Prolog
Aku memiliki manga komedi romantis yang sangat aku sukai. Judulnya adalah 'Teman masa kecil dan Ojousama, aku tidak bisa memiliki komedi romantis yang normal'.
Protagonisnya adalah Yuichi Shigemoto, seorang siswa SMA yang jatuh cinta dengan seorang gadis yang ditemuinya di sekolah, Shiho Fujise. Namun saat dia mencoba mengungkapkan perasaannya kepadanya, teman masa kecilnya, Kaori Tojo, menghalanginya.
Dengan menggunakan uang dan kekuasaannya, Kaori melakukan semua yang dia bisa untuk mengganggu momen berduaan Shiho dan Yuuichi, sampai dia menjadikannya tunangannya.
Pada awalnya, protagonis melihat Kaori sebagai pengganggu, tetapi ketika dia menyadari bahwa Kaori bertindak seperti itu karena dia sebenarnya menyukainya, dia mulai tertarik padanya.
Namun, ternyata Shiho, gadis yang disukai sang protagonis, juga merasakan hal yang sama terhadapnya. Shiho adalah gadis yang tulus dan murni yang hanya menyukai protagonis, sementara Kaori, meskipun dengan cara yang aneh, ingin memilikinya hanya untuk dirinya sendiri.
Kisah cinta segitiga ini menyentuh sekaligus lucu. Manga itu sangat populer dan akan segera diadaptasi menjadi Anime.
Aku biasanya tidak membaca banyak manga komedi romantis, tapi yang satu ini menarik bagiku. Dan ketika aku membaca manga semacam ini, aku selalu memiliki karakter favorit.
Di SMA-ku, orang-orang banyak yang membacanya juga, dan masih diperdebatkan apakah mereka lebih menyukai Shiho Fujise atau Kaori Tojo. Secara umum, pendapatnya terbagi dua… Namun dalam kasusku, ada pihak ketiga yang menarik perhatianku.
Itu bukan Kaori Tojo atau Shiho Fujise. Karakter favoritku adalah Sei Shimada, sahabat Shiho.
Dialah yang dianggap sebagai heroine yang pasti tidak akan berakhir dengan protagonis. Manga ini, yang dikenal dengan judul 'Ojoujama', Kaori Tojo dan Shiho Fujise sebagai heroine utamanya.
Ceritanya didasarkan pada protagonis yang harus memilih salah satu dari dua gadis itu, itulah premis mutlak dari plotnya… Tetapi untuk menghidupkan cerita, ada juga heroine lainnya.
Dan salah satunya adalah Sei Shimada. Dia adalah seorang gadis berambut pendek dengan warna perak yang khas, mata dengan tatapan tajam, dan penampilan yang sedikit keren. Dia sangat cantik dan karena penampilannya, dia ditampilkan sebagai perempuan yang menarik di mata gadis-gadis lain dalam cerita.
Aku benar-benar jatuh cinta padanya. Mungkin aneh rasanya jatuh cinta dengan karakter manga, tapi cintaku padanya nyata.
Aku seorang siswa SMA, dan aku biasanya bekerja paruh waktu, dengan uang yang aku dapatkan, aku menghabiskan sebagian besar gajiku untuk membeli merchandise Sei-chan. Aku sangat mencintainya, dan aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan begitu terobsesi dengannya.
Dan seperti yang biasa kulakukan sepulang kerja, aku pergi ke toko untuk membeli lebih banyak merchandise Sei-chan. Dan karena telah diumumkan bahwa itu akan ada adaptasi anime, lebih banyak lagi produk yang dijual.
Namun, uangku semakin menipis, dan tidak lagi cukup untuk membeli produk-produk yang benar-benar menarik bagiku. Aku tidak punya pilihan selain berusaha lebih keras untuk bekerja.
Saat aku sedang berjalan di sepanjang trotoar, sibuk dengan urusanku sendiri, aku mendengar sebuah teriakan di belakangku dan secara naluriah aku berbalik. Hal pertama yang aku lihat adalah sebuah truk yang hendak menabrakku.
Itu sebuah truk besar dan aku tidak punya waktu lagi untuk menghindarinya. Selain itu, apa yang dilakukan truk di trotoar? Ah, sopirnya turu. Sopir sialan!
Dan dalam waktu kurang dari satu detik, saat aku menyatakan ketidakpuasanku di dalam hati, tabrakkan pun terjadi. Fakta bahwa aku sempat memikirkannya sebelum truk itu menabrakku, berarti ini seperti fenomena perlambatan terkenal yang kau alami tepat sebelum kau mati.
Aku tidak percaya ini adalah akhir dari diriku. Aku masih belum ingin mati, aku masih SMA, dan aku belum selesai membaca sisa 'Ojoujama'. Aku ingin membaca bagian akhir.
Aku tahu Sei-chan tidak akan mendapatkan hadiah yang pantas diterimanya, tetapi aku ingin tahu bagaimana ceritanya akan berkembang. Banyak merchandise Sei-chan yang keluar dan aku harus membelinya. Aku tidak bisa mati di sini… aku ingin hidup…
Aku memejamkan mata, dan tubuhku mengalami guncangan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya sepanjang hidupku, membuatku kehilangan kesadaran.