Ads 728x90

Kobito Ijou no Koto wo Volume 1 Chapter 4

Posted by Chova, Released on

Option


Chapter 4 - Tekanan atmosfir.

Ito Minase selalu sangat menderita saat ada perubahan pada tekanan atmosfir.

Dia sering sakit kepada pada hari-hari ketika musim berganti atau di hari hujan.

Dan pada hari-hari itu, dia akan selalu mengirimiku SMS semacam ini.

[Tekanan atmosfir.]

Itu adalah dua kata yang tiba-tiba tanpa konteks apapun di dalamnya, tetapi kesan aneh terasa.

Tampaknya terlalu sulit baginya untuk mengirim sesuatu yang lebih dari ini.

Awalnya aku juga pusing, karena aku tidak tahu bagaimana menjawab pesan-pesan itu, namun setelah terbiasa, aku hanya bisa membalasnya dengan pesan bercanda.

Sudah beberapa tahun telah berlalu, tetapi sampai sekarang, Ito masih terus mengalami perubahan tekanan atmosfer sebagai musuh alaminya.

Senin pagi ini, aku terbangun oleh suara notifikasi yang masuk ke ponselku.

Tapi kali ini aku tidak menerima pesan tekanan atmosfer yang khas dari Ito.

[Tekanan atmosfernya parah.]

Sangat sulit untuk menguraikan apa yang dia katakan.

Meski, tak lama setelah bangun tidur dan masih berbaring di tempat tidur, aku berhasil menebak arti kata itu.

Kata 'parah' mengungkapkan kalau rasa sakit yang dia alami lebih hebat dari biasanya.

Atau apakah dia hanya ingin mempertegas kalimat dengan menambahkan kata itu? Yah, bagaimanapun, itu adalah fakta kalau kepalanya lebih sakit dari biasanya.

Meskipun kalimat itu menimbulkan keraguan, karena aku sudah ahli dalam situasi seperti ini, aku memutuskan kalau kebenaran adalah pilihan terakhir yang kupikirkan.

Ya, pasti sulit baginya untuk mengirimiku pesan karena menambahkan kata 'parah' menunjukkan kalau dia sangat menderita. Namun, aku tidak tahu mengapa, tetapi kepalaku juga mulai sedikit sakit, jadi aku menulis kepadanya hal pertama yang terlinta di benakku.

[Apa kamu mau pergi bekerja lebih awal? Masih ada dua puluh atau tiga puluh menit lagi untuk bersiap.]

Berkat suara notifikasi dari pesan teksnya, aku bangun tiga puluh menit sebelum jam alarm aku berbunyi. 

Sekarang, aku tidak tahu apakah Ito masih di rumah atau dia sudah naik kereta, tetapi karena pekerjaan kami dimulai pada waktu yang sama, aku menganggap dia masih di tempat tidurnya.

Dan kemudian, aku mendapat balasan beberapa detik kemudian.

[Semut dan belalang,]

"Apaapaan ini!"

Itu membuatku bersiap untuk pergi bekerja sambil membuat tsukkomi.

Ito pernah bilang padaku kalau meskipun bersama seseorang tidak akan meringankan sakit kepalanya, tampaknya berbicara dengan seseorang akan meningkatkan suasana hatinya, karena ketika dia menderita sendirian, dia cenderung lebih pesimis. Karena itu, ketika aku keluar rumah, dia tidak bosan meneleponku beberapa kali ke ponselku untuk mengeluh tentang tekanan atmosfer.

Pada kesempatan ini pertemuan disepakati karena pengalaman yang pernah ku jalani dengannya sebelumnya.

Aku tiba di stasiun terdekat dengan tempatku bekerja tiga puluh menit lebih awal, ditambah dengan langit mendung.

Tampaknya Ito masih berada di dalam kereta, jadi aku masuk ke toko roti yang paling dekat dengan stasiun kereta sebelum dia tiba.

Begitu masuk aku membeli kopi panas dan beberapa roti manis dan gurih. Setelah itu aku pergi ke ruang makan dan tepat pada saat itu, aku melihat Ito masuk ke toko roti.

Tapi begitu dia semakin dekat ke tempatku berada, aku terkejut melihat wajahnya.

"… Hmm."

“Minase… apa kamu baik-baik saja…?”

"Tekanan atmosfernya parah."

Tidak, dia sebenarnya terlihat sangat buruk karena wajahnya sangat pucat.

Tampaknya 'parah' dari 'tekanan atmosfer' itu sebenarnya 'parah' dalam arti sangat menyakitkan. Kemudian, Ito duduk sambil menggosok pelipisnya dengan jari-jarinya dan pada saat yang sama aku berdiri dari tempat dudukku.

"Aku akan membelikanmu sarapan. Apa teh susu baik-baik saja?" 

"Terima kasih dan maaf sudah mengganggumu."

"Apa kamu bisa makan sesuatu?"

"Terserah... aku hanya ingin segera memasukkan sesuatu ke dalam perutku untuk minum aspirin."

Ito, yang hidup dan hanya memikirkan makan, kini hanya ingin minum aspirin.

Tidak, masalah ini memang serius, jadi aku segera mencari sesuatu untuk dia makan.

Saat aku memberinya teh susu dan sandwich selada, Ito berterima kasih padaku, menyesap minumannya, lalu menggigit sandwichnya.

[LN] Kobito Ijou no Koto wo, Kanojo ja Nai Kimi to Volume 1 Chapter 4

"Ini pertama kalinya aku melihatmu begitu kesakitan."

“Aku merasa semakin buruk dari tahun ke tahun. Itu terjadi padaku sekali atau dua kali sebulan~. Aku bangun pada waktu yang enggak biasa hari ini dan enggak bisa tidur setelah itu karena sakit kepala. Aku rasa, lima tahun dari sekarang, kepalaku bisa meledak."

Tidak, jangan pernah berpikir untuk tertawa.

"Apa enggak mungkin ... bagimu untuk mengambil cuti?"

"Aku rasa bosku akan memarahiku jika aku melakukan itu, jadi sebaiknya aku beristirahat sebelum pergi bekerja."

"Betapa sulitnya."

Di saat-saat ini, setiap kali dia mengeluh tentang perusahaan tempat dia bekerja, Ito memiliki senyuman yang menunjukkan rasa sakit yang membunuhnya. Aku yakin perutnya mau muntah.

Serius, aku merasa kasihan sama rasa sakit yang dia alami di kepalanya, tetapi dia harus mengubah penampilannya, karena tidak banyak waktu tersisa sampai kami pergi bekerja, oleh karena itu, aku harus berbicara dengannya tentang sesuatu yang menyenangkan untuk menghiburnya.

“Kamu enggak tahu betapa cemasnya aku untuk hari Jumat. Aku mencari di internet untuk beberapa informasi tentang toko spesialis craft beer dan…”

"Maaf…"

"Eh?"

“Tolong jangan bicara tentang alkohol sekarang… hanya mengingat mabuk membuat kepalaku semakin sakit…”

“Ba-bagaimana bisa…?”

Karena aku tidak memiliki banyak pengalaman dengan sakit kepala yang disebabkan oleh tekanan atmosfer, aku tidak tahu sedikit pun tentang rasa sakit yang dialami Ito saat ini, atau apa yang dapat memperburuknya, jadi lebih baik aku segera mengganti topik pembicaraan.

"Mmm, kalo begitu... bagaimana kalau kita mengingat kisah lama?"

"Jangan. Mengingat hal-hal indah yang kita miliki di masa lalu saja membuat sakit kepalaku bertambah.” 

Dia mengatakannya tanpa ragu-ragu.

"Sudah beberapa jauh kamu di Eva?"

“Maaf, tapi aku masih belum bisa melewati fase ketiga dan selain itu, aku enggak ingin memikirkannya lagi. Permainan itu sangat sulit."

“Jatuhnya pasar saham di Amerika Serikat mencapai rata-rata terendahnya…”

"Itu sama sekali enggak lucu."

Sepertinya dia menyadarinya. Bahkan, itu sangat cepat.

Aku tidak berpikir sakit kepala Ito yang tiba-tiba adalah kebohongan.

Dia adalah cewek yang sangat kuat, karena dia mencoba untuk mendapatkan kembali titik kehidupan yang menghilangkan sakit kepalanya dengan mengejekku.

"Yah, kalau begitu, cerita seperti apa yang ingin kamu bicarakan?" 

Ito menjawabku sambil memegangi kepalanya dengan berlebihan.

"Ceritakan tentang hal-hal mesum."

“Hal-hal mesum…?”

"Saat kamu mendengarnya, katakan padaku sesuatu yang kotor yang akan membuat kepalaku hilang, katakan padaku sesuatu yang belum pernah kamu ceritakan kepada siapa pun sebelumnya."

Hal-hal apa yang dia katakan di toko roti di pagi hari?

"Ah, itu benar. Kamu tahu Fuyu-kun, aku ingin mendengar fetish mesummu. Aku berjanji padamu jika kamu memberitahuku, sakit kepalaku akan hilang."

Setidaknya sekarang dia tertawa kecil.

Meskipun kami sedang berada di toko roti di pagi seperti ini, aku mencoba berpura-pura kalau apa yang dia tanyakan kepadaku tidak gila jadi aku juga tertawa.

Bukankah sikapnya jauh lebih mesum?

Namun, jika aku menghindari pertanyaannya, aku tidak tahu bagaimana aku bisa mengatasi ekspresi kekecewaannya. Terutama, harga diriku tidak akan membiarkanku melarikan diri. Oleh karena itu, jika aku berperilaku menyedihkan, dia akan menentangku selamanya dan aku akan dicap sebagai orang yang tidak berpengalaman olehnya.

Jadi, aku menatap mata Ito dengan serius dan menjawabnya.

“Fetishku adalah laktasi erotis.”

"Apa--------"

Aku tahu itu, aku membuat Ito tertawa, meski sebenarnya kemenangan itu miliknya.

“Bagaimana kamu bisa seperti itu!? Ya Tuhan, lucunya! Apa kamu bodoh?"

"Kupikir kamu memintaku untuk memberitahumu."

“Aku enggak pernah benar-benar mengira kamu akan memberitahuku… dan terlebih lagi kamu mengatakannya di toko roti pagi-pagi hari pula. Pada akhirnya, kamu orang aneh Fuyu-kun."

Mungkin berhasil memberitahunya sesuatu yang sangat memalukan tentangku atau mungkin itu efek dari aspirin yang dia minum beberapa waktu lalu, karena wajah Ito sedikit lebih baik dari sebelumnya.

Karena waktu berangkat kerja semakin dekat, kami memutuskan untuk meninggalkan toko roti.

“Terimakasih untuk semunya, Fuyu-kun. Maaf pesanku membuatmu bangun sepagi ini, Okay?"

"Jangan khawatir, terkadang ada baiknya melakukan sesuatu di pagi hari."

Berkat roti dan kopi yang enak, ditambah percakapan tak berarti yang kami lakukan, sepertinya aku bisa melewati rapat pagi pertama yang membosankan di tempat kerja tanpa rasa cemas.

Melihat tidak ada orang di sekitar saat kami berjalan menuju gedung tempat kami bekerja, Ito merendahkan suaranya dan berkata kepadaku.

"Nee, nee, Fuyu-kun, bisakah aku memberitahumu sesuatu yang mesum?"

"Apa?"

"Haruskah kita mencoba laktasi erotis lain kali?"

“Bisakah kamu memberitahuku sesuatu yang lebih mesum? Itu akan bagus."

Setelah menyelesaikan parodi paling menyedihkan yang pernah ada, Ito melebarkan matanya dan tertawa dengan keras dalam keheningan. Aku yakin jika dia menyentuh bahuku sekarang, dia akan mengolok-olokku dan mengatakan 'Kamu bodoh'.

Pada akhirnya, di bawah cuaca mendung dan dipenuhi dengan kelembapan yang tak menyenangkan, kami pergi bekerja sambil tertawa. 

Komentar

Options

Not work with dark mode
Reset