
Tsukishiro-san, yang berdiri di depan banyak baju renang, melontarkan
komentar itu ke Ichinose-san.
“… Aku hanya menggunakan baju renang sekolah, tapi ketika aku berpikir
aku harus membasuh seluruh tubuhku, menurutku yang terbaik adalah baju renang yang
memiliki hiasan sesedikit mungkin dan sedikit kain…”
"Aku mengerti. Terima kasih atas masukanmu.”
Tsukishiro-san sepertinya yakin dengan baju yang ingin dia kenakan,
jadi dia mencari bikini.
“… Sejujurnya, aku sedikit enggan untuk menggunakan ini, tapi aku tak
boleh menyia-nyiakan kesempatan ini karena saat kita tiba di asrama, aku hampir
tidak bisa mencuci muka, jadi aku harus cukup praktis sekarang.”
“I-itu benar…”
Setelah menjawab dengan suara yang hampir tak bisa kudengar,
Ichinose-san juga mengambil bikini.
“Karena aku melihatmu akan mengenakan bikini Tsukishiro-san, aku akan
mencobanya juga…”
“Kalau begitu, ayo kita mencobanya.”
"Ya…"
Rupanya percakapan itu berakhir. Sungguh luar biasa aku bisa menyaksikan
momen ini, di mana mereka berdua akan memilih bikini untuk pertama kalinya...
“Siapa aku~?”
Aku sedang melamun saat tiba-tiba seseorang menutup mataku dari
belakang.
“Satu-satunya orang yang akan melakukan hal semacam ini adalah kamu,
Haruka.”
Dia melepaskan tangannya dan aku menoleh ke belakang. Aku melihat
malaikat.
Bikini merah muda yang Haruka kenakan nyaris tidak menutupi kulitnya.
Belahan dada, pusar, dan pahanya terlihat oleh semua orang.
Aku tahu kalau aku terlalu sering menatapnya itu merupakan pelecehan
seksual, tapi aku tak bisa mengalihkan pandanganku darinya.
Ini berbahaya... Cantik...! Aku ingin dia tetap seperti ini selama
sisa hidupnya…!
“… Senpai, sekarang kamu terlalu banyak melihatku.”
Haruka mengeluh malu sambil menyembunyikan payudaranya dengan kedua
tangannya.
“Kamu benar-benar… mesum, Senpai…”
Melihat Haruka menggembungkan pipinya, aku kembali tenang dan segera
membuang muka.
“… Aku minta maaf atas apa yang aku lakukan barusan.”
“Yah, itu tidak masalah lagi. Bikiniku sangat menakjubkan sampai-sampai
membuatmu terpesona, Senpai.”
“Tidak, tidak, kamu salah…”
“Apa kamu pikir kamu akan menipuku dengan mengatakan hal itu
padaku? Berapa kali kamu melihatku dari atas ke bawah?”
“…………”
“Fufufu, Kamu sangat imut, Senpai.”
Haruka tersenyum penuh kemenangan dan menurunkan tangannya dari
payudaranya.
Itu mungkin pertanda bahwa aku bisa lebih sering melihatnya, tapi
sebaiknya aku tidak melakukannya.
Kemudian, tirai ruang ganti lainnya terbuka dan Lisa-san keluar dengan
mengenakan bikini.
Tubuh yang mengenakan bikini merah muda itu sangatlah hebat.
Saat mata kami bertemu, dia berlari ke arahku dengan payudara besarnya
yang lebih berayun daripada milik Haruka.
“Gimana pendapatmu tentang bikiniku, Yuma-kun?”
“Eh… Mmm… kurasa kamu terlihat cocok…”
Memberinya jawaban dengan gugup, Lisa-san mendekat ke arahku.
Dia berdiri di depanku, sedikit membungkuk, dan mendekatkan mulutnya ke
telingaku.
“Siapa yang terlihat lebih cantik? Apa Hinata-chan?”
Di saat yang sama dia membisikkan hal itu kepadaku, desahan lembut
terdengar di telingaku.
Aku tak bisa berhenti membandingkannya. Aku tahu itu tidak benar,
tapi aku tak bisa mengalihkan pandanganku dari mereka---
Lalu, Tsukishiro-san keluar dari ruang ganti lainnya. Tentu saja, dia juga mengenakan bikini dan mata kami tak sengaja bertemu.
“…………!?”
Namun, begitu Tsukishiro-san dan aku saling menatap, dia segera kembali
ke ruang ganti dan menutup tirai, Apa yang terjadi...?
Tiba-tiba lengan kananku ditarik. Jelas Haruka yang melakukannya.
“Senpai, apa kamu sudah memilih baju renangmu?”
“Belum, belum---”
"Jangan begitu. Ayo cepat pilih satu~”
Haruka meraih tangan kananku dan dengan paksa membawaku pergi.
Saat aku mencoba berbalik untuk berjalan dengan benar, jari telunjukku
tertekuk ke arah yang aneh.
“Senpai, itu berbahaya, jadi berbaliklah dengan benar dan berjalanlah
dengan benar.”
“Bukankah lebih berbahaya kalau kamu mencoba mematahkan jariku dengan
menarikku seperti ini…?”
"Hah? Apa kamu mengatakan sesuatu?"
“Maaf, aku tidak mengatakan apa-apa…”
Jelas Haruka sangat marah, jadi lebih baik patuh agar tidak memprovokasinya.
Bagian baju renang laki-laki sangat kecil dan karna itulah hanya ada
sedikit baju renang yang berbeda dengan baju renang perempuan.
“Baiklah, sekarang aku akan memilihkan baju renang untukmu, Senpai.”
“Aku tak peduli dengan baju renang.”
“Kalau begitu, aku akan memilih yang sangat kecil, yang hampir tak bisa
menyembunyikan bagian pentingmu.”
“Pilihlah yang benar dan seriuslah.”
Pada akhirnya, itu baju renang yang sederhana. Itu adalah baju
renang berwarna biru tua yang akan aku pakai untuk pelajaran renang di sekolah.
Saat kami kembali ke tempat gadis-gadis lain, mereka sudah mengenakan
kembali baju mereka dan baju renang mereka ditempatkan di keranjang belanjaan.
"Maaf, Senpai."
Haruka tertawa, tapi aku berpura-pura tidak memahaminya.
Setelah itu, dia juga berganti pakaian dan kami berlima masuk ke dalam
mobil.
Kami sampai di tepi sungai dan hal pertama yang aku lakukan adalah
turun sendirian dan mencari-cari zombie, tetapi aku tidak melihat satu pun.
Invasi zombie terjadi di hari kerja, jadi bisa dimaklumi jika jumlah
mereka tidak banyak.
Begitu aku kembali ke mobil, aku memberitahu gadis-gadis itu bahwa
semuanya baik-baik saja, lalu mereka semua turun ke tepi sungai.
“--- Oh! Kousaka-san, apa kamu yang melakukan semua ini
sendirian?”
Tsukishiro-san meninggikan suaranya karena terkejut.
Untuk menghemat waktu sebanyak mungkin, aku datang lebih awal untuk
memeriksa tempat itu. Aku meletakkan alas dari batu bata dan di atasnya, aku
meletakkan drum logam.
“Kamu melakukannya sendiri…”
"Itu bukan masalah besar."
Itu bohong. Drum itu mungkin beratnya 20 kilogram, jadi akan
menjadi masalah jika aku tidak berubah menjadi zombie.
Namun, setelah mendengar kata-kataku, Tsukishiro-san menatapku dengan cemberut.
“… Senpai, tolong jangan gunakan kesempatan ini untuk terlihat keren.”
“Aku tidak mencoba melakukannya.”
“Baiklah, ayo mulai bekerja. Ichinose-san dan aku akan bertugas
menyalakan api. Hinata-san dan Hoshimiya-san, tolong isi tabung dengan air
kira-kira tiga perempatnya. Tabung berkapasitas 200 liter, jadi harus
diisi 150 liter. Kousaka-san, kamu akan bertugas mengawasi area sekitar
untuk memastikan tidak ada zombie yang muncul.”
"Dimengerti."
Dengan begitulah kami semua mulai bekerja. Ngomong-ngomong, karena
tugasku adalah mengawasi, aku akan mengambil kebebasan untuk mengamati apa yang
akan dilakukan gadis-gadis itu.
Tsukishiro-san dan Ichinose-san mencoba menyalakan kayu bakar dengan
korek api yang mereka bawa dari gudang, tapi sepertinya tidak berhasil.
Haruka dan Lisa-san dengan ember bak mandi bolak-balik dari sungai ke
tabung. Karena itu bisa diisi sekitar 2 liter, itu berarti mereka harus melaukan
75 kali bolak-balik….
Dalam waktu singkat, api menyala dan mulai memanaskan bagian bawah tabung,
namun tampaknya apinya tidak terlalu kuat.
“Tidak panas…”
Haruka yang sudah selesai mengisi tabung dengan air, memeriksa temperatur
dan kecewa saat mengetahuinya.
“Berapa menit yang diperlukan untuk panas?”
Kemudian, Ichinose-san mengeluarkan buku catatan dan dengan pena mulai
melakukan beberapa perhitungan. Ada banyak simbol yang belum pernah aku
lihat sebelumnya, jadi aku tak tahu apa artinya...
“Jika kita memperhitungkan suhu air saat ini, mungkin diperlukan waktu
sekitar 3 jam untuk siap.”
"3 jam…!?"
Jika kami menunggu selama itu, hari akan menjadi gelap.
Sekarang, mengingat ada kemungkinan munculnya zombie, aku ingin kita
meninggalkan tempat ini secepat mungkin.
“Aku punya saran. Bagaimana kalau kita mengurangi jumlah air yang akan
kita gunakan? Aku rasa kita bisa berpasangan untuk memanfaatkan air.”
Tsukishiro-san menentang usulan Haruka.
“Jika kita melakukan itu, bukankah akan menjadi masalah bagi
Kousaka-san? Karena saat masuk dia hanya punya lebih sedikit air untuk
mandi.”
"Aku tahu! Aku akan masuk bersama Senpai!”
Usulan Haruka diterima, namun untuk saat ini hanya diputuskan untuk
mengurangi jumlah air.
Namun meski begitu, butuh waktu lebih dari 1 jam agar suhu air bisa di
atas 38 derajat Celsius. Untuk kedepannya kami harus mengurangi waktu
untuk memanaskan air menggunakan kompor portabel.
“Sepertinya sudah siap. Kurasa sudah waktunya untuk mengenakan baju
renang kita.”
Tsukishiro-san memanggil kami semua.
“Bisakah kita ganti baju satu per satu di dalam mobil?”
“Karena jendelanya transparan, kamu bisa dilihat dari luar apa yang kita
lakukan di dalam mobil, tapi jangan khawatir, aku akan bertanggung jawab dan
memastikan Senpai tidak melakukan kesalahan apa pun, jadi. Silakan ganti
pakaianmu dengan tenang.”
Haruka, jangan katakan hal-hal yang mungkin membuat perempuan merasa tak
nyaman.
"Jangan khawatir. Kita semua di sini mempercayai
Kousaka-san.”
Tsukishiro-san tersenyum ramah dan terus berbicara.
“Lalu siapa yang pertama ganti?”
“Untuk berjaga-jaga, aku sudah pakai baju renang di balik bajuku.”
Sebenarnya aku tidak melepasnya saat mencobanya di toko pakaian tadi.
"Kebetulan sekali. Aku juga pakai baju renang di balik bajuku~”
Lisa-san mengatakannya dan kemudian menggulung kaos yang dia kenakan di
sekitar pusarnya.
Aku tahu dia mengenakan baju renangnya, tapi aku tak tahan untuk tidak
tersentak.
“Kalau begitu, Hinata-san, Ichinose-san dan aku akan ganti baju di
dalam mobil.”
“Nah, karena aku yang mengemudikan mobil, aku akan ganti baju
dulu. Aku rasa kalian tidak akan bisa melihatku dari jarak sejauh ini,
tapi aku akan tetap memastikannya dari dalam mobil~”
Sambil mengatakan itu, Haruka berjalan menuju mobil yang diparkir di tanggul. Tentu
saja, begitu dia mulai berjalan, aku membuang muka.
… Sekarang Haruka akan telanjang bulat di tempat itu…
Tepat setelah aku mulai memikirkan hal-hal itu, Lisa-san, yang berada
di sebelahku, melepas bajunya, memperlihatkan atasan bikini merah muda yang
kulihat sebelumnya.
Aku sendiri, aku juga mulai melepas bajuku, berusaha untuk tidak menatapnya
sesering mungkin.
Alhasil, Lisa-san dan aku selesai berganti pakaian sebelum Haruka
kembali ke sini.
"… Omong-omong. Yuma-kun. Aku ingin melihat berapa
banyak air panas yang akan ada jika kamu masuk sendiri. Bisakah kamu masuk
sebentar?”
Tiba-tiba, Lisa-san mengatakan itu.
Memang benar, aku mungkin bisa mandi dengan air panas. Dengan cara
ini, aku tidak perlu mandi bersama Haruka di depan semua orang.
Karna itulah, aku memutuskan untuk masuk ke air panas dengan suhu 38
derajat Celsius.
Aku melepas sepatuku, menaiki tangga aluminium kecil hanya dengan tiga
langkah dan masuk ke dalam air panas. Di bagian bawah drum ada jaring-jaring
kayu, yang tidak memungkinkanku untuk terbakar.
Segera setelah aku masuk, aku menyadari bahwa airnya lebih hangat dari
yang aku kira. Aku memasukkan kedua kakiku ke dalamnya, namun airnya hanya
mencapai pinggangku.
"Begitu. Tampaknya sulit jika kamu mandi sendirian.”
Lisa-san melepas sepatunya, menaiki tangga dan berkata kepadaku sambil
melihatnya dari atas tabung.
“Aku penasaran apakah dengan dua orang airnya bisa mencapai
bahu. Permisi~”
“--- Eh!?”
Tanpa menunggu jawabanku, Lisa-san memasuki tabung.
Dia berada pada jarak yang bisa menyentuhnya kapan saja...
“Mmm, Bahkan jika dua orang masuk, air panasnya hampir tidak menutupi
perut. Jika aku jongkok, apa bisa lebih tinggi?”
Begitu dia mengatakan itu, Lisa-san duduk berlutut di dalam tabung.
Lututnya berada di antara kedua kakiku.
Juga, untuk sesaat ketika aku bergerak, payudaranya yang besar muncul
di pahaku---
"Tunggu!!! Apa yang mereka lakukan!?"
Tiba-tiba terdengar teriakan dari arah atas. Setelah keluar dari
mobil dengan mengenakan bikini, Haruka memperhatikan bahwa Lisa-san dan aku
sedang mandi campuran.
Itu membuatnya berlari terburu-buru menuju tempat kami berada.
“Kita sepakat kalau Senpai dan aku akan masuk bersamaan!”
“Maaf, tapi aku tak bisa menahan diri untuk tidak mandi lebih lama
lagi. Kamu tidak keberatan kalau Yuma-kun dan aku berpasangan, kan?"
"Cukup! Kita akan berpindah tempat sekarang juga,
Hoshimiya-senpai, tolong keluar!”
"Oke. Ah, tapi aku ingin menghangatkan tubuhku sedikit lama lagi.”
"Baiklah! Kamu tidak harus segera pergi, tapi menjauhlah dari
Senpai!”
“Karena air panasnya tidak cukup, Aku harus tetap berjongkok, kalau
tidak bahuku tidak akan basah.”
“Kalau begitu, aku juga akan masuk untuk menaikkan ketinggian air.”
Haruka melepas sepatunya, menaiki tangga dan berjalan melewati ruang
sempit, berdiri di depanku.
Sementara itu, Lisa-san berdiri untuk mendapatkan tempat, tapi drumnya
terlalu kecil untuk dimasuki tiga orang.
Payudara Lisa-san menekan punggungku dan payudara Haruka menekan
dadaku...!!!
Situasi ini sungguh memalukan. Suhu air panasnya seharusnya di
atas 40 derajat Celsius, tapi tubuhku tidak membutuhkannya karena sudah sangat
panas.
“Apa kamu belum selesai, Hoshimiya-senpai?”
“Hmm, ya, tapi mungkin masih ada sedikit lama lagi.”
“Jika kamu merasa kedinginan, kenapa kamu tidak keluar dari sini dan
mendekat ke api?”
“Yah, aku sangat ingin mandi, jadi aku ingin menghangatkan diri dengan
air panas.”
Dua orang sedang mengobrol dengan diriku di tengah. Setiap kali
mereka bergerak aku merasakan kelembutan kulit mereka melalui kain tipis bikini
mereka.
Apaan ini? Apakah ini surga? Aku sudah mati? Tidak,
bukan berarti aku mati karena aku zombie---
“Mandi di drum logam bukan untuk bersenang-senang!”
Tsukishiro-san berteriak pada mereka berdua yang sudah mulai
bertengkar.
“Apa yang akan kalian lakukan jika di tengah-tengah lelucon itu diri kalian
terbakar!? Tidak ada rumah sakit di dunia ini!”
“””Ma-maaf…”””
Bahkan aku tak sengaja meminta maaf karena dia sangat marah.
“Hinata-san dan Hoshimiya-san menyebabkan banyak masalah, jadi kalian
dilarang mandi bersama Kousaka-san. Tolang keluar sekarang.”
“Tapi jika kita melakukan itu, airnya tidak akan mencapai bahu Senpai…”
“Jangan khawatir tentang itu. Kousaka-san dan aku akan masuk di
tabung bersama-sama.”
--- Eh!?
Namun, Tsukishiro-san terlihat serius, karena setelah mengusir mereka
berdua dari drum, dia segera mengenakan baju renangnya.
Apa yang dia kenakan adalah bikini putih dewasa yang sangat berbeda
dari yang dia coba di toko sebelumnya. Dibandingkan Haruka dan yang
lainnya, bikininya sedikit lebih besar, dan dipadukan dengan ekspresinya
ragu-ragu, terasa cukup elegan.
Tsukishiro-san memasukan tubuhnya ke dalam air hangat dan menatapku.
"… Ini memalukan."
Dia dengan canggung menyembunyikan payudaranya dengan kedua
tangan. Ini bermasalah di mana aku harus melihat...
“Aku minta maaf atas semua yang telah terjadi…”
“Tolong jangan meminta maaf karena itu bukan salahmu Kousaka-san…
Lagipula, ini tidak menggangguku.”
“Ba-baguslah.”
“… Sepertinya Hinata-san dan Hoshimiya-san selalu bersaing satu sama
lain jika menyangkut dirimu, Kousaka-san. Saat kamu perlu berpasangan
dalam situasi serupa kedepannya, jangan ragu untuk berpasangan denganku.”
Tsukishiro-san mengatakan itu dan tersenyum malu-malu.
Apakah itu berarti, pada kesempatan berikutnya, Tsukishiro-san dan aku
akan masuk ke dalam tabung bersama-sama untuk mandi…?
“… Mmm, kita sudah cukup hangat sekarang, jadi silakan masuk ke sesi
berikutnya.”
Pada akhirnya, aku menghabiskan waktu kurang dari 3 menit di pemandian
campuran bersama Tsukishiro-san. Aku tak tahan dengan ketidaknyamanan
berada di depannya dengan baju renang dan tatapan gadis-gadis lain pada kami.