Ads 728x90

Zombie Sekai Volume 1 Chapter 2 Part 2

Posted by Chova, Released on

Option


  

Setelah itu, Tsukishiro-san memasuki asrama sendirian di mana dia menjelaskan kepada yang selamat lainnya tentang situasinya dan kembali ke tempat Haruka dan aku berada.

"Terimakasih sudah menunggu. Aku memberitahu dua orang lainnya tentang kalian dan kami memutuskan untuk berbagi gedung dengan kalian berdua.”

Dengan kata lain, kami secara resmi diizinkan untuk tinggal di sini. Ada kemungkinan besar kami akan ditolak, jadi aku mengajukan pertanyaan sambil merasa lega.

“Apakah semua yang selamat di asrama ini berasal dari sekolah ini?”

“Itu benar. Ada Lisa Hoshimiya dari kelas tiga SMA dan Ayumi Ichinose dari kelas dua. Hoshimiya-san tidak bertanggung jawab sama sekali, dia membolos sekolah kemarin dan mengurung diri di kamarnya sambil bermain sepanjang hari. Meskipun dia selamat dari serangan zombie dengan melakukan hal itu. Di sisi lan, Ichinose-san adalah gadis yang sangat serius. Kemarin dia kerkena flu parah yang membuatnya tetap tinggal di kamarnya dan itulah mengapa dia tidak terkena serangan zombie. Dia gadis pemalu, jadi dia mungkin tidak langsung terbuka padamu…”

"Oke. Aku akan mencoba untuk tidak terlalu dekat dengannya.”

“Terima kasih sudah pengertian. Sekarang... aku minta maaf karena bersikap kasar, tapi tolong, bisakah kamu memeriksa gedung apakah ada zombie? Secara teori, aku harus melakukannya, tapi aku tidak bisa keluar dari gerbang, jadi…”

"Jangan khawatir. Sebaliknya, aku ingin memintamu untuk tetap di sini untuk melindungi keamanan asrama sementara Senpai, dan aku akan memeriksa gedungnya.”

Haruka dan aku akhirnya menjadi orang yang bertugas memeriksa setiap ruangan untuk melihat apakah ada zombie yang berkeliaran di dalam gedung.

Menurut Tsukishiro-san, gedung ini memiliki 5 lantai dan 50 kamar. Ukuran kamarnya adalah 8 tikar tatami dan diasumsikan digunakan untuk dua orang karena terdapat dua meja untuk belajar, satu tempat tidur susun, dan satu lemari.

Aku memasuki kamar mulai dari lantai satu dan memeriksa tempat-tempat di mana orang bisa bersembunyi, seperti lemari dan di bawah tempat tidur.

Sebagian besar kamar telah digunakan secara normal hingga kemarin pagi, sehingga barang-barang pribadi gadis-gadis itu berserakan dimana-mana. Ada juga ruangan tempat mereka menyimpan pakaian dalam, tapi karena ada kemungkinan ada zombie di sana, aku tidak punya pilihan selain memasuki lingkungan itu. Aku melihat sekeliling sebaik mungkin, berusaha untuk tidak terlalu banyak melihat sekeliling.

“… Senpai, apakah ada kemungkinan zombie bersembunyi di suatu tempat di gedung ini?” 

Haruka mengatakan itu setelah memeriksa 20 kamar. 

Sepertinya dia lelah.

“Tsukishiro-senpai dan teman-temannya bermalam bersama di tempat ini, jikalau ada zombie, bukankah seharusnya dari kemarin mereka sudah bertemu?”

"Belum tentu. Misalnya, seseorang yang digigit zombie bisa lari ke salah satu kamar ini, bersembunyi di bawah tempat tidur lalu berubah menjadi zombie namun tidak bisa keluar kamar.”

Semua zombie yang aku temui sejauh ini bodoh, jadi tidak heran jika mereka terjebak di suatu tempat.

“Kalau begitu, zombie-zombie itu bisa keluar dan menyerang yang selamat. Lagipula, kamulah yang punya ide untuk memeriksa semua kamar, kan, Haruka?”

“Itu keluar dari mulutku karena aku ingin mencegahmu meninggalkanku, Senpai.”

"Begitu? Aku harus memeriksa semuanya meskipun hanya ada satu persen kemungkinan zombie bersembunyi di sekitar sini.”

Aku terus memeriksa kamar hingga tiba di depan pintu kamar Ayumi Ichinose di lantai empat. Aku tidak perlu memeriksa ruangan ini, tapi aku akan menyapanya untuk berjaga-jaga.

Aku memanggilnya, tapi hanya mendengar respon samar dari dalam dan pintu perlahan terbuka.

Dengan rantai pintu yang masih terikat, seorang perempuan pendek berambut hitam dengan malu-malu menunjukkan wajahnya.

“Permisi, namaku Yuma Kousaka dan ini Haruka Hinata. Mulai hari ini kami akan berada di bawah pengawasanmu. Kami datang hanya untuk menyapa.”

“Ah… iya… Tsukishiro-san memberitahuku sebelumnya…”

Ichinose-san menjawab dengan suara rendah sambil membuang muka. Dia tampak sama takutnya dengan hewan kecil yang baru saja menghadapi musuh alaminya.

“Ngomong-ngomong, kudengar kamu masuk angin kemarin. Bagaimana keadaanmu sekarang? Jika kamu membutuhkan sesuatu, seperti obat atau minuman berenergi, jangan ragu untuk bilang padaku.”

Mengatakan itu, ekspresinya sedikit melembut.

“Terimakasih banyak, tapi aku sudah merasa baik …”

"Begitukah? Baguslah… Maaf sudah mengganggumu. Tolong jaga dirimu baik-baik."

"Terimakasih. Sungguh, terima kasih banyak…”

Ichinose-san membungkuk berkali-kali hingga kupikir lehernya akan patah kapan saja, sementara Haruka dan aku terus memeriksa kamar lain.

Setelah itu, kami selesai memeriksa semua kamar di lantai empat dan sampai di ruangan tempat Lisa Hoshimiya berada.

Segera setelah aku memanggilnya, pintu terbuka dan seorang gadis cantik berambut pirang muncul.

“Maaf mengganggumu, tapi mulai hari ini kami akan berada di bawah pengawasanmu---”

“Ah ya, Tsukishiro-san sudah memberitahuku tentangmu. Senang bertemu denganmu~”

Orang yang membukakan pintu dan menyambut kami dengan suara ceria adalah seorang perempuan yang sangat modis.

Dia mengenakan kamisol hitam dan mataku tanpa sengaja tertuju pada payudaranya.

… Mungkin mereka jauh lebih besar dari Haruka…


Ehem, Ehem.

Haruka, yang berdiri di belakangku, sengaja berdehem. Dia seharusnya tidak bisa melihat ekspresiku, tapi apakah dia sudah membaca reaksiku?

“Aku Lisa Hoshimiya. Kamu Kousaka-kun, kan? Kamu yang mengikat zombie, kan? Itu luar biasa."

"Tidak. Yahh…"

“Masih ada zombie yang jauh dari sini, kan? Tsukishiro-san tidak mengizinkan kami meninggalkan asrama karena itu berbahaya. Kemarin aku membolos dan malah berdiam diri bermain di kamar, namun tiba-tiba koneksi internet terputus. Lalu aku pergi tidur, namun aku mendengar semacam jeritan, jadi aku turun ke lantai satu. Lalu, Tsukishiro-san bergegas kembali dan menutup gerbang gedung.”

Hoshimiya-san menanyakanku pertanyaan dengan ekspresi serius di wajahnya setelah menceritakan keseluruhan cerita itu dengan penuh energi.

“Hei, aku masih tak percaya, tapi apakah mereka benar-benar zombie? Apakah mereka menggigit seperti di film?”

“Ya, mereka zombie sungguhan dan jika kamu tidak berhati-hati, mereka akan menggigitmu dengan sangat kuat.”

“Begitu… kuharap gadis-gadis di sekolah baik-baik saja…”

Hoshimiya-san menggumamkan itu dengan prihatin. Aku yakin Tsukishiro-san tidak memberikan rincian lebih lanjut. Tidak mungkin dia tidak tahu kalau zombie sudah menyerang bagian luar gedung sebelumnya.

“Ngomong-ngomong… Kousaka-kun, apa benar kamu bisa pergi mencari makanan…?” 

“Itu benar. Itulah yang ingin aku lakukan."

"Kamu sangat berani! Kamu luar biasa! Serius, terima kasih banyak untuk semuanya!”

Hoshimiya-san meraih tangan kananku dengan kedua tangannya dan berterima kasih atas bantuanku. Dari sudut pandangnya, aku pasti seorang penyelamat. Namun, karena aku diam-diam memiliki keuntungan dengan berubah menjadi zombie, reaksinya akan membuatku khawatir.

Meski begitu, aku senang dia menyambutku di tempat ini. Setelah itu dia kembali ke kamarnya.

Setelah menutup pintu, Haruka menyudutkanku ke dinding dan mulai menginterogasiku.

“Senpai, barusan kamu terpikat oleh payudara Hoshimiya-senpai, kan?”

"Apa yang kamu bicarakan?"

“Payudara apa pun itu untukmu asalkan mereka besar, kan?”

“Tidak, bukan begitu…”

“Lalu kamu menatap Hoshimiya-senpai karena dia cantik?”

“…………”

"Mmmm…"

Melihatku tetap diam, Haruka menggembungkan pipinya.

“Aku tidak bisa berhenti melakukannya. Sepertinya itu naluri."

“Kalau begitu nikmati payudaraku sebanyak yang kamu mau…”

“Jika kamu mengatakan sesuatu seperti itu aku tidak tahu harus menjawab apa.”

“Jika kamu bersumpah tidak akan pernah melihatnya seperti itu lagi, aku akan memaafkanmu.”

“… Aku akan melakukan segala cara untuk tidak melihat mereka seperti itu.”

“Aku tahu kamu tidak berbohong, tapi aku rasa tidak baik bagimu untuk jujur ​​​​dalam segala hal.”

“Karena kita semua akan tinggal di gedung yang sama, sangat sulit untuk tidak melihatnya seperti itu…”

“Senpai, Karena kamu zombie, tidak apa kan jika aku menghancurkan matamu?”

“Hei, kamu tahu betul kan itu tidak baik.”

Jangan mengatakan hal-hal yang menyeramkan...

Nah, ini bukan waktunya untuk bicara omong kosong, jadi mari kesampingkan masalah ini dan lanjutkan tujuan kita.

Setelah kejadian itu, kami terus memeriksa setiap kamar yang tersisa. Pada akhirnya kekhawatiranku tidak berdasar. Kami mencari di setiap kamar, dapur, dan kamar mandi umum, tetapi kami tidak menemukan satu pun zombie.

Kini sudah sedikit lebih tenang, aku pergi untuk membawa mobil. Aku memutuskan untuk pergi sendiri, aku tiba di tempat kami memarkirnya dan mengendarainya ke asrama meniru semua yang dilakukan Haruka.

Namun, mengendarai mobil ternyata jauh lebih sulit dari yang aku kira. Tenaga saat menginjak pedal gas, sudut untuk memutar setir, dan kehati-hatian saat mundur. Semua itu dan masih banyak hal lainnya sulit dilakukan.  Aku kagum pada keterampilan mengemudi Haruka.

Setelah sekian lama, aku bisa mencapai asrama dan setelah memarkir mobil dan menurunkan semua barang bawaan yang kami bawa ke dalam gedung, aku bersiap untuk pergi ke toserba. 

“Apa kamu benar-benar akan baik-baik saja…?”

Saat aku memberitahu Tsukishiro-san bahwa aku akan mencari bahan makanan di toserba, dia menanyakan pertanyaan itu kepadaku dengan ekspresi serius di wajahnya.

“Kita bisa hidup selama seminggu dengan sisa makanan di asrama. Setidaknya untuk hari ini, kamu tidak perlu pergi mencari makanan lagi…”

Tampaknya, dia ingin aku setidaknya hidup satu hari lagi. Aku rasa reaksinya wajar karena dia mengira dia mengirimku menuju kematian.

“Jangan khawatir karena aku pasti akan kembali dalam keadaan hidup. Jika aku tetap pergi, aku ingin membawa beberapa makanan segar sebelum membusuk.”

“Benar juga… baiklah, kuharap kamu baik-baik saja…”

Tsukishiro-san mengatakan itu dan menundukkan kepalanya dalam-dalam. Merasa bersalah karena berbohong padanya, aku mencoba masuk ke dalam mobil, tapi Haruka keluar gedung begitu saja.

“Apa kamu datang untuk mengucapkan selamat jalan padaku?”

“Yup. Tolong ambil makanan yang banyak, oke?”

“Cara mengatakannya seperti itu…”

“Kedengarannya menyenangkan pergi ke supermarket yang ditinggalkan dan mengambil semua makanan yang kamu bisa. Aku ingin melakukannya juga."

“… Jika aku memastikan tidak ada bahaya di supermarket. Lalu kita akan pergi bersama lain kali, oke?” 

"Sempurna! Aku benar-benar ingin kita mencuri barang-barang di supermarket yang berantakan itu!”

“Aku tidak tahu kenapa kamu mengatakannya seperti itu…”

Akhirnya dengan senyum sinis, aku menuju supermarket.

  

Saat ini, aku pergi ke supermarket terdekat di asrama, tetapi ada banyak sekali zombie di sekitarnya.

Selain itu, menanggapi suara mesin mobil, mereka semua mendekat bersamaan, jadi aku buru-buru menginjak rem. 

Akan berbahaya jika semua zombie itu mengepungku dan menggigitku di saat yang bersamaan. Jadi, aku keluar dari mobil agak jauh dari mereka dan berlari ke sebuah gang.

Aku menunggu dengan sabar dan setiap kali aku melihat zombie lewat di jalan, aku akan melemparkan mereka ke tanah dan mengikatnya.

Akhirnya, aku menangkap semua zombie yang ada di dekat tempat parkir supermarket. Setelah itu, aku memasuki tempat itu dan menarik semua zombie yang ada di pintu masuk dengan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.

Namun, aku kehabisan tali rami, jadi aku tak punya pilihan selain mencari penggantinya karena aku harus mengikat zombie yang berkeliaran di dalam supermarket.

Untungnya, toko ini adalah setengah Supermarket dan setengah Homecenter, karena banyak tali yang dipajang di bagian bahan bangunan.

Setelah itu, aku butuh waktu lama untuk mengikat total lebih dari 50 zombie. Aku sangat lelah.

Namun, kurang menyenangkan jika ada zombie di sana-sini, jadi aku menyeret satu per satu kakinya dan membawanya ke tempat bongkar muatan.

Setelah aku berhasil memastikan keamanan toko, saat ini sudah lewat jam 1 siang, jadi aku memutuskan untuk pulang dengan membawa hasil belanjaan hari ini.

Karena aku tahu bahwa meskipun aku membiarkan makanan apapun di tempat ini, pada akhirnya semuanya akan membusuk, jadi pertama-tama aku mengambil semua makanan yang mendekati tanggal kedaluwarsa, seperti sushi dan steak, menaruhnya satu per satu di troli. Selain itu, aku juga mulai menambahkan sayuran, seperti daun bawang dan kubis.

Troli belanjaan terisi penuh dalam sekejap mata, jadi aku pergi ke mobil dan membawanya ke pintu masuk supermarket, lalu memasukkan semua makanan.

Cukup menarik bisa mendapatkan semua makanan dari supermarket tanpa khawatir soal harganya.

Kupikir Haruka mengatakan sesuatu yang tak pantas tadi, tapi mungkin akulah yang salah.

Sebagian besar yang aku lakukan adalah mencuri, namun aku harus melakukannya agar kami dapat bertahan hidup, jadi aku harap orang-orang yang menjadi bagian dari supermarket ini dapat memahaminya.

Lalu, aku mengeluarkan telur goreng yang sudah Haruka siapkan untukku, berhenti sejenak dan mulai memakannya sambil memulihkan energiku---

Aku meletakkan 5 troli penuh makanan di kursi penumpang, kursi belakang dan bagasi mobil.

Sungguh melegakan mengetahui bahwa semua makanan yang aku ambil dari supermarket hanya sedikit mengurangi jumlah bahan makanan di dalamnya. Aku membawa banyak makanan kaleng dan kering, jadi aku tak perlu khawatir tentang makanan untuk sementara waktu.

Tentu saja, para penyintas lainnya bisa datang ke supermarket ini, karna itulah semua yang ada di toko itu bukan milik kami.

Saat mau kembali ke asrama, aku memiliki ide untuk memasang tanda di pintu masuk supermarket, jadi aku mengambil selembar kertas dari buku catatan yang aku dapatkan di bagian alat tulis dan menulis bahwa ada 5 orang yang berada di asrama sekolah perempuan. Setelah itu, aku tempelkan selembar itu di pintu otomatis di pintu masuk supermarket.

Jika ada yang selamat, mereka bisa menemukan kami dengan ini.

  

Saat aku berkendara dengan selamat dan mencapai gedung asrama Sekolah Perempuan, Haruka dan Tsukishiro-san, yang menjaga pintu masuk gedung, melihatku dan berlari ke pintu gerbang untuk membukanya.

“Kousaka-san!!! Aku senang kamu selamat…!”

“Sudah kubilang, Senpai sangat kuat. Kamu tak perlu mengkhawatirkan dia.”

Haruka mengatakan itu dengan membusung dadanya karena bangga, sementara Tsukishiro-san sangat tersentuh.

Meski begitu, menurut Tsukishiro-san, mendapatkan makanan adalah petualangan yang mengancam nyawa. Aku rasa akan lebih baik untuk menunjukkan padanya ekspresi yang membuatnya percaya bahwa sangat sulit bagiku untuk mendapatkan makanan karena aku tidak ingin dia dan yang lain curiga kalau aku bisa berubah menjadi zombie---

“Tepat seperti yang dikatakan Haruka. Aku yang terkuat di antara kita semua, jadi tolong serahkan padaku tugas untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan sehari-hari.”

Aku memutuskan bahwa apa yang aku lakukan adalah membuatnya merasa aman, jadi aku mengatakan pernyataan tegas itu.

Dan sebagai tanggapannya, Tsukishiro-san tersipu dan berjalan pergi.

“… Jangan katakan itu. Saat ini aku dipenuhi dengan hal seperti itu…”

Sepertinya dia membicarakan sesuatu.

Apa itu?

Di sisi lain, Haruka berkata.

“Kenapa kamu menunjukkan dirimu sebagai karakter yang kuat? Apakah kamu ingin terlihat hebat di depan Tsukishiro-senpai?”

"Tentu saja tidak. Aku baru saja mengkonfirmasi apa yang kamu katakan, Haruka.”

“Hmm… Di saat seperti ini, laki-laki dewasa harus bersikap rendah hati.”

"Itu salah."

Haruka tidak mengerti maksud pernyataanku.

"Baiklah, kalau begitu, aku akan menurunkan makanan yang aku bawa."

Setelah mengatakan itu, aku membuka bagasi mobil dan Haruka serta Tsukishiro-san bersorak.

“Banyak sekali makanannya! Senpai, kamu tidak punya belas kasihan mencuri begitu banyak bahan makanan!”

“Itu pujian…?”

“Maaf karena kita harus bergantung padamu, Kousaka-san, tapi dengan ini, kita tidak perlu khawatir soal makanan.”

“Jangan khawatir tentang itu. Aku juga membawa beberapa cemilan, jadi makanlah dengan benar.”

“Aku tak pernah meragukanmu, Senpai. Tak apa, sudah seharusnya begituu~”

Haruka dengan senang hati melompat ke arah mereka, tapi Tsukishiro-san menghentikannya.

“Hinata-san, tunggu sebentar sebelum kamu mengambil cemilannya. Aku ingin mencatat barang apa saja dan berapa banyak yang dibawa dari supermarket.”

“--- Eh? Semua barang yang dibawa Senpai? Tapi itu sepertinya 5 troli.”

"Tentu saja. Jika kita bertemu seseorang yang terkait dengan supermarket itu di masa depan, kita harus membayarnya semua harga ini.”

"Eh? Itu masalah besar, dunia sudah menjadi kacau seperti ini, jadi tidak apa-apa mengambil sesuatu tanpa izin."

“Jika aku tidak melakukan itu, aku tidak akan merasa nyaman. Kumohon."

Tsukishiro-san mengatakan itu dan menundukkan kepalanya. Aku sendiri, mengatakan berikut ini.

“Kamu orang yang sangat serius, Tsukishiro-san.”

“Mereka sering mengolok-olokku karena aku serius, tapi beginilah sifatku.”

“Tidak, tidak, aku tidak sedang menyindir apa yang baru saja kamu katakan, tapi aku terkesan. Tak pernah terpikir olehku untuk mencatat apa yang aku bawa. Aku merasa kamu adalah gadis yang sangat baik dan luar biasa.”

“Be-begitu…?”

Tsukishiro-san tersenyum malu, tapi itu hanya berlangsung beberapa detik, lalu dia kembali serius dan sekali lagi menundukkan kepalanya dalam-dalam.

“Kousaka-san. Terimakasih banyak atas kerja kerasnya selama mendapatkan semua makanan ini. Atas nama semua siswi di asrama, aku ingin mengucapkan terima kasih… dan sekali lagi, aku minta maaf atas betapa kasarnya aku padamu sebelumnya.”

“Tolong angkat kepalamu. Itu tak masalah bagiku karena kita akan menjadi teman yang akan tinggal bersama di tempat ini, kan?"

“Dengan senang hati… Baiklah, kita akan mengurus semua bahan makanan yang kamu bawa, jadi silakan pergi dan istirahat.

  

Setelah itu, Tsukishiro-san mendesakku untuk mandi untuk membersihkan tubuhku. Meskipun aku masuk sendirian, anehnya aku merasa gugup karena aku akan menggunakan pemandian umum yang besar di asrama Sekolah Perempuan.

Setelah 20 menit, aku selesai mandi dan ketika aku keluar dari pemandian aku bisa melihat bahwa Tsukishiro-san dan Haruka sudah selesai mencatat semua bahan makanan.

Tampaknya mereka memutuskan bahwa kami harus makan ikan segar terlebih dahulu karena kemungkinan besar ikan tersebut akan membusuk, jadi mereka meletakkan sashimi dan sushi di atas meja.

Dan ketika semua makanan sudah siap, Tsukishiro-san membuka mulutnya dengan penuh semangat. 

“Sejujurnya, sampai pagi ini, aku berpikir kami semua akan mati kelaparan dalam beberapa hari, tapi berkat Kousaka-san, kami memiliki harapan untuk bertahan di masa depan. Karna itulah, kita semua perlu bekerja sama. Sejauh ini, aku jarang melakukan interaksi dengan Hoshimiya-san dan Ichinose-san, tapi aku harus mengubah kebijakan itu. Selain itu, kita juga harus menetapkan aturan untuk hidup bersama di tempat ini.”

Tsukishiro-san membuat keputusan itu dengan tenang dan kemudian, dia pergi mencari dua orang yang berada di lantai atas gedung ini. Aku merasa senang karena setidaknya aku merasa Tsukishiro-san memiliki harapan lebih untuk bisa bertahan.

“--- Wow…!!!”

Ichinose-san, yang dibawa Tsukishiro-san melebarkan matanya dan mengeluarkan suara kekaguman.

"Wow…! Ini terlihat seperti pesta ulang tahun…!!”

"Eh!? Kousaka-san membawakan semua ini untuk kita?”

Hoshimiya-san, yang memasuki ruang makan, juga berbicara dengan penuh semangat.

“Aku pikir mendapatkan bahan makanan adalah sebuah tantangan di mana kamu akan mempertaruhkan hidupmu…!!! Apa kamu tidak menemukan zombie di supermarket?”

“Jumlahnya sekitar 50. Aku mengikat semuanya dan menguncinya di tempat bongkar muatan.”

"Seriusan!? Bukankah mereka akan menggigitmu!?”

“Aku bisa menghindari semua serangan zombie.”

"Luar biasa! Apa kamu berlatih seni bela diri?”

"Tidak, tidak sama sekali. Aku dalam kondisi yang baik karena aku anggota klub going home.”

"Begitukah? Aku benar-benar tidak memahaminya, tapi kamu sudah mencoba yang terbaik~”

Hoshimiya-san tetap terkesan, tapi tiba-tiba, sesuatu terjadi padanya dan dia duduk di sebelah kananku dengan senyuman penuh arti di wajahnya.

Terlebih lagi, dia mendekatkan kursinya ke arahku untuk mendekatkan jarak kami dan menatapku dengan ramah. Tanpa sengaja, mataku tertuju pada belahan dadanya yang menonjol dari kamisolnya.

"Kalau begitu, sebagai imbalan atas kerja kerasmu, aku akan memberimu makan, Kousaka-kun. Kamu mau makan apa dulu?"

“Eh, tidak---”

Pada saat itu, Haruka duduk dengan paksa di kursi di depanku, untuk menunjukkan bahwa dia hadir di ruang makan.

Bahkan jika dia tidak melakukan itu, aku akan menolak ajakan Hoshimiya-san.

“Aku bisa makan sendiri, jadi aku baik-baik saja.”

Namun, Hoshimiya-san tetap bersikeras.

"Sudahlah, sudahlah. Izinkan aku berterima kasih karena telah menyelamatkan hidup kami, Kousaka-kun.”

“Be-begitu…?”

Jika dia mengatakan itu, sulit untuk mengatakan tidak.

Terlebih lagi, kami adalah teman yang akan hidup bersama mulai sekarang. Kalau begitu, aku akan menerima tawarannya.

“Yah, kalau begitu…”

“Oh, seorang pelanggan baru saja muncul~ Apa yang kamu inginkan pertama kali?”

“Mmm, Nodoguro…”

“Okay~ Ini, Nodoguromu~”

Hoshimiya-san mengatakan itu seolah dia sedang bernyanyi sambil memegang sumpit dan membawa Nodoguro ke mulutku.

“Katakan, Aaa~”

“… Itadakimasu.”

Fufufu, Enak?”

"Ya…"

“Senangnya. Oh astaga, bukan berarti aku menyiapkannya sendiri.”

"Hahahaha…"

Saat aku tertawa, aku dengan malu-malu mengalihkan pandanganku ke depan.

Haruka menyeringai di wajahnya dan tepat setelah mata kami bertemu, dia mulai menghentakkan kakiku ke bawah meja.

Dalam situasi seperti ini, tidak ada cara untuk mengetahui seperti apa rasa ikan lainnya.

Kemudian, seperti yang diharapkan, Hoshimiya-san juga merasakan sesuatu yang aneh sedang terjadi, jadi dia melihat ke arah Haruka yang sedang memasang wajah cemberut.

“Ada apa Hinata-chan? Kenapa wajahmu menakutkan sekali? Mungkinkah kamu ingin makan Nodoguro juga?” 

"Itu benar."

“Tapi kamu tidak perlu muram begitu, bukannya masih banyak yang tersisa?” 

“Tentu saja tidak~ Aku tipe orang yang ingin memonopoli apa yang dia suka~”

“Kamu tidak boleh seegois itu. Kita kan akan hidup bersama, jadi kita harus berbagi segalanya.”

“Yah, kamu benar. Maaf."

Haruka meminta maaf dengan suara yang menakutkan dan menancapkan sepuluh kukunya ke bagian atas kakiku.

Tidak sakit, tapi lebih baik aku pergi dari sini.

“Maaf, tapi aku harus pergi ke kamar mandi.”

Aku berdiri dan memutuskan untuk mengurung diri di kamar mandi sebentar, namun, aku tidak ingin mereka mengira aku sedang buang air besar, maka dari itu aku segera berubah pikiran dan keluar dari kamar mandi.

Tiba-tiba, aku menyadari bahwa Ichinose-san sedang menunggu di lorong.

Kalau dipikir-pikir, hanya ada satu kamar mandi perempuan di seluruh gedung.

"Ah, maaf."

Aku meminta maaf padanya dan mencoba pergi, tapi Ichinose-san meraih lengan bajuku.

“--- Eh?”

“… Aku sedang berpikir untuk menutupi lenganku dengan majalah.”

“--- Ya?”

“Saat melawan zombie, risiko lenganmu tergigit cukup tinggi, jadi lebih baik tutupi lenganmu dengan majalah dan melakbannya…”

Ichinose-san menggumamkan kata-kata itu dengan kurang percaya diri dan menunggu jawabanku.

"… Begitu ya. Kupikir akan lebih mudah jika memiliki sarung tangan, tapi memang benar kalau majalah bisa digunakan sebagai gantinya.”

Meski aku tidak membutuhkannya sekarang, tapi aku akan menggunakannya sebagai referensi saat mengajak Haruka keluar.

“Terimakasih banyak atas saranmu yang penting. Aku melihat beberapa majalah saat aku melihat-lihat asrama, jadi aku akan segera mencobanya.”

"Hehehe…"

Saat aku berterima kasih padanya, Ichinose-san tersenyum puas.



Dan tanpa masuk kamar mandi, dia kembali ke ruang makan.

Mungkinkah dia hanya menungguku untuk mengucapkan kata-kata itu kepadaku…?



Kembali ke ruang makan, Haruka kembali menyerang kakiku sementara Hoshimiya-san menyuapiku. Jadi aku selesai makan tanpa hampir merasakan rasa makanannya.

Saat mencuci piring, aku melihat Tsukishiro-san sedang memisahkan peralatan makan dari plastik dengan sisa makanan yang baru saja kami makan. Namun, aku merasa hal itu tak perlu dilakukan lagi karena belum ada yang akan mendaur ulang sampah plastik…

Tak lama setelah meja dirapikan, 5 orang duduk mengelilingi meja lagi. Kemudian, Tsukishiro-san berdiri, melihat ke arah kami semua, dan mengatakan hal berikut ini…

“Mulai hari ini, kita berlima akan tinggal sendirian di tempat ini. Aku rasa akan ada banyak kesulitan, tapi mari kita saling membantu. Terimakasih banyak untuk semuanya. Izinkan aku memperkenalkan diri lagi. Namaku Mai Tsukishiro, tahun ketiga SMA. Aku adalah bagian dari klub panah, jadi aku yakin dengan kemampuanku menggunakan busur.”

"Ayo! Pemimpin!!!"

Hoshimiya-san terlihat cukup ceria. Aku rasa dia merasa seperti itu karena mengetahui dia memiliki banyak makanan yang tersedia.

“Jadi, mari perkenalkan diri kita searah jarum jam. Sekarang giliranmu, Hoshimiya-san. Silahkan."

"Ya. Baik, aku Lisa Hoshimiya. Hobiku adalah bermain game… Aku tidak memiliki keahlian khusus seperti Tsukishiro-san, tapi biarkan aku yang mengurus pekerjaan rumah!”

“Aku Yuma Kousaka. Kemampuan spesialku adalah… mengikat zombie. Tolong biarkan aku mengurus persediaan makanan dan sebagainya. Jika kamu menginginkan sesuatu, jangan ragu untuk mengatakannya padaku."

“Aku Haruka Hinata. Aku juga tidak punya kemampuan khusus apa pun yang bisa berguna, tapi… Aku punya video Senpai yang sangat menarik, jadi jika ada di antara kalian yang mau melihatnya---”

"Berhenti."

"Oh, aku penasaran untuk melihatnya. Video apa itu?"

Fufufu, Jika ada kesempatan, aku akan menunjukkannya padamu Hoshimiya-senpai.”

Mengatakan itu, Haruka tersenyum penuh arti.

Dalam situasi macam apa kesempatan itu muncul…?

“Kalau begitu, Ichinose-san, tolong perkenalkan dirimu.”

Saat Tsukishiro-san mendesaknya untuk memperkenalkan dirinya, Ichinose-san berdiri dengan ekspresi gugup di wajahnya.

“… A-aku Ayumi Ichinose. Aku tidak punya... keahlian khusus, tapi... Aku suka membaca buku. Saat ini aku sedang membaca beberapa buku yang agak rumit. Aku sering membaca buku ilmu teknik dan… aku juga bisa melakukan perbaikan mesin sederhana.”

"Oh! Kamu gadis yang sangat berguna!”

Hoshimiya-san berteriak gembira. Yah, aku juga merasakan hal yang sama.

“Suatu saat, jika ada yang tidak berfungsi, kami akan memintamu untuk memperbaikinya. Kami akan senang jika kamu bergabung.”

"Hehehe…"

Setelah Ichinose-san tersenyum malu, dia duduk diam.

Lalu, setelah kami selesai memperkenalkan diri, Tsukishiro-san berdiri lagi.

“Karena kita baru saja memperkenalkan diri, sekarang kita punya waktu luang. Karena tidak ada lagi pekerjaan yang harus dilakukan di asrama, kalian bisa bersenang-senang sesuka kalian.”

“Bagaimana kalau kita mandi…?” 

"Itu ide yang bagus."

"Yeyyyy!!!"

Hoshimiya-san berteriak kegirangan lagi dan melompat dari kursinya.

Di sisi lain, Ichinose-san menutup mulutnya dengan tangannya dan menguap.

“Aku mau tidur di kamarku… Aku tidak bisa tidur sampai sekarang karena aku sangat cemas…”

“Aku akan membangunkanmu saat waktunya makan malam.”

"Terimakasih…"

Dengan begitulah, waktu makan siang telah berakhir dan kami semua meninggalkan meja, tapi segera setelah itu, Hoshimiya-san mendekatiku.

“Kousaka-kun, apa yang mau kamu lakukan sekarang? Jika kamu tidak keberatan, maukah kamu bermain game bermasaku? Tentu, setelah aku selesai mandi.”

“Maaf, tapi aku berencana pergi ke supermarket lagi. Kali ini aku akan pergi bersama Haruka.”

“Begitu… tidak masalah. Pergilah dan jaga dirimu baik-baik.”

Hoshimiya-san terlihat sedikit kecewa dan meninggalkan ruang makan. Mungkin ada sesuatu yang ingin dia bicarakan denganku…?

“Seperti yang diharapkan. Kamu menjadi sangat populer, Senpai.”

Sebelum aku menyadarinya, Haruka sudah berdiri tepat di sampingku. Dia menatapku seolah sedang memeriksa sesuatu.

“Aku tidak populer. Dia hanya berterima kasih padaku.”

“Kamu idiot ya, Senpai? Jika hanya berterimakasih, tidak ada alasan kenapa Hoshimiya-senpai harus menyuapimu dengan mengenakan baju terbuka seperti itu.”

“Kamu salah, selain makanan, baju tidak penting. Lagipula, mungkin dia hanya suka memakai baju seperti itu.”

“Senpai, kamu benar-benar idiot. Ini pertama kalinya aku melihatmu begitu bodoh.”

“Berhentilah memakiku…”

“… Yah, aku senang mendengarnya meskipun Hoshimiya-senpai mengajakmu untuk bersamanya, kamu lebih mengutamakan janjimu denganku…”

Mengatakan itu, Haruka tersenyum malu dan saat kami sedang mengobrol, Tsukishiro-san mendekati kami.

“Aku ingin memutuskan di ruangan mana kalian berdua akan tinggal, Hinata-san, Kousaka-kun. Aku akan sangat menghargai jika kamu bisa memberitahuku di lantai mana kamu ingin tinggal atau jika kamu menginginkan kamar di sudut.”

“Aku lebih memilih lantai satu, karena, jika ada zombie yang menerobos gerbang, aku akan segera membereskannya.”

“Terimakasih sudah memikirkan keselamatan kami. Sebentar lagi aku akan membersihkan ruangan yang paling dekat dengan pintu masuk gedung agar kamu bisa menggunakannya. Dan kamu Hinata-san?”

“Sama dengan Senpai.”

“………? Maksudmu kamu ingin berada di kamar sebelah kamar Kousaka-kun?”

"Eh? Bukankah dia dan aku akan berbagi kamar?”

Haruka sedikit memiringkan kepalanya, sementara Tsukishiro-san menatapku dengan heran, tapi aku tidak tahu apa-apa tentang ini, jadi aku tak tahu bagaimana aku harus bereaksi terhadap situasi ini.

“Asrama ini melarang masuknya anak laki-laki, kan? Tapi karena itu tidak masuk akal, kalian memutuskan untuk membiarkan Senpai tinggal di tempat ini, jadi untuk menghindari masalah, aku akan menjadi teman sekamarnya dan menjaganya.”

“Kamu tidak perlu melakukannya. Kami sudah memutuskan bahwa Kousaka-san adalah orang yang bisa dipercaya. Tolong pilih ruangan lain.”

"Tidak, tentu saja tidak. Meskipun Senpai terlihat tenang dan dapat dipercaya, dia sebenarnya adalah laki-laki yang haus akan nafsu, jadi kamu tidak boleh lengah---”

“Jangan katakan apapun yang bisa menyebabkan kesalahpahaman!”

Haruka hendak mengatakan sesuatu yang buruk, jadi aku buru-buru memotongnya. Aku tidak tahu apa yang ingin dia katakan, tapi ada banyak hal yang ingin dia katakan, seperti bagaimana aku memijat payudaranya di tepi sungai atau bagaimana aku melihatnya telanjang melalui kaca buram.

Karena tidak menjawab akan menjadi masalah, aku memutuskan untuk mengatakan hal ini.

“Aku tidak punya masalah berbagi kamar dengan Haruka. Selain itu, jika terjadi sesuatu, aku akan bisa membuktikan bahwa aku bukanlah pelakunya karena aku punya alibi.”

“Tapi, bukankah tidak pantas jika laki-laki dan perempuan belum menikah tidur di kamar yang sama? Ngomong-ngomong, jika benar kamu adalah laki-laki yang haus akan nafsu, bukankah Hinata-san akan berada dalam bahaya karenamu?"

“… Senpai bisa bertanggung jawab…” Haruka bergumam dengan malu.

Jika memungkinkan, aku ingin dia menyangkal kemungkinanku bahwa aku menyerang dia…

“Aku sudah mengenal Senpai sejak Sekolah Dasar, jadi kupikir aku akan bisa mengatasinya. Tolong izinkan aku tinggal sekamar dengannya untuk menjaganya.”

Dia mengatakan hal-hal yang sangat tidak sopan, tetapi jika aku mengatakan sesuatu, percakapannya akan menjadi rumit, jadi sebaiknya aku akhiri ini untuk selamanya.

“… Jadi sejak Sekolah Dasar…”

Tsukishiro-san bergumam tanpa ada yang tahu. Dia tampak merasa sedikit kesepian, namun dia kembali memasang ekspresi serius.

"Baiklah. Kalau kalian berdua ingin menggunakan ruangan yang sama yang paling dekat dengan pintu masuk gedung ini. Ngomong-ngomong, saat ini aku adalah pengurus seluruh asrama, jadi aku harus bertindak cepat jika terjadi sesuatu. Karna itulah, aku akan mengganti kamarku di sebelahmu. Kamu tahu, jika aku mendengar sesuatu yang aneh atau terjadi kecelakaan, aku akan segera menemuimu, jadi ingatlah itu.”

   

Komentar

Options

Not work with dark mode
Reset