Ads 728x90

Mirai Kara Kita Hanayome no Himegi-san ga Vol 1 Prolog

Posted by Chova, Released on

Option


Prolog


Ini masih terlalu awal untuk bunga sakura untuk bermekaran, di mana perasaan seorang anak laki-laki menyebar dengan cepat.


Kau tidak bisa memutar waktu. Manusia tidak dapat memutar kembali waktu, tidak peduli berapa banyak yang mereka inginkan.


Meski begitu, aku ingin kembali ke masa lalu jika aku bisa. Kembali setidaknya lima menit- Tidak, aku ingin kembali ke kemarin malam dan memukul wajahku sendiri saat aku tersenyum di mejaku menulis surat cinta. Ya, aku sangat bersemangat dan gugup.


Tapi aku tidak bisa menahannya. Pada di hari aku memasuki sekolah, aku melihatnya dan jatuh cinta padanya. Aku masih ingat dengan jelas momen itu.


Sama seperti sekarang, dengan rambut hitamnya yang indah tertiup angin musim semi, aku melihatnya berjalan dengan anggun di sepanjang jalan pohon sakura- Itu langsung mencuri mata dan hatiku.


Itu adalah pertemuan pertamaku dengannya. Tidak butuh waktu lama bagiku untuk menyadari bahwa dia adalah cinta pertamaku; Namun, tidak masalah jika kupikir ini adalah takdir, karena baginya itu tidak lebih dari sebuah momen biasa.


Mengapa aku tidak menyadari ini sebelumnya…?


“Seperti yang kukatakan sebelumnya, bukannya aku tidak menyukaimu atau semacamnya Ouji-kun, hanya saja, saat ini, aku tidak berpikir untuk berkencan dengan seseorang … maafkan aku. Aku tidak bisa membalas perasaanmu.”


Dia- adalah Touka Himegi. Itu adalah orang yang menatap wajahku, mengatakan itu dengan suara yang sangat jelas, dan menundukkan kepalanya untuk meminta maaf.


“Ah, tidak, tolong angkat kepalamu. Aku juga minta maaf … karna ini sangat mendadak.”


Sampai saat ini, aku masih hanya terus memikirkan diriku sendiri.


Aku merasakan betapa cerobohnya diriku dan hal itu membuatku merasa menyedihkan dari lubuk hatiku.


“… Kurasa tidak baik bagimu untuk mengatakan itu, tolong jangan merasa tidak enak. Yah, aku memiliki sesuatu untuk dilakukan, jadi aku permisi dulu."


Wajahnya diwarnai oranye dari cahaya senja redup yang bersinar melalui jendela.


Ahhhh, dia sungguh gadis yang cantik.


“Maaf aku tiba-tiba memanggilmu, meskipun ada yang harus kamu lakukan. Maafkan aku dan jangan khawatirkan ini, Himegi-san. Aku akan melakukan yang terbaik untuk tidak memikirkan hal ini … "


"Baiklah. Sampai jumpa minggu depan."


Dia menundukkan kepalanya dalam-dalam dan pergi dari ruang kelas yang kosong.


"Sampai jumpa minggu depan…"


Apakah aku bisa melihatnya minggu depan tanpa rasa canggung?


Aku pasti harus bersikap percanya diri, tapi memikirkannya membuatku ingin membenturkan kepalaku ke dinding lagi dan lagi.


“Ughh. Aku benar-benar ingin kembali ke masa lalu dan kembali ke hari kemarin.”


Berada di kelas yang sama dengannya, bahagia, diliputi emosi, menulis surat cinta tanpa memikirkannya terlalu banyak, memanggilnya untuk datang ke ruang kelas kosong sepulang sekolah dan ditolak hanya dalam sepuluh detik tidak akan hilang begitu saja, bahkan jika aku memikirkannya kepalaku. Kalau dipikir-pikir lagi, bagaimana aku bisa percaya bahwa aku memiliki peluang untuk menang?


Touka Himegi adalah bunga yang tak terjangkau. Rambut hitam panjang dan lurus dengan wajah yang terawat. Juga, dia tinggi dan seorang gadis dengan tubuh langsing.


Dia memiliki payudara yang begitu besar sehingga ibuku dan teman masa kecilku iri padanya setiap kali mereka melihatnya. Pinggang dan pinggulnya kencang. Singkatnya, menurutku dia memiliki gaya seorang model.


Pada saat yang sama, kepribadiannya tidak terlalu rumit, dan kemampuan atletiknya luar biasa.


Dengan kata lain, tanpa diragukan lagi, dia adalah gadis tercantik dan nomor satu di seluruh SMA.


“… Bagaimana mungkin aku berpikir bahwa aku memiliki kemungkinan kecil untuk berkencan dengan gadis seperti itu?” 


Apakah aku ini gila? Seriusan, apakah aku baj ingan gila?


Aku lebih baik pulang. Lagipula, aku tidak ingin ada yang melihatku sekarang.


Memikirkan hal itu dan ketika aku mencoba mencapai pintu……


“… Itu penolakan yang luar biasa, bukan? Aku merasa prihatin padamu, Pangeran."


Aku mendengar suara yang akrab datang dari pintu belakang kelas.


Aku berbalik dan melihat bahwa itu adalah teman masa kecilku, Kanako Chikada, yang memiliki penampilan seperti siswi SMP. Dia menatapku dengan senyum masam di wajahnya.


"Kamu melihatnya?"


“Bersih-bersih, bersih-bersih. Klub jurnalis memiliki tugas untuk membersihkan ruang kelas ini. Kamu harus berterima kasih kepadaku, Hakuma. Aku pikir kamu akan depresi jika anggota klub lain melihatmu seperti ini sekarang, jadi aku menyuruh mereka pulang."


Aku sangat berterima kasih atas kebaikan teman masa kecilku.


Apakah kau sebaik itu? Maaf, tapi aku selalu berpikir dari lubuk hatiku bahwa kau adalah gadis mungil atau gadis berdada kecil atau semacamnya.


“Yah, berkat itu, aku bisa merekam video yang menyenangkan dan eksklusif, jadi semuanya baik-baik saja…”


Kanako mengeluarkan ponsel dari sakunya dan menunjukkan layarnya kepadaku dengan senyuman di wajahnya.


Itu adalah video seorang anak laki-laki berambut coklat dengan wajah memerah mencoba yang terbaik untuk menyatakan cinta kepada seorang gadis berambut hitam dengan tanda-tanda ia ingin menangis.


"Ini pertama kalinya aku mendengar kalau kamu menyukai Himegi-san."


“Beraninya kau melakukan itu? Jangan mengambil foto atau merekam video tanpa izin…”


"Kurasa tidak terlalu buruk. Apa yang membuat, sang pangeran yang ditolak ini jatuh cinta pada Himegi-san?"


"Dia tidak menertawakan impianku."


Pada hari pertama sekolah, ketika setiap siswa diperkenalkan kepada semua orang, giliranku dan aku berkata:


'Aku ingin menjadi pesulap profesional dan melakukan trik sulap di Las Vegas serta melakukan pertunjukan sulap gratis untuk anak-anak yang belum pernah melihat kehebatan sulap sebelumnya.'


Pada saat itu, banyak teman sekelasku yang menertawakan mimpiku, tetapi hanya dialah satu-satunya yang mendengarkan kata-kataku dengan terpana. Karna itulah aku ingin menyampaikan perasaan ini kepada Himegi-san.


"Sisanya adalah cinta pada pandangan pertama."


"Jadi begitu!"


"Aku tidak akan menyangkalnya."


“Yah, sebagai permulaan, orang tidak tahu apakah kamu ini laki-laki atau perempuan. Penampilanmu tidak mendukung, bukan begitu?"


Aku benci karena nama dan penampilanku diolok-olok. Oleh karena itu, aku telah memutuskan bahwa aku tidak akan memaafkan siapa pun yang mengolok-olok, bahkan teman masa kecilku sendiri.


“Baiklah, judul apa yang harus kita berikan untuk berita selanjutnya? 'Pangeran yang malang- ditolak secara tragis!' atau 'Pangeran yang malang dan pengakuannya yang sembrono!' mana yang lebih kamu sukai?"


“… Nah, Kanako-san, apakah kamu lebih suka dicekik olehku seperti ini atau ku melempar tubuh kecilmu itu dari lantai lima sekolah? Mana yang kamu pilih?” 


Secara pribadi, aku ingin membuat segala macam rasa sakit padamu.


Berengsek! Aku malu karena aku pikir dia adalah gadis yang baik.


“Mari kita kesampingkan itu. Aku punya permintaan untukmu."


“… Seperti biasa, kamu tidak pernah mendengarkan apa yang dikatakan orang kepadamu.”


"Ini."


Dari saku roknya, dia mengambil selembar kertas seukuran kartu nama dan meletakkannya di atas meja.


"Huh? Tiket untuk ramalan?"


“Ya, itu adalah tiket gratis untuk ramalan. Ini hadiah untukmu, Hakuma."


"Kamu memberiku hadiah, Kanako! Apa yang kamu inginkan?"


Aku sudah mengenalnya sejak lama. Itu sebabnya aku cepat mengerti apa yang dia lakukan. Kanako merencanakan untuk memaksaku melakukan sesuatu. Untuk semua ini, aku tidak tertarik pada ramalan atau apapun yang berhubungan dengannya, oleh karena itu, itu adalah hadiah yang tidak membuatku senang.


“Baru-baru ini aku mendengar bahwa peramal itu terkenal karena apa yang dikatakannya benar, yang membuatnya populer di kalangan murid.”


“Jadi dia adalah seseorang yang melakukan banyak hal dengan benar. Yah, itu jauh lebih baik daripada tidak melakukannya, bukan?" 


Setelah mengatakan itu, aku mengambil tiket peramal yang ada di atas meja dan menyerahkannya kembali ke Kanako.


“… Karena kamu adalah wakil presiden dari klub penelitian sihir, kamu akan dapat mengetahui apakah kekuatan misterius peramal itu nyata atau hanya tipuan, bukan? Itu sebabnya aku memintamu untuk menyelidikinya, Hakuma. Ah, ngomong-ngomong, tiketnya akan berakhir hari ini, jadi sebaiknya kamu segera menemuinya.”


"Mengapa kamu menghubungkannya dengan penelitian sihir?"


“Aku harus membersihkan kelas ini sekarang. Karena itulah, masuk akal bagimu untuk menyelidikinya sebagai penggantiku.”


Kata-kata dan permintaan maaf yang tidak berarti itu membuat kepalaku pusing.


Pendidikan macam apa yang dibutuhkan seseorang untuk memiliki penalaran yang tidak nyambung seperti itu?


“Kalau begitu, biar aku yang melakukan bersih-bersih untukmu. Kamu bisa pergi dan menemui si peramal.”


"Sayangnya aku ada kencan karaoke dengan pacarku setelah selesai bersih-bersih, jadi aku tidak punya waktu untuk pergi menemui peramal."


Jadi itu intinya. Dengan kata lain, dia mempertimbangkan kencan dengan pacarnya dan kegiatan klubnya, lalu memprioritaskan kencan dengan pacarnya.


“Hei, Kanako, apa kamu ingat apa yang terjadi saat tahun lalu? Kamu yang baru saja bergabung dengan klub jurnalis dengan penuh semangat. Bukankah kamu selalu mengatakan: 'Aku ingin memberikan berbagai informasi kepada semua orang', bukan? Tapi, sekarang kamu melewatkan kegiatan klub dan hanya berkencan dengan pacarmu, betapa menyedihkannya! Itu membuatku sangat sedih untuk berpikir bahwa kamu ini adalah teman masa kecilku.”


“Pacarku memiliki action figure yang belum dibuka dari kotaknya lho, yang aku tahu kamu menginginkannya, Hakuma. Jika kamu bisa pergi hari ini, aku---”


“--- Oke, oke, aku akan pergi! Tolong biarkan aku untuk menyelidiki si peramal itu.”


Jika ada hadiah seperti itu, aku lebih suka kau memberitahuku terlebih dahulu. Selama aku mendapatkan action figure yang aku inginkan, aku bersedia menemui si peramal.


“Seperti biasa, kamu adalah laki-laki yang hanya peduli pada hal-hal itu. Dari lubuk hatiku, aku sedih mengetahui bahwa kamu adalah teman masa kecilku.”


"Katakan apapun yang kamu mau. Tapi, sebaiknya kamu menepati janjimu.”


"Iya, aku tahu. Lakukan penelitian yang cukup untuk membuat berita yang bagus untuk klub.”


"Dimengerti. Aku akan mencaritahu apakah si peramal itu adalah seorang penipu atau apakah dia mengatakan yang sebenarnya."


"Bagus, kalau begitu aku akan menunggu laporanmu."


"Baiklah kalau begitu, aku akan pergi menemui si peramal terkenal itu."


Aku memasukkan tiket ramalan gratis ke dalam saku dan mencoba meninggalkan ruang kelas lalu---


"--- Apakah sudah tidak apa-apa jika aku masuk sekarang?"


Seorang siswa memasuki ruangan dari lorong.


Itu Takashi Harukawa. Anak laki-laki tampan dan anggota klub sepak bola, yang berada di kelas tiga tahun kedua SMA, sama sepertiku.


Meskipun baru beberapa hari sejak dia memulai tahun keduanya di SMA, dia sudah diperlakukan seperti pemimpin di kelas kami. Itu logis karena dia sangat pandai secara akademis, memiliki kemampuan atletik yang tinggi dan wajah yang tampan. Ngomong-ngomong, laki-laki ini punya pacar yang kurang ajar----


"Maaf, ahhh Takashikyun sayangku~"


Pacar Harukawa-kun bersuara manis dan memeluknya.



“…………”



Aku tidak bermaksud buruk, tetapi kombinasi itu cukup aneh bagiku.


Aku tidak pernah berpikir bahwa teman masa kecilku akan mendapatkan pacar tingkat tinggi seperti itu.


Kami sudah saling kenal sejak taman kanak-kanak, tapi aku tidak pernah membayangkan suara manis seperti itu bisa keluar dari mulut Kanako.


Apa yang harus aku lakukan? Rekam lalu memutarnya sekeras mungkin setelah mereka selesai?


"Maafkan aku sudah membuatmu menunggu di lorong, Takashikyun sayangku~"


"Tidak apa."


“……….”


Lebih baik aku kabur sebelum mereka berdua memasuki dunia mereka sendiri. Tidak baik tetap di sini demi kesehatan mentalku.


Hal yang menyedihkan adalah pada hari yang sama ketika aku ditolak, aku harus melihat adegan romantis antara sepasang kekasih.


Rupanya ditolak oleh Himegi-san telah membuatku lebih terluka dari yang kukira.


"Baiklah, kalau begitu, aku duluan, ya. Aku akan meninggalkan kalian untuk bersenang-senang bersama."


Aku mengucapkan selamat tinggal kepada Kanako dan pacarnya, yang matanya berbentuk hati, lalu aku bersiap untuk pulang.


"Ah, maafkan aku Ouji-kun."


“Kamu tidak perlu khawatir. Kanako, tolong kirimkan aku semua informasi tentang peramal, meskipun itu melalui LINE."


"Okeyy. Jika kamu tidak melakukannya dengan benar, aku tidak akan memberikan apa yang kamu inginkan."


"… Aku akan melakukan yang terbaik."


Dia memiliki sikap yang sedikit berbeda. Nah, jika dia berbicara dengan ku dengan suara manis seperti itu, aku yakin aku akan sakit perut, jadi aku tidak keberatan sama sekali.


"Kanako?"


"Apa?"


"Kamu seharusnya tidak membuat si penyihir dalam masalah."


Aku mengatakan itu dan meninggalkan kelas, dan begitu aku pergi, aku mendengar suara gaduh Kanako dari dalam kelas.


"Eh? Apa? Sejak kapan kakiku diikat dengan tali!!”


Aku memutuskan bahwa aku tidak akan pernah memaafkan siapa pun yang mengolok-olok nama atau penampilanku.


Oleh karena itu, siapa pun yang melakukan itu akan dihukum.


“Hakumaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!”


Teriakan amarah Kanako terdengar di seluruh sekolah.


♦♦♦


“Apakah itu si peramal terkenal…?


Mengandalkan informasi yang Kanako kirimkan kepadaku, aku menghubungi peramal terkenal itu.


Tempatnya terletak di antara dua gedung, memiliki sedikit cahaya dan dekat dengan stasiun.


Di tempat itu, kursi dan meja berjejer sementara dia dengan tenang melakukan pekerjaannya.


Dia bertemu dengan beberapa klien yang merupakan mahasiswa dan tampaknya peramal itu sedang melihat telapak tangannya.


Kata-kata kebahagiaan terbang di udara. Aku tidak tahu apakah peramal itu benar-benar memiliki kekuatan magis atau tidak, tetapi dia tampaknya pandai berbicara.


Aku mendengar itu populer jadi aku bersiap untuk mengantri, namun aku beruntung karena tidak ada antrian.


Sejujurnya, aku hanya berpikir untuk pulang jika ada lebih dari sepuluh orang yang mengantri, tetapi karena tidak seperti itu, aku hanya melihat dari kejauhan.


Aku tidak mengalihkan pandangan dari setiap gerakan yang dilakukan si peramal untuk melihat apakah aku dapat menemukan sesuatu yang aneh.


Menurut informasi yang Kanako berikan padaku…


"Dia menyarankanku untuk membawa ibuku ke rumah sakit, dan ketika aku melakukannya, mereka mendeteksi bahwa ia menderita penyakit, tetapi pada akhirnya ia selamat berkat operasi."


"Dia mengetahui bahwa pacar kakak perempuanku adalah seorang penipu."


"Berhasil menemukan anjingku yang hilang."


"Dia tahu rahasia yang tidak pernah aku ceritakan kepada siapa pun."


Yah, jika benar dia menebak semua itu, maka dia benar-benar peramal yang hebat.


Omong-omong, pesan terakhir tertulis: 'Mati sana, idiot!' dan 'Kau pangeran yang menyebalkan!' Selain kata-kata kasar lainnya yang dikirim olehnya. Terlihat jelas bahwa dia kesulitan melepaskan diri dari ikatan tali.


Jika kau bertanya kepadaku, menurutku peramal adalah sekelompok pembohong, namun, jika orang yang menerima ramalan itu puas dengan itu, maka menurutku tidak ada masalah khusus.


Jika pada saat itu, beberapa ribu yen membuat seseorang bahagia atau memberi mereka kesempatan untuk menghadapi diri sendiri, ternyata itu adalah pekerjaan yang baik dan bahkan memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat.


Tentu saja, metode pemasaran paranomal yang tidak bermoral, seperti menjual vas-vas mahal kepada orang-orang, beberapa rosario atau benda-benda doa, serta dompet, tidak mungkin dilakukan.


Sambil memikirkan hal-hal seperti itu, ramalan klien sebelumnya sudah berakhir.


Kedua perempuan itu tampak senang dengan hasil ramalan mereka, saat mereka berjalan ke stasiun dengan ekspresi yang berbeda daripada ketika aku melihat mereka, semuanya santai.


Saat berjalan ke peramal, duduk dengan nyaman di kursi logam, dan menyerahkan tiket peramal gratis kepadanya.


“Maaf, saya dengar jika saya memiliki tiket ini, anda dapat meramal nasib saya secara gratis…”


"Ya, tapi itu hanya sekali, jadi kali ini akan gratis."


Peramal itu mengangguk dan menerima tiketnya. Jika ada situasi di mana aku harus mendapatkan uang, bahkan jika itu hanya satu yen, aku akan bersikap seperti dia…


"Ini pertama kalinya saya diramal."


"Oh! Begitu."


Kalau dipikir-pikir, ini pertama kalinya aku benar-benar diramal, oleh karena itu aku melihat ke arah peramal. Dia mengenakan jubah hitam pekat di kepalanya, wajahnya disembunyikan oleh tudung hitam, dan satu-satunya hal yang bisa dilihat dari wajah aslinya adalah matanya.


Namun, dia bisa membuat prediksi dengan mata dan suaranya. Usia peramal itu mungkin sekitar 70 tahun.


Bagaimana aku harus mengatakannya? Bagiku, dia adalah peramal seperti yang aku bayangkan.


"Apa ada sesuatu?"


“Bukan apa-apa, tapi suasana di sekelilingnya misterius, jadi saya hanya sedikit gugup.”


"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."


"... Kalau boleh tahu, ramalan macam apa yang bisa anda lakukan?"


"Aku sudah menguasai kristal, tarot, palmistry, horoskop, feng shui, dan semua jenis ramalan."


"… Mana yang akan anda rekomendasikan?"


“Mari kita lihat, aku akan membuat tebakan terbaik untukmu. Tolong beri tahu aku namamu."


“… Namaku, Takashi Harukawa.”


Aku berbohong. Aku berbohong karena dua alasan. Pertama, aku memberitahu wanita tua itu nama palsu untuk melihat apakah dia bisa mendeteksi kebohongan dan kedua; itu karena aku tidak ingin memberikan informasi pribadiku kepada orang yang aku temui pertama kali. Itu sebabnya aku memberitahu dia nama teman sekelasku, Takashi Harukawa. Aku tidak merasa bersalah tentang itu.


"Kamu sangat tidak percaya diri dengan namamu, bukan?"


“--- Eh!?”


“Itu sebabnya kamu tidak mau memberitahuku namamu. Ayolah, kamu tidak bisa berbohong padaku. Tolong beritahu aku nama aslimu."



Ke-kenapa kebohongan itu terungkap? Ngomong-ngomong, apa yang dikatakan wanita tua itu benar, aku hanya tidak ingin menggunakan nama asliku. Aku mencoba menipunya dengan menggunakan nama pacar Kanako.


"... Uh, mmm... Namaku... Hakuma... Ouji."


Mengapa hanya menyebut namaku sendiri sudah menimbulkan rasa malu dan kebaikan?


Tidak, aku mengerti. Namaku adalah apa yang orang sebut sebagai nama yang eksentrik, tetapi bahkan nama ini memiliki satu atau dua hal kelebihan.


Itu adalah nama yang memiliki pengaruh setiap kali seseorang mendengarnya, sehingga mereka tidak akan pernah melupakannya.


Aku bahkan membuat semua orang tertawa ketika aku memperkenalkan diri minggu lalu di awal sekolah.


Meski begitu, jika mereka bertanya apakah aku suka namaku, aku akan menjawab 'TIDAK' dengan sekuat tenaga. Di masa depan, aku ingin mengubah namaku atau mengambil nama keluarga ketika aku menikah.


… Mungkinkah alasan mengapa Himegi-san menolakku hari ini adalah karena namaku?


"Itu nama yang lucu".


"… Apa anda benar-benar berpikir begitu?"


"Ya, itu nama yang cocok untukmu."


"Saya pribadi berpikir bahwa meskipun itu sangat lucu, itu adalah nama yang tidak bisa diterima..."


"Aku menyukainya."


Mata merah wanita tua itu tidak memiliki sedikit pun keraguan.


Rupanya, dia tidak memuji namaku untuk menyanjungku.


"Saya tidak keberatan dipuji oleh wanita cantik seperti anda."


"Oh, jadi kamu mau menikah denganku?"


"Sebelum itu terjadi, anda harus bercerai."


Aku melihat jari manis kiri wanita tua itu dan mendeteksi bahwa dia memiliki cincin berkilau di jarinya.


Kehebatan itu adalah bukti bahwa dia pasti mencintai seseorang dan dia dicintai oleh seseorang.


“Ara, aku sedang diamati. Baiklah, mari kita mulai dengan menilai nama belakangmu."


Wanita tua itu mengeluarkan pulpen dan mulai menulis di selembar kertas kosong.


“--- Eh!?”


Aku terus terang terkejut. Aku berencana memasang wajah poker sebanyak mungkin, tetapi aku tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut.


Wanita tua itu menulis namaku.


Dia menulis '王寺白馬/Hakuma Ouji' di kertas kosong dengan tulisan tangan yang indah.


Aku hanya secara lisan memberitahu dia namaku.


Dengan kata lain, aku tidak menyebutkan atau menunjukkan padanya kanji untuk namaku, namun, si peramal menulis namaku tanpa ragu-ragu.


Jika aku dipanggil 'やまだたろう/Yamada Tarou', aku berpikir siapa pun akan menulis kanji '山田太郎/Yamada Tarou' dengan benar tanpa ragu-ragu, tetapi nama depan dan belakangku seharusnya tidak mudah ditulis dengan kanji yang benar…


"Apa ada sesuatu?" 


"Tidak, bukan apa-apa."


“Sementara itu, mari kita lihat horoskopnya. Ulang tahunmu tanggal 17 November, kan? Zodiakmu adalah Scorpio.”


"--- Eh?"


Ingatanku kembali ke beberapa menit yang lalu. Aku jelas tidak ingat pernah memberitahu wanita tua itu tentang tanggal ulang tahunku.


Ngomong-ngomong, ulang tahunku benar-benar tanggal 17 November, jadi wanita tua itu tidak membuat kesalahan apa pun sejauh ini.


Dia tidak hanya menulis kanji namaku dengan benar, tapi dia juga menebak hari kelahiranku.


“… Bagaimana anda tahu hari ulang tahun saya?”


Aku menolak untuk mempercayainya, tapi --- Apakah dia seorang peramal sungguhan? Apakah dia benar-benar memiliki kekuatan magis?


Saat kepalaku hampir membeku, wanita tua itu memintaku untuk berbalik.


“Aku bisa melihat semuanya. Masa lalumu dan masa depanmu.”


“… Ini semua terlalu bodoh. Pasti ada trik untuk semua ini."


Misalnya, jika dia bersekongkol dengan Kanako dan yang lainnya untuk menipuku, sejauh ini aku bisa mengerti semuanya.


“Sepertinya kamu curiga dengan teman masa kecilmu, tapi kamu salah. Aku benar-benar melihat masa lalumu dan masa depanmu.”


“Masa depan, ya. Nah kalau begitu, prediksikan apa menu makan malam hari ini di keluarga saya.”


Tadi pagi, sebelum aku meninggalkan rumah, ibuku bilang padaku: 'Hari ini kita akan makan daging dan kentang.'


Yang ingin aku katakan adalah, jika tidak ada keadaan mendadak, makan malam itu harus disajikan di meja di rumah malam ini. Nah, mari kita lihat makan malam seperti apa yang akan dikatakan wanita tua ini. 


"... Mereka akan memesan sushi spesial untuk empat orang melalui delivery Sushimaru, yang berada di pusat perbelanjaan kota."


Peramal berbicara dengan jelas dan percaya diri.


“Sulit untuk hal itu terjadi. Di keluarga saya, kecuali ada acara spesial, kami tidak memesan sushi delivery, apalagi yang spesial…”


Bahkan ketika aku mulai masuk SMA, jumlah sushi yang aku konsumsi adalah setengah dari satu piring.


Aku dapat meyakinkanmu bahwa ibuku yang gila tidak akan pernah memesan sepiring sushi spesial pada hari biasa. Memang menyedihkan untuk dikatakan, tetapi hari di mana kami memesan hidangan spesial dengan situasi keuangan kami, adalah ketika aku menikah atau mendapatkan pekerjaan.


“Percaya atau tidak, terserah dirimu. Sebagai penutup, mari kita meramal lagi masa depanmu.”


"Lagi?"


“Ya, aku bisa melihat bahwa dalam satu jam delapan menit kamu akan sangat terkejut hingga kamu akan berkata: 'Hawawawa' dan kehilangan kesadaran. Aku dapat melihat bahwa kamu akan bertemu dengan orang yang ditakdirkan untuk bersamamu.”


"Benarkah??? Jadi setelah satu jam delapan menit, apakah saya akan sangat terkejut hingga saya akan mengatakan sesuatu yang bodoh seperti 'Hawawawa'?”


Skenario macam apa itu?


Ini adalah prognosis yang tidak aku pahami dengan baik, tetapi aku yakin akan satu hal.


Wanita tua ini bukan penipu.


Haa~ Aku menghela nafas panjang dan berdiri dari kursi.


Kemudian, wanita tua itu meraih lenganku erat-erat dengan kedua tangannya dan menghentikanku.


"A-ada apa?"


"Aku akan memberimu sesuatu yang menakjubkan."


Mengatakan itu, wanita tua itu menunjukkan kepadaku sebuah cincin yang ada di telapak tangan kirinya.


“… A-aku tidak menginginkan apapun…”


"Tolong perhatikan baik-baik."


Wanita tua itu menarik lenganku dengan keras dan membuatku berbalik.


“Sesuatu yang menarik akan keluar dari tangan kosong ini~. Hal-hal hebat muncul entah dari mana…”


Apapun cara kau melihatnya... itu adalah...


“---Ya!”


Bersamaan dengan teriakan yang kuat, wanita tua itu mengeluarkan jimat buatan tangan dari tangannya yang kosong.


"Bagaimana? Sebuah jimat bisa muncul entah dari mana?"


Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan baik karena tersembunyi, tapi dia pasti memiliki ekspresi bangga dibalik jubahnya.


“… Wow~ Luar biasa. Sungguh kekuatan yang luar biasa~” Aku bertepuk tangan dan memuji penampilan wanita tua itu.


"Ini adalah kekuatan tangan."


Wanita tua itu, yang tidak menyadari bahwa aku telah menyindir, merasa bangga.


"Baiklah kalau begitu."


Mengatakan itu, aku meninggalkan tempat itu---


'--- Lima ratus yen', aku mendengar suara itu di belakangku, jadi aku berhenti dan berbalik.


"Eh?"


"Ada banyak hal yang bisa kamu lakukan, jika kamu menyimpannya di dekatmu."


… Mmm, yang ingin kau sampaikan kepadaku adalah kau merekomendasikan ku untuk membelinya?


"Lima ratus yen."


Wanita tua itu tersenyum.


Aku sendiri, aku menghela napas lagi dan tersenyum.


Kemudian, aku mengeluarkan lima ratus yen dari dompetku dan membeli jimat itu.


Jika dia merekomendasikan agar aku membeli panci mahal darinya, aku akan menyerahkannya ke polisi, tapi… Aku pikir lima ratus yen adalah harga yang wajar.


Apalagi, jika aku memiliki jimat ini, itu akan menjadi bukti yang cukup bagi Kanako, bahwa aku sudah datang menemui si peramal.


"Sesuatu yang luar biasa akan terjadi satu jam delapan menit dari sekarang, kan?"


"Itu akan terjadi dalam satu jam lima menit."


Aku mengeluarkan ponsel dari saku dan mengatur timer.


Seharusnya dalam waktu satu jam lima menit ponselku akan berdering.


Tetap saja, tanpa diragukan lagi, hal terakhir yang aku lihat adalah sulap yang luar biasa.


Ya, itu bukan kekuatan misterius, tapi trik sulap klasik.


Lagipula, aku yakin aku bisa melakukan trik sulap yang sama seperti yang dilakukan wanita tua itu.


Yah, aku bukan orang yang belum dewasa, jadi aku tidak akan melangkah sejauh itu.


Akhirnya, sekarang aku meninggalkan wanita tua itu sementara dia melambaikan tangan kepadaku dengan kebaikan. 

Komentar

Options

Not work with dark mode
Reset