Ads 728x90

Kanojo no Ane wa... Kawa tte Shimatta Hatsukoi no Hito Vol 1 Chapter 1

Posted by Chova, Released on

Option


Chapter 1 – Dia telah berubah.


Oshima dan Tsuyu adalah teman masa kecil.


“Oshima! Ayo bermain!"


Pada saat itu, Tsuyu adalah seorang gadis energik yang selalu mengajak Oshima yang pemalu bermain dan berpetualangan dengannya.


Dia sangat suka beraktivitas, terutama berlari. Dia sering mengajaknya untuk berlari berkeliling kota bersama.


Saat itu, ia seorang introvert dan cukup pendek dibandingkan dengan dirinya saat ini. Ia terkadang diejek oleh anak-anak di linkungan rumanya yang suka mengganggu, tetapi setiap kali hal itu terjadi, Tsuyu melindunginya.


Itu secara alami membuatnya merasa kagum padanya …


Dan tentunya, pada saat itu, yang dirasakan Oshima pada Tsuyu adalah cinta.


Dia sangat atletis dan cepat saat berlari, karena itulah dia bergabung dengan klub lari dan mendapat nilai bagus.


Oshima senang karena Tsuyu akan menjadi atlet hebat dan terkenal di dunia olahraga di masa depan.


Dia adalah seorang atlet yang berprestasi di lintasan lari yang memberikan yang terbaik; seorang gadis yang ceria, penuh senyum, dan baik yang memperlakukan semua orang dengan sama.


Dengan kata lain, Tsuyu adalah orang yang cantik.


Sampai-sampai, ada suatu waktu ketika Oshima sendiri menekuni olahraga karena kekagumannya padanya.


Namun, suatu hari, Tsuyu tiba-tiba harus pindah karena pekerjaan baru orang tuanya.


Pada hari kepindahanya, Oshima pergi untuk mengucapkan selamat tinggal padanya, di rumah tempat Tsuyu dulu tinggal.


Ia ingat bahwa ketika dia mencoba menghiburnya, ia tidak tahan lagi dan menangis. Dengan begitulah, Tsuyu menghilang dari kehidupan Oshima----


♦♦♦


“… Oshima -kun?”


"… Hmm?"


Oshima kembali sadar begitu Himawari memanggilnya.


Keduanya berada di kamar Himawari.


(... Aku terkejut.)


Tampaknya, Oshima terkejut saat mengetahui bahwa Tsuyu adalah kakak perempuan Himawari, orang yang pernah ia kagumi, hingga kepalanya benar-benar pusing.


"Ada apa Oshima-kun? Aku sudah berbicara denganmu, tapi pikiranmu seperti ada di tempat lain…” Melihat ekspresi aneh Oshima, Himawari memiringkan kepalanya.


"Apa kamu mengenal Tsuyu-san, Oshima -kun?"


"Tidak, yah…"


Tidak tahu harus berbuat apa.


Ia tidak tahu bagaimana menjelaskannya.


Oshima lalu berpikir, bahwa mungkin ia salah orang, bahwa itu semua hanya kesalahpahaman.


Sebagai permulaan, jika itu adalah teman masa kecilnya, kakak Himawari pasti sudah mengenalinya begitu ia melihatnya, tetapi itu tidak terjadi.


Itu berarti ada kemungkinan besar bahwa dia adalah orang asing yang terlihat sangat mirip dengan Tsuyu yang ia kenal sebelumnya.


Sampai akhirnya, Oshima menjelaskan kepada Himawari sambil menggaruk-garuk kepalanya.


"Dia seorang kenalan, atau lebih tepatnya dia terlihat seperti orang yang kukenal... Tidak, maafkan aku, mungkin aku salah orang, karena jika dia kakakmu, tidak mungkin dia tidak akan tahu."


"A-aku mengerti."


Mendengar itu, Himawari membuat ekspresi lega.


"… Meski begitu."


Oshima memiliki kekhawatiran.


"Kalau dipikir-pikir, Tsuyu-san adalah kakak perempuanmu, kan, Himawari?" 


"Iya."


"Kenapa kamu memanggilnya 'Tsuyu-san'?"


“… Ah, mmm …”


Begitu ditanya oleh Oshima, ekspresi Himawari berubah muram dan dia menjawab dengan malu-malu.


"Ini pertama kalinya aku akan memberitahumu, tapi ... ayahku menikah lagi."


"Eh?"


Himawari menjelaskan tentang masalah keluarganya, membuat Oshima terkejut.


Dia mengatakan kepadanya sebelumnya bahwa --- orang tuanya telah bercerai beberapa tahun yang lalu dan dia tinggal bersama ayahnya, tetapi sekarang, ayahnya menikah lagi.


Di sisi lain, wanita yang menikah lagi dengan ayahnya juga bercerai dan putrinya adalah saudara tirinya.


Oleh karena itu, Tsuyu dan Himawari bukanlah saudara kandung.


“…………”


Mendengar cerita itu, Oshima sangat terkejut sampai tak bisa berkata-kata.


“Nah, kalau begitu kamu dan Tsuyu-san menjadi saudara…”


“Iya… selama setahun. Jadi, mmm, aku pikir aku masih terbiasa memanggil Tsuyu-san dengan sebutan 'Onee-chan'… dia bilang padaku bahwa aku tidak perlu harus memanggilnya seperti itu, itu sebabnya aku memanggilnya dengan namanya… Oshima -kun?”


“…………”


Meskipun Himawari sedang berbicara, Oshima terdiam dengan dengan raut wajah bingung. Seolah-olah pikirannya dikendalikan oleh entitas yang tak dikenal.


“… Jadi begitu.”


Tsuyu dan Himawari tidak memiliki hubungan darah.


Di sisi lain, keduanya mulai hidup bersama sekitar setahun yang lalu, jadi sebelumnya tidak ada hubungan di antara mereka.


Dengan kata lain, kemungkinan bahwa dia adalah Tsuyu yang dia kenal, muncul kembali di pikirannya.


“… Himawari, tentang Tsuyu-san---”


Pada saat itu juga, Oshima menyadari sesuatu saat ia melihat Himawari.


Dia tidak terlihat sangat senang.


"... Ah."


Itu membuat Oshima malu pada dirinya sendiri.


Hari ini… ia berada di rumah pacarnya Himawari, jadi sekarang ia harus menghargai saat-saat indah itu bersamanya.


Oleh karena itu, Tsuyu seharusnya tidak menjadi masalah pada saat ini.


Adapun Himawari, bahkan jika Tsuyu adalah kakak perempuannya, tidak mungkin dia senang ketika Oshima berbicara seolah-olah dia mengkhawatirkan perempuan lain.


"Maafkan aku, Himawari."


"Mmm?"


Mengatakan itu, Oshima mencoba mengubah suasana tempat itu.


"Kamu mengajakku ke rumahmu dan yang kulakukan hanyalah melakukan obrolan yang tidak penting denganmu, jadi… aku benar-benar minta maaf!"


Saat itu juga, Himawari dengan cepat mengangkat tangannya sementara Oshima menundukkan kepalanya.


“Ja-jangan katakan itu! Itu tidak benar! Aku merasa kita sudah melakukan obrolan normal!"


Setelah mengatakan itu Himawari tertawa kecil dengan '… Hehehe'.


"Tapi... aku senang kamu memikirkan perasaanku, Oshima -kun."


"Yah, kamu pacarku, kan?"


Begitu ia mengatakan itu, wajah Himawari memerah sampai-sampai ia mendengar suara seperti 'Uwu' yang datang darinya.


“I-Itu sangat memalukan! Itu sangat memalukan!"


Saat dia menutupi wajahnya sambil mengatakan itu, ia menatapnya dengan wajah yang mengatakan 'Dia sangat imut'.


♦♦♦


"Uff…"


Lalu, setelah menghabiskan momen bahagia bersama Himawari --- Oshima meminjam kamar mandinya, turun ke bawah dan mencapai tujuannya.


Setelah membuka pintu kamar mandi dan kembali ke lorong, ia melihat sekeliling rumah lagi, menyadari bahwa itu adalah rumah yang cukup besar.


Ia tidak tahu apakah itu karena ayah Himawari atau ibu tirinya, tapi dari ukuran rumah bisa jadi mereka memiliki pekerjaan yang bagus.


Pada saat itu… Oshima menyadari bahwa ia tidak tahu apa-apa tentang keluarga pacarnya dan belum pernah melakukan percakapan seperti itu dengannya sebelumnya.


Mungkin kebetulan, tapi mungkin juga Himawari tidak mau terlalu banyak bicara tentang keluarganya.


"… Tidak."


Itu adalah Himawari.


Orang tuanya memiliki hubungan yang rumit yang akhirnya bercerai dan kemudian ayahnya menikah lagi, lalu dia mendapatkan kakak perempuan baru yang tidak memiliki hubungan darah dengannya. Ada kemungkinan bahwa semua peristiwa itu membuatnya diam agar tidak dikasihani atau menimbulkan suasuana yang berat di sekitarnya.


Mungkin dia melakukan semua itu karena dia adalah gadis yang baik dan penyayang.


Dalam hal apa pun itu, ia harus beradaptasi dengan situasi yang sekarang menjadi jelas baginya.


Menerima dan tidak mengkhawatirkan keadaan seperti itu, Oshima memutuskan untuk menjalin hubungan di mana keduanya dapat menghabiskan berbagai momen bersama, karena mereka adalah sepasang kekasih.


Lalu ia menampar pipinya untuk menegaskannya dan menaiki tangga untuk kembali ke kamar Himawari dengan keyakinan serius di benaknya.


Dan kemudian saat ia membuka pintu ia menemukan Tsuyu di dalam kamar.


"… Eh?"


Orang yang berdiri di tengah ruangan bukanlah Himawari, melainkan Tsuyu, yang juga terlihat sedang berganti pakaian karena dia hanya mengenakan bra di bagian atas tubuhnya.


Seperti dirinya, Tsuyu juga memiliki ekspresi terkejut, matanya terbuka lebar saat melihat tiba-tiba pintu itu terbuka.


“Ke-kenapa---?”


"... Kamar Himawari ada di sebelah."


Begitu Tsuyu berkata begitu, Oshima menyadari bahwa kamar Himawari memang ada di sebelah dan--- secara tidak sengaja membuka pintu kamar Tsuyu.


Namun, saat ia memikirkan hal itu, perhatiannya teralihkan.


“A-aku minta maaf! Aku membuat kesalahan! Aku tidak melihat---”


Bisa dimaklumi kalau ia salah kamar, tapi situasi berubah saat ia menemukan Tsuyu sedang berganti pakaian, jadi Oshima menutup matanya dan mencoba menutup pintu kamar begitu ia meminta maaf.


“…………”


Namun, Tsuyu tiba-tiba meraih tangannya.


Masih mengenakan bra di bagian atas tubuhnya, Tsuyu meraih tangan yang mencoba menutup pintu lalu menarik Oshima ke dalam kamarnya.


“He-hei…”


Dan lalu pintu ditutup tanpa suara.


"Ah ..."


“…………”


Tsuyu kembali ke tengah ruangan tanpa mengucapkan sepatah kata pun sebelum kembali untuk berganti pakaian.


"Akan menjadi masalah jika aku membiarkan pintu terbuka."


"… Ah! Ma-maafkan aku!"


Tidak seperti Tsuyu yang tenang, Oshima sedikit terkejut.


"Ah... Mmm..."


Sambil mencoba melakukan yang terbaik untuk memalingkan muka atau lebih tepatnya berusaha untuk tidak fokus pada dadanya, Oshima bertanya pada Tsuyu.


“Kenapa kamu membiarkanku masuk ke kamarmu…?”


Interior kamar Tsuyu berbeda dengan kamar Himawari yang didekorasi dengan furnitur bergaya kekanak-kanakan. Sebaliknya, Tsuyu didominasi oleh furnitur berwarna hitam, emas, dan pink dengan motif macan tutul dan zebra, yang memberikan suasana mencolok dan dekaden.


Melihat kamar Tsuyu saat ini, itu menunjukkan bahwa suasana masa lalu yang cerah dan ceria telah hilang. Selain itu, kamarnya memberikan kesan sejati dan tajam… tetapi dalam arti yang sedikit berbeda.


Dalam suasana yang berbahaya ini, Oshima merasa sedang dipermainkan.


Fakta itu membuatnya ragu apakah perempuan ini adalah orang yang sama dengan yang ia pikirkan, meskipun ia masih belum memiliki bukti yang jelas untuk membuktikan bahwa dia adalah Tsuyu yang ditemui Oshima sebelumnya.


“… Hei, kenapa kamu melakukan ini.”


Di sisi lain, Tsuyu sepertinya tidak keberatan melihatnya mengenakan bra, jadi dia terus mengganti pakaiannya.


Dia meletakkan kausnya di atas kepalanya, menarik lengan bajunya dan setelah menjulurkan kepalanya keluar dari garis leher kausnya, dia mulai berbicara senormal mungkin.


“Ketika aku melihatmu, kamu sepertinya mengenalku. Katakan padaku, apakah kita saling kenal? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Itulah pertanyaan yang Tsuyu ajukan padanya.


Yah, karena dia penasaran, dia akhirnya menyeretnya ke kamarnya---- itulah kesimpulan yang diambil Oshima.


"... Namaku Tsuyu. Apa kita pernah bertemu di suatu tempat?"


"Ah, yahh, itu…"


Mungkin, karena perilakunya, Oshima menjadi waspada padanya, dan untuk serangkaian pertanyaan Tsuyu yang seperti interogasi, ia memberikan jawaban yang membingungkan.


"Kurasa... saat kita masih kecil."


"… Saat kita masih kecil?"


"... Kemungkinan besar kamu tidak akan mengingatnya."


Kalau begitu, untuk mencapai titik itu.


“… Saat kita masih kecil, aku tinggal di dekat rumahmu Tsuyu-san, dan kita sering bermain bersama. Kamu mungkin tidak mengingatku karena mungkin hanya aku yang menjadi salah satu dari sekian banyak teman yang kamu miliki.”


"... Ah."


Pada awalnya, setelah mendengar kata-kata Oshima, Tsuyu memiringkan kepalanya, namun, sedikit demi sedikit, sinar seperti debu bintang mulai menyebar di matanya, yang sampai saat itu menatap Oshima dengan curiga dan tak lama kemudian cahaya muncul di dalamnya.


“… Oshima?”


Dari mulut Tsuyu, keluarlah nama itu.


Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, dia memanggil nama teman masa kecilnya yang sudah lama tidak bertemu lagi.


Dan dalam situasi itu, tentu saja, kegembiraan muncul di wajah Oshima.


"Ya, Tsuyu, ini aku!"


Memanggilnya begitu, Tsuyu juga menunjukkan senyum polos di wajahnya dan menutupi mulutnya dengan tangannya.


"Bohong! Apa itu benar-benar kamu, Oshima!?” Setelah itu, dia berlari ke arahnya.


“Apa kamu benar-benar Oshima!? Seriusan!? Sudah lama sekali!"


Dari lubuk hatinya, Tsuyu berteriak gembira atas reuni itu.


Oshima sangat bahagia saat melihat orang yang dikaguminya sangat bahagia bisa bertemu kembali setelah beberapa tahun berpisah.


Kemudian, saat ia melihat ekspresi itu, ia merasa hatinya menjadi hangat oleh kerinduan.


“Ya, sudah lama sekali kita tidak bertemu. Ngomong-ngomong, aku sekarang bersekolah di SMA yang sama dengan Himawari.”


"Ah, benar... Jadi begitu, ya!"


Ia benar-benar senang Tsuyu mengingatnya, karena dia adalah orang yang ia kagumi sejak ia masih kecil.


Jujur itu membuatnya senang.


---- Tapi, segera setelah itu, kesan Oshima sangat terpukul.


"Mmm... kamu dulu kecil dan imut, Oshima, tapi sekarang kamu terlihat tampan untuk seorang siswa SMA."


Tsuyu mulai melihat tubuh Oshima, dari atas sampai bawah, dari ujung kepala sampai ujung kaki.


Ekspresi polos Tsuyu sebelumnya telah menghilang dan seolah-olah dia menikmati seluruh tubuh Oshima, dia terus menatapnya.


Tatapan itu membuatnya merasa merinding.


“… Wajahmu tidak terlalu buruk dan kamu memiliki tubuh yang bagus.”


“…Tsuyu?”


"Lebar bahumu kaku dan jakun itu ..."


Jelas, senyum manis dan polos Tsuyu telah menghilang dari wajahnya dan sebagai gantinya, dia terlihat seperti orang dewasa yang dia miliki sebelumnya.


Dia menilainya dengan mata yang tajam.


"Kamu terlihat cukup baik."


"Eh?"


Entah bagaimana, sepertinya itu bukan dirinya, saat dia memuji penampilan Oshima, sangat jauh dari gadis yang ia ingat.


"Tsuyu, mmm..."


Pada saat itu, Tsuyu menjadi terikat pada tubuh Oshima.


Dan tanpa sempat mencari tahu apa yang terjadi---- Oshima, tanpa disadari, dicium oleh Tsuyu.


“…………”


Tindakan tiba-tiba itu membuatnya kehilangan kemampuan berbicara dan bahkan kemampuan bernapas.


Ia tidak mengerti apa yang dia lakukan sekarang.


Mulutnya, lubang hidungnya, rambutnya, dengan kata lain, seluruh tubuhnya dipenuhi dengan aroma manis itu.


"Mmm…"


Lalu, ciuman itu berlanjut selama beberapa detik.


Begitu bibir mereka berpisah, Tsuyu menatap Oshima dan seolah memastikannya, dia menyipitkan matanya dengan menggoda.


Kemudian lidah merah menjulur di antara bibirnya, dia menjilat bibir bawahnya dan tersenyum.


Senyuman itu yang membuat tubuh Oshima merinding.


Senyumannya mirip dengan senyuman predator yang sedang mengintai mangsanya.


Ekspresi yang dia miliki benar-benar tidak terpikirkan oleh Tsuyu yang ia kenal.


Oshima bertanya-tanya mengapa dia melakukan itu begitu tiba-tiba.


Sementara itu, mengabaikan kebingungan Oshima, Tsuyu mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya lagi.


Kali ini ciuman yang lebih bergairah, gila, dan liar.


Perasaan hangat dan berlendir dari bibir Tsuyu meluncur masuk ke dalam mulut Oshima.


Lidah mereka.


Lidah mereka saling terjalin.


Lidah Tsuyu menyerbu mulut Oshima, terlebih lagi, semua ini adalah pengalaman baru baginya.


Dicium, diserang begitu agresif seperti itu.


Ujung lidah Tsuyu menyentuh bagian belakang gigi Oshima dan menggelitiknya.


Seolah-olah merayunya, seolah-olah memprovokasinya, dia mengisap bibirnya agar membuatnya ingin menciumnya lagi.


Oshima hanya bisa memikirkan ciuman yang mereka berikan satu sama lain. Dampaknya begitu hebat, hingga seluruh punggungnya gemetar dan saraf di seluruh tubuhnya tegang.


"... Jangan bilang ini pertama kalinya bagimu?"


Oshima lupa waktu dan lupa bernapas.


Dan setelah sekian lama menikmati rasa manis, bibir mereka berpisah, dan membentuk tetesan air liur di antara keduanya.


Mereka begitu dekat sehingga mereka bisa mencium napas satu sama lain, dan saat Tsuyu menjilat tetesan air liur dengan lidahnya, Oshima menggumamkan sesuatu yang hampir tidak bisa didengar.


"Tidak…"


“Tidak apa, kamu tidak perlu mengatakan apa-apa. Aku mengerti."


Melihat reaksi Oshima yang mengalihkan pandangannya dan panik, Tsuyu mengatakan hal berikut dengan penuh keyakinan.


"Aku mengerti bahwa kamu belum melakukan hal-hal itu dengan Himawari ... hei, kenapa kamu tidak melakukan percobaan dulu?"


"Pe-percobaan?"


Tsuyu mengambil inisiatif dan meraih tangan Oshima sebelum melihat ranjang yang ada di kamarnya.


"… Hah!?"


Seperti yang diharapkan, pada saat itu, keadaan linglung segera menghilang.


Oshima menatap Tsuyu dengan gugup.


“T-tsuyu!? Apa----”


"Aku akan membantumu seperti dulu."


Ia tidak tahu apa yang dia katakan.


Ia tidak tahu hal itu.


Ia tidak mengerti apa arti sebenarnya dari pernyataan itu.


Namun, dia tidak peduli tentang itu ---- saat dia mulai menarik tangan Oshima.


“Kita tidak akan memberitahu Himawari. Dengar, jika kamu berlatih sekarang, kamu akan terlihat jauh lebih baik saat melakukannya dengan gadis itu."


"Tidak, bukan begitu..."


Ia mengatakannya dengan putus asa, tapi meski begitu, ia tidak tahu harus berkata apa dalam situasi seperti ini.


“… Maaf, tapi aku tidak ingin melakukannya…”


"Tidak?"


"Aku tidak suka melakukan hal semacam itu..."


Tsuyu tertawa saat melihat wajah Oshima, yang baru saja ia katakan.


"Jangan terlalu serius. Aku tidak akan membencimu jika kita melakukannya."


"… Eh?"


"Atau apakah kamu membenciku, Oshima?" Tsuyu membuat wajah sedih.


Itu adalah ekspresi feminin, menawan, dan menggoda yang akan menanamkan rasa bersalah pada pria serta menghancurkan akal sehat mereka.


Tetapi pada saat itu, karena ia melihat Tsuyu di depannya, campuran emosi yang terpancar dari Oshima adalah sesuatu yang lain.


‘Jangan menganggapnya terlalu penting.’


‘Aku tidak akan membencimu jika kita melakukannya.’


Ia mulai mengingat banyak momen bahagia bersamanya.


Tapi kenangan berharga, indah, dan manis itu dibayangi oleh tindakannya saat ini dan berbagai pendapatnya.


Semua ini membuat Oshima merasa gugup, kepalanya terasa panas dan dadanya terasa sesak saat ia bertanya-tanya apakah gadis di depannya benar-benar Tsuyu.


"Itu bukan karena aku mengatakannya sendiri, tapi aku sangat percaya diri dengan... tubuhku."


Tidak tahu apa yang Oshima rasakan di dalam hatinya, Tsuyu mengucapkan kata-kata itu sambil melepas baju yang baru saja dia kenakan beberapa saat yang lalu.


Dia memperlihatkan belahan dadanya --- hanya ditutupi oleh bra.


Dan kemudian, ia memalingkan wajahnya agar bertemu dengan tatapan Oshima yang menghindarinya, yang menunduk.


Tolong hentikan…


Tolong hentikan…


Oshima berusaha untuk tidak melihatnya.


"Apakah kamu tidak mau melihatnya? Aku sudah cukup dewasa, lho. Bukankah aku terlihat jauh lebih cantik dari sebelumnya?"


“…………”


Itu adalah pukulan yang menentukan.


Kata-kata Tsuyu membuat sesuatu pecah di kepala Oshima.


Suara kabel-kabel berharga yang terlepas bergema di kepalanya.


Tidak diragukan lagi, kata-kata itu menghina dan menodai kenangan indah yang sangat ia hargai.


"Tidak mungkin ini bisa terjadi!" Oshima dengan paksa mendorong tubuh Tsuyu menjauh.


"… Hei!"


Ia tiba-tiba meninggikan suaranya dan mendorong tubuh Tsuyu lebih jauh dengan sekuat tenaga.


Tindakan itu menyebabkan Tsuyu juga terkejut dan dia kemudian menatap matanya, tapi langsung membeku.


Begitu dia melihat mata Oshima, yang terbakar dengan penuh amarah, dia tidak bisa bergerak karena takut dan terdiam.


Tanpa memperhatikan Tsuyu yang terkejut dan mengabaikan percakapan yang mereka lakukan sebelumnya, Oshima hanya mengucapkan kata-kata yang muncul di kepalanya.


“Aku selalu merindukanmu yang dulu! Dan menurutku dirimu yang sekarang ini sama sekali tidak cocok!" Kata-kata itu diucapkan dengan jelas saat ia menatap matanya.


Hal itu membuat mata Tsuyu terbuka lebar karena terkejut dan lalu ekspresinya menegang.


Dia tercengang.


Otaknya begitu terguncang oleh kata-kata Oshima kepadanya, seakan-akan dia dihantam sebuah bola langsung ke kepalanya.


Keheningan menguasai ruangan itu.


Tsuyu dan Oshima melupakan penampilan dan situasi di sekitar mereka dengan berdiri diam saling berhadapan.


Dan tiba-tiba-----


"Tsuyu-san? Oshima -kun?”


Pintu kamar terbuka.


Untuk lebih jelasnya, Oshima tidak pernah kembali setelah pergi ke kamar mandi, selain itu Himawari mendengar teriakan yang berasal dari kamar Tsuyu dan karena itulah dia datang untuk melihat apa yang terjadi.


"Eh?"


Himawari menemukan Oshima di kamar ---- di depan Tsuyu yang hanya mengenakan bra di bagian atas tubuhnya


"Eh? Eh? Ehhhhh?"


Himawari menjadi pucat dan panik.


"Ah..."


Kemudian, Oshima sadar kembali begitu ia melihat Himawari.


“Tu-tunggu Himawari! Ini bukan seperti yang kamu pikirkan! Biarkan aku menjelaskannya kepadamu!!” Kemarahan yang sebelumnya ada di wajahnya memudar menjadi panik.


Alhasil, karena terlihat seperti itu di depan Tsuyu, Oshima buru-buru menjelaskan situasinya kepada Himawari.


Komentar

Options

Not work with dark mode
Reset