Chapter 4 - Malam Natal dan Sumpah
Salju putih perlahan turun dari atas pada Malam Natal.
Malam natal--- itu hanya terjadi setahun sekali.
Keluarga Katsuragi tidak memiliki cara khusus untuk
menghabiskan Malam Natal. Miu dan aku merayakannya bersama di rumah, kami
bisa menghabiskannya di luar sambil makan malam bersama, terkadang Miu diundang
ke pesta di rumah teman atau kami bisa pergi ke rumah Ta-kun.
Aku menikmati Malam Natal dengan cara yang berbeda.
Tapi tahun ini--- Aku menolak untuk makan di luar karena secara
fisik aku merasa tidak enak badan. Juga, tidak baik membiarkan diriku terkena
udara dingin dan aku mungkin terpeleset saat berjalan karena ada banyak salju.
Itu sebabnya aku memutuskan untuk mengadakan pesta di
rumahku.
Antara Miu, Ta-kun dan aku.
Sekarang rasanya sudah menjadi rutinitas--- untuk
mengundang Ta-kun.
Aku tidak bisa berhenti melakukannya.
Karena bagi Miu dan aku, dia telah menjadi orang yang
sangat penting bagi kami.
"Baiklah, kalau begitu... Selamat Natal!"
Bersamaan dengan kata-kata Miu yang energik, kami bertiga
bersulang.
“Haa~~~~, ini enak sekali. Kurasa ini minuman ringan,
tapi tetap enak ketika kamu meminumnya saat Natal."
Setelah minum chammery dengan puas, Miu mengisi ulang
gelasnya.
Kami bertiga minum minuman non alkohol di Malam Natal.
“Apa kamu tidak apa-apa dengan meminum itu, Ta-kun? Kamu
tidak harus minum yang sama seperti kami."
"Tidak, tidak apa-apa. Sebenarnya, minum
alkohol sendirian itu membosankan."
"Nee, Taku-nii, bisakah kita makan ayamnya
sekarang?"
"Ahh, sebentar. Aku akan memotongnya
sekarang."
Ayam panggang besar adalah menu spesial hari ini dan
berada di tengah meja.
Itu adalah hidangan yang memberikan semangat di Natal ini.
Ta-kun memotong ayam panggang menjadi beberapa bagian
untuk kami dengan tangannya yang terampil.
"Hmm! Apa ini!? Ini enak!"
"Ya! Rasanya sangat enak!"
Miu dan aku sangat terkesan dengan rasa
ayamnya. Renyah di luar dan juicy di dalam. Rasanya sangat lezat
tanpa berlebihan atau memuji-muji.
"Baguslah. Itu sepadan dengan latihannya."
Ta-kun tersenyum senang.
“Taku-nii, kamu benar-benar luar biasa. Aku tidak
menyangka kamu bisa memasak sesuatu yang luar biasa seperti ini, Bukankah kamu lebih
pandai memasak dari mama?”
"He-hei, Miu!"