Chapter 1 Part 1
Semuanya dicuri dariku.
Apa kau tahu game dengan judul itu?
Beberapa orang bisa menebaknya hanya
dengan membaca judul itu, tetapi untuk berjaga-jaga aku akan memberi tahumu
kalau ini adalah game eroge, yang genrenya diklasifikasikan sebagai
"Netorare".
Ceritanya berpusat pada seorang
protagonis sederhana dan biasa, heroiennya yang selalu berada di sekelilingnya
dicuri secara tak terduga oleh seorang playboy tanpa protagonis bisa melakukan
apapun.
Pada dasarnya heroine dari game ini
adalah teman masa kecil, teman sekelas yang kau temui pertama kali saat kau
datang ke sekolah. Anehnya, mereka selalu berjalan sendirian tanpa ada
orang di sisi mereka.
Namun dalam game ini setiap heroine
yang muncul akhirnya jatuh ke tangan pria selain sang protagonis.
Tidaklah berlebihan jika dikatakan kalau
gadis-gadis di game semacam ini terdiri dari berbagai tipe seperti teman masa
kecil, senpai, teman sekelas, adik perempuan, dan ibu.
Di awal cerita, para heroine memiliki
hubungan yang baik dengan protagonis hari demi hari, tetapi seiring berjalannya
cerita, masa-masa sulit akan datang, dan perkembangan yang bisa dikatakan khas
di game netorare, ditunjukkan kepada para pemain reguler.
Ilustrasi yang indah, penampilan luar
biasa dari para seiyuu, dan rangkaian peristiwa di mana heroine yang dulunya
cantik berubah menjadi sosok yang tak tahu malu, yang mendapatkan popularitas
besar dan menjadi topik pembicaraan hangat di media sosial selama beberapa
waktu.
Khususnya, adegan di mana Ayana
Otonashi, heroine dalam cerita, jatuh membuat hati banyak pemain patah hati.
Karakter itu, Ayana, memiliki alasan
untuk membuat pemain merasa sangat kehilangan yang tidak dimiliki oleh heroine
lainnya.
'Hanya ada satu adegan hentai dengan
Ayana.'
Sementara Ayana tetap berada di sisi protagonis,
tidak seperti heroine lainnya yang jatuh tanpa perlawanan ke dalam cengkeraman si
playboy pada tahap-tahap tertentu dalam game.
Terakhir, hal yang sama terjadi ke Ayana
yang merupakan heroine di tengah-tengah alur game. Mekipun dia memenuhi
semua syarat untuk menjadi heroine pertama yang dicuri di dalam game oleh si
playboy karena dia adalah teman masa kecil protagonis, tidak ada yang pernah
tahu tentang adegan hentainya.
Aku tidak pernah berpikir kalau Ayana
telah menjadi heroine yang tak setia sejak awal, atau mungkin dia adalah tipe karakter
wanita baru yang sekarang menjadi terkenal di genre NTR? Bagaimanapun juga,
beberapa pemain pasti berharap perselingkuhan tidak akan terjadi.
Membeli game eroge bergenre NTR
berarti kau memiliki selera seperti itu, namun meski begitu, keberadaan Ayana masih
berbeda, namun saat cerita mendekati tahap akhir, harapan itu hancur.
Dengan satu-satunya adegan hentai yang
aku katakan sebelumnya, Ayana benar-benar berbeda dari penampilan cantik yang
dia tunjukkan sampai saat itu------ dengan kata lain, dia berhubungan segs dan
tidak setia ke protagonis.
Juga, orang yang berhubungan segs
dengan Ayana adalah teman dekat protagonis, yang menurutnya lebih dekat
daripada temannya yang lain.
Gadis-gadis yang dekat dengan
protagonis menghilang dan saat dia pergi mencari Ayana, dia menemukannya sedang
berhubungan segs, dan oleh karena itu dia dikejutkan oleh adegan tragis dan
malang itu, oleh karena itu, di akhir game, protagonis bertemu dengan takdir
yang tidak bisa diperbaiki. Sementara itu, seperti si protagonis, banyak pemain
yang kecewa dengan perkembangan yang tak terduga ini.
Seorang heroine teman masa kecil yang cantik yang biasanya dalam game eroge NTR tidak jatuh ke dalam perselingkuhan, kali ini, pada akhirnya hal itu benar-benar terjadi. Anehnya, heroine seperti itu memenangkan tempat pertama di web poling populer, menjadi topik pembicaraan hangat. Itu sangat popular, bahkan para ilustrator yang tidak ada hubungannya dengan game eroge pun mulai menggambar Ayana Otonashi, hingga meningkatkan jumlah orang yang membuat ilustrasinya.
***
“…Haaa”
Yah, aku selesai mengatakan apa yang
ada di kepalaku yang tidak ingin kuberitahukan kepada siapapun, dan kemudian
menghela nafas panjang.
Tempatku berdiri adalah jalan yang
menuju ke SMA dan apa yang aku lakukan sekarang sedang menunggu beberapa orang.
Ketika aku menghabiskan waktu melihat ponselku
sesaat, aku melihat sosok cowok dan cewek dari sudut mataku.
"Mereka datang."
Mereka adalah dua orang yang aku
tunggu dan tepat di saat mereka melihatku seperti ini, mereka berlari ke arahku.
"Maaf aku membuatmu
menunggu!"
Orang pertama yang mengatakan itu
adalah si cowok yang memberikan kesan ramah. Namanya Osamu Sasaki.
Dan orang di sebelahnya adalah gadis
yang sangat cantik.
"Kami datang terlambat. Maaf,
Towa-kun."
Untuk kedua kalinya aku akan
mengatakannya: 'Dia gadis yang sangat cantik'.
Rambut hitamnya yang panjang dan
ramping bergoyang tertiup angin tanpa ujung rambutnya terbelah. Wajahnya
cantik dan terawat, tetapi dari semua itu, yang paling menonjol adalah tatapan
lembut yang mempesona.
Penampilannya jauh berbeda dari
penampilan siswi SMA pada umumnya dan orang bisa mengetahuinya dari payudaranya
yang menggairahkan, yang membuatmu melihatnya secara alami.
Nama gadis itu adalah Ayana Otonashi,
benar itu Ayana Otonashi.
(…Begitulah seperti yang kau dengar.
Dia bertanya mengapa semuanya menjadi seperti ini.)
Aku menggumamkan itu dengan lelah di benakku
saat mereka menatapku.
Ayana Otonashi------ Aku terkejut kalau
dia memiliki nama yang sama persis dengan heroine yang muncul di game eroge
yang kukatakan sebelumnya, selain itu, penampilan mereka yang sama.
Sulit dipercaya, tetapi aku mengalami
reinkarnasi yang tak terduga.
Dalam hal ini akan lebih baik
menyebutnya merasuki daripada reinkarnasi, karena ketika aku bangun beberapa
waktu yang lalu, aku berada di dalam tubuh ini.
Awalnya, kau jelas bingung, namun yang
menakutkan adalah kebingunganku segera mereda dan otakku menerima situasi saat
ini.
Aku menghabiskan waktuku sebagai
pemilik tubuh ini begitu banyak hingga membuatku berpikir kalau kehendak dunia
ini telah ikut campur hingga aku tidak perlu khawatir tentang hal-hal seperti
itu.
Untungnya, aku masih memiliki beberapa
ingatan tentang pemilik tubuh ini, dan anehnya, aku bisa memahami bagaimana
kehidupanku sehari-hari berlangsung, jadi aku tidak memiliki masalah apapun.
Yah, ini bukan seperti aku mengingat
semuanya, misalnya, aku masih tidak ingat secara detail seberapa dekat aku
dengan dua orang di depanku ini.
Tapi meski begitu, aku memahami dengan
jelas kalau dunia ini adalah 'Semuanya dicuri dariku' dan aku tahu siapa aku
dan keberadaan seperti apa diriku ini.
"Ayo, Towa-kun."
"... Ah."
Ayana mendesakku untuk mulai berjalan.
Nama Towa yang baru saja dia sebutkan
adalah namaku saat ini.
(… Osamu, Ayana dan Towa)
Osamu Sasaki adalah protagonis dari
dunia ini dan Ayana Otonashi adalah heroinenya.
Dan aku, Towa Yukishiro, adalah sahabat
Osamu. Itu artinya------- Aku adalah cowok yang merebut Ayana dari Osamu.
Karena itu, aku tidak bisa tidak
melihat wajah Ayana.
"Ada apa?"
"Enggak, enggak ada apa-apa. Ayo
cepat."
Ayana menatapku aneh karena aku hanya
menatapnya, namun aku menyuruhnya bergegas, jadi aku mulai berjalan.
"… Haa."
Aku menghela nafas dan bertanya-tanya
mengapa ini terjadi.
Ya Tuhan, tidak masalah apakah ini
reinkarnasi atau merasuki, tapi menurutku ada sesuatu yang lebih tepat untuk
hal semacam ini.
Seharusnya aku dipanggil ke dunia
fantasi yang penuh dengan pedang dan sihir, tetapi apa yang diinginkan dunia
game eroge bergenre NTR ini dariku? Terlebih lagi, aku seorang playboy di
sini.
“Towa-kun~? Apa kamu baik-baik
saja ~?"
"... Sesuatu terjadi
padamu?"
Aku menjadi khawatir lagi tentang dua
orang yang berjalan di depanku.
Mengesampingkan Osamu, yang mengenalku
dengan baik sebagai sahabatnya, Ayana memberiku tatapan yang bersinar saat aku
berada beberapa langkah di belakangnya.
Seperti yang diharapkan dari sang heroine,
kebaikannya tampaknya ditujukan tidak hanya pada Osamu, tetapi juga padaku.
"Aku baik-baik saja. Aku
mengikuti kalian, jadi jangan khawatirkan aku."
Mengatakan itu, Osamu melihat ke
depan, tapi Ayana sepertinya masih mengkhawatirkanku.
Begitu aku menggerakkan bibirku
diam-diam memberitahunya tidak apa-apa, Ayana akhirnya mengangguk dan mulai
berjalan ke depan lagi.
“… Sekarang, aku sudah tahu kalau
dunia ini berasal dari game eroge itu. Jadi jika itu masalahnya, hanya ada
satu hal yang bisa kulakukan."
Menurut urutan ceritanya, cerita akan
dimulai setahun dari sekarang, jadi masih ada sedikit waktu tersisa sebelum
dunia ini mulai bergerak.
"Aku enggak memiliki hobi menjadi
plaboy dan apalagi mencuri gadis dari orang lain."
Alasan mengapa aku membeli game eroge
itu di kehidupanku sebelumnya hanya karena itu adalah topik pembicaraan yang
hangat saat itu.
Izinkan aku memberitahumu dengan yakin
kalau aku tidak suka selingkuh atau menjadi orang yang
melakukannya. Sebaliknya, aku membencinya.
"Ngomong-ngomong, apa kamu ada
kegiatan sepulang sekolah hari ini?"
"Hmm, kurasa enggak ada."
"Begitu. Dan kamu,
Towa-kun~?"
Dalam perjalanan ke sekolah, terutama
Osamu dan Ayana akan mengobrol dan aku hanya akan menambahkan setiap kali
mereka meminta pendapat atau sesuatu dariku.
Mengulangi itu, Osamu tampaknya ingin
pergi ke tolilet, lalu dia lari ke minimarket terdekat.
“… Dia mau buang air besar.”
Yah, jangan malu karena itu yang
dilakukan semua orang.
Sekarang, tampaknya itulah yang
terjadi, jadi tidak ada pilihan lain selain menunggunya sebentar.
"Aku merasa kita harus menunggu
sebentar, bukan?"
"Itu benar... Eh!?"
Aku terkejut karena mendengar suara
Ayana yang begitu dekat denganku.
Sebelum aku menyadarinya, dia tepat di
sebelahku dan tiba-tiba dia meraih tanganku.
Jantungku berdebar kencang karena
tangan kami saling terhubung seperti pasangan yang bertunangan, hingga aku lupa
posisiku dan lalu Ayana mencuri pandanganku.
“… *Fufufu* ♪”
"........."
Senyuman indah itu menggugah hati para
cowok, tak seperti senyum yang biasa dia berikan saat Osamu ada.
Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan,
tapi entah mengapa, aku merasa lega bisa menyentuhnya seperti ini.
"Tanganmu hangat, Towa-kun."
Ayana membisikkan itu setelah meraih
tanganku dan menghubungkan jari-jarinya dengan jemariku.
"Um... Ayana, aku mau beli
jus."
"Ah... aku akan menemanimu."
Aku tidak tahan dengan sensasi
menggelitik yang tak bisa dijelaskan, tapi tak terlukiskan, jadi aku melepaskan
tangannya dan memasuki minimarket.
Waktu berlalu dan Osamu hendak keluar
dari toilet ketika aku membeli jus dan menyimpannya di dalam tas.
"Apa kau membeli jus?"
"Ya. Aku akan meminumnya saat
istirahat."
"Kalau begitu aku akan membelinya
juga."
Kami bertiga akhirnya membeli jus,
meninggalkan minimarket, dan berjalan ke sekolah.
“… Apaan itu sebelumnya?”
Aku masih bingung dengan perubahan
sikap Ayana yang tiba-tiba dan bagaimana dia mempersempit jarak kami.
Saat ini, Osamu berada di sampingnya,
berjalan di sampingnya dan melakukan percakapan yang persis sama seperti
beberapa waktu lalu.
Pada akhirnya, aku memutuskan untuk
pergi ke sekolah, meskipun aku masih bingung dengan apa yang baru saja terjadi.
Begitu aku memasuki ruang kelas
setelah mereka berdua masuk sebelum aku, Osamu tergeletak di mejanya dan tak
bisa bergerak sementara Ayana sedang mengobrol dan berdiri di antara sekelompok
cowok dan cewek.
"Selamat pagi,
Yukishiro-kun."
"Halo".
Aku membalas salam ke teman sekelasku dan
duduk di kursiku.
Saat aku mengeluarkan perlengkapan
sekolah dari tas, aku teringat kalau Osamu cenderung penyendiri sementara Ayana
selalu dikelilingi oleh banyak teman.
Untuk memberikan gambaran yang mudah
dipahami, Ayana adalah cahaya dan Osamu adalah bayangannya.
Ayana cantik, baik, dan ramah, jadi
tidak ada alasan dia tidak populer, sebaliknya, Osamu yang bergaul dengannya,
tidak terlalu bahagia sama sekali.
(Ayana membantu Osamu dan sementara
dia menyalahkannya karena penyendiri, dia berselisih dengannya beberapa kali.)
Dia sering membantunya karena dia
adalah teman masa kecil yang penting baginya dan di saat yang sama dia
membantunya, Ayana memohon padanya untuk berhenti menjadi penyendiri, hingga
Osamu sampai sekarang, tidak terlalu menyendiri.
Bahkan mereka yang melihat Ayana
memarahi Osamu seperti itu, menatapnya dengan iri dan cemburu setiap kali dia
membuatkannya makan siang untuknya…
"........."
Kemudian, aku tiba-tiba teringat
sesuatu.
(… Nggak, Towa juga membantunya)
Mengingat kembali gamenya, Towa berada
di sisi Ayana membantu Osamu. Apalagi ada adegan dimana Towa menghadapi para
bullying yang dilakukan ke Osamu.
Dari sudut pandang Osamu, Towa adalah
sosok yang berkarakter.
Terkadang dia membantu Osamu,
memberinya nasihat dan terkadang, dia membantunya agar hubungannya dengan Ayana
berkembang.
Namun, sahabat Osamu, yang dia
percayai justru melakukan hubungan segs dengan Ayana dan itulah yang sangat membuatku
terkejut memainkan game eroge ini.
"Aku enggak tertarik pada
siapapun jika bukan Towa-kun♥ Aku enggak butuh teman masa kecil yang
menyedihkan dan memilukan♥"
Itulah kata-kata yang diucapkannya ke
Osamu saat menyaksikan Towa dan Ayana berhubungan segs di depannya.
Setelah mendengar kata-kata itu, Osamu
menjadi putus asa dan lalu gamenya diakhiri dengan tampilan belakangnya
berjalan keluar ruangan dengan tatapan tertegun.
Entah apa yang terjadi pada Osamu
setelah seorang gadis, yang merupakan teman masa kecilnya yang dia percayai dan
cintai, mengatakan kepadanya kalau dia tidak membutuhkannya. Ini jelas
bukan akhir yang baik.
"Memang benar kamu gelisah."
Tidak salah jika mengatakan kalau
Osamu gelisah seperti yang dikatakan Ayana.
Mengapa Osamu, yang terbawa omongan
orang lain, begitu populer? Banyak gadis jatuh cinta padanya tanpa perlu
mereka mengenalnya dengan baik. Nah, itu adalah skenario game, jadi tidak
ada yang bisa dilakukan.
"......?"
Saat aku mulai membandingkan kenyataan
dengan adegan dari game ini, mata Ayana bertemu denganku.
Dia tampak sangat bahagia saat dia melihatku,
dia melambaikan tangannya dengan penuh semangat dan tentu saja, aku membalas
melambai sambil merasakan mulutku sedikit mengendur, tetapi saat aku melihat kalau
tidak hanya Ayana tetapi juga orang-orang di sekitarnya juga melambai, aku
memalingkan mukaku darinya.
Tampaknya, bukan itu jawaban yang
diinginkan Ayana.
"Towa-kun."
"A-Ayana?"
Dia berdiri dari duduknya dan
menghampiriku.
"Ada apa? Biasanya kamu ikut
dengan kami, tapi akhir-akhir ini kamu enggak ikut Towa-kun. Aku pikir akan ada
hari-hari seperti ini, tetapi aku enggak pernah membayangkan akan berlangsung
selama ini."
"... Ah~"
Aku mengerti, Towa seharusnya bagian
dari grup itu.
Aku bilang kalau tidak ada masalah
hidup di tubuh Towa, tetapi tentu saja ada banyak hal yang tidak aku ingat
tentang orang ini.
Berbeda dengan protagonis Osamu,
pertemanan Towa sebenarnya tidak disebutkan di dalam game. Aku tidak
menyadarinya karena tidak ada teks yang menyuruhku keluar dari grup.
"Aku rasa akan menyenangkan
menghabiskan waktu sendirian, jadi kamu enggak perlu mengkhawatirkanku Ayana, oke?"
Sekarang aku berada di dalam tubuh
Towa, tidak heran kalau sampai sekarang aku tidak bertingkah seperti dia.
Yah, Ayana tidak tahu, jadi ini agak
sulit dijelaskan.
Daripada mengkhawatirkanku, dia seharusnya
mengkhawatirkan Osamu. Apa yang menurutku logis dan masuk akal, tetapi
reaksi Ayana agak aneh.
"Eh? Apa maksudmu aku enggak
peduli denganmu…? Kenapa kamu mengatakan itu padaku!?”
"A-Ayana?"
Dengan suara yang sedikit lebih tinggi
dari biasanya, dia meraih bahuku.
Saat wajahnya semakin dekat denganku,
kami saling menatap dari jarak yang sangat dekat sementara orang-orang di
sekitar kami menatap kami dan bertanya-tanya apakah ada yang salah.
"Aku enggak suka itu... tolong
jangan katakan itu. Enggak mungkin aku enggak peduli padamu, Towa-kun...!"
"… Eh?"
Ayana terlihat sangat menderita hingga
dia akan menangis setiap saat.
Aku tidak mengerti mengapa dia
memiliki ekspresi seperti itu di wajahnya, tapi karena Osamu berada di kelas
yang sama dengan kami, kupikir menatap Ayana dan aku dari jarak sedekat ini
akan menyebabkan kesalahpahaman, jadi aku memutuskan untuk menenangkannya.
"Maaf. Aku hanya sedang enggak
ada mood untuk ikut bersamamu. Aku suka bersenang-senang tapi terkadang aku
juga ingin tenang. Bagaimana kalau kamu berada di sini sebentar?”
Begitu aku mengatakan itu, Ayana
tersenyum dan dengan begitu aku bisa menghabiskan waktu dengan tenang.
“Tolong jangan katakan padaku hal-hal
seperti: 'Jangan mengkhawatirkan aku.' Kamu enggak tahu bagaimana perasaanku. Itu
lebih seperti kamu ingin melupakanku."
"... Aku benar-benar minta
maaf."
Melihat wajahnya yang tersenyum, aku
bisa bernafas lega, tapi perasaan seperti apa yang dia miliki ke Towa?
Ceritanya bahkan belum dimulai, jadi
Towa seharusnya belum melakukan apapun padanya.
Itu sebabnya aku tidak mengerti
mengapa Ayana merasa putus asa, bahkan sejak pagi.
"Meski begitu, penting untuk bergaul
dengan teman-teman sekelas kita, jadi kalu kamu mau, kamu bisa ikut dengan kami
Towa-kun, oke?"
"Iya, aku mengerti"
Puas dengan diriku karena mengangguk mendengar
perkataannya, Ayana berbalik dan kembali ke grup.
Agak lucu kalau dia mengatakan hal-hal
itu, tetapi untuk beberapa alasan aku ingin lebih dekat dengannya, yang
meninggalkan sisiku.
Rasanya seolah tubuhku sedang
mencarinya, namun, aku menggelengkan kepalaku untuk menyangkalnya dan
memalingkan muka darinya.
"… Aku agak lelah."
Aku menggumamkan itu dan menyandarkan
punggungku ke kursi.
Saat aku seperti ini, sebuah tangan
diletakkan di pundakku.
"Hei, jarang sekali kau
sendirian."
“…Aisaka?”
Orang yang meletakkan tangannya di
pundakku dan mulai berbicara denganku adalah Takashi Aisaka, seorang teman yang
satu kelas denganku dan duduk di dekatku.
Ciri khas Aisaka yang paling menonjol adalah
kepalanya yang botak dan dia adalah anggota klub bisbol dan dikatakan sangat hebat.
Selain itu, tubuhnya berotot karena
latihan terus-menerus dan sepertinya dia membiarkanku menyentuh perutnya
beberapa kali untuk memeriksanya… Sial, ingatanku dengan Towa benar-benar
campur aduk. Itu membuatku menghela napas lagi.
"… Hmm"
"Apa?"
Aku menatap Aisaka, yang
memperhatikanku, lalu mengangguk.
Setelah berpikir sejenak dengan tangan
di dagunya, Aisaka menatap lurus ke mataku dan mengatakan sesuatu seperti ini.
"Kau sedikit berubah, bukan? Tapi
aku nggak tahu apa yang berubah darimu."
Dia agak bodoh dalam hal bisbol, namun
dia juga memiliki sisi tajam seperti yang dia tunjukkan sekarang.
Aku mengangkat bahu pada kata-katanya
dan memberinya senyum masam, lalu menjawabnya seperti ini.
"Mungkin aku menjadi orang yang benar-benar
berbeda di dalam diriku?"
"Ahahahaha! Bahkan kau mengatakan
hal-hal yang hanya bisa kau baca di manga! Hal semacam itu nggak terjadi
dalam kenyataan, bukan?"
Aku mengangguk mendengar kata-kata
Aisaka.
Nah, sekarang sesuatu terjadi padaku
yang tidak mungkin terjadi pada kenyataan, tetapi itu bukanlah sesuatu yang bisa
aku jelaskan kepada siapapun kecuali diriku sendiri, dan jika aku berbicara
dengan seseorang tentang hal ini, aku akan dicap gila dan semuanya akan berakhir.
"... Oh, Otonashi-san, dia
terlibat dengan Sasaki lagi."
"Eh?"
Aisaka mengatakan itu sambil
memalingkan muka dariku, jadi aku melihat apa yang dia lihat.
Ayana yang seharusnya berada di grup teman-temannya
sampai sekarang malah menjaga Osamu tanpa kusadari.
Namun, Osamu tampak malu ketika Ayana
menunjuk ke arahnya, menandakan ada sesuatu yang menggantung di wajahnya,
mungkin karena dia tertidur dengan posisi tengkurap.
"Sejauh ini aku nggak mengerti
tapi kenapa Otonashi-san peduli ama Sasaki?"
“Itu karena mereka adalah teman masa
kecil. Senang melihat mereka rukun."
Keduanya telah bersama sejak kecil
selama bertahun-tahun, ditambah lagi jika aku tidak terlibat di antara mereka,
tidak mungkin mereka tidak akur, karena mereka berjanji untuk bersama
selamanya.
"Yah, kita berada di luar mereka,
kita nggak bisa berkata apa-apa tentang hubungan mereka."
“Tapi nggak seperti Sasaki, meskipun
kau berada di sisi Otonashi-san, enggak ada yang akan mengatakan apapun padamu.
Jelas menjadi cowok tampan punya keuntungan sendiri.”
"Tampan?"
"… Apa kau serius?"
Saat aku secara tak sengaja menanyakan
itu pada Aisaka, dia menatapku dengan heran.
“… Ah, kau benar.”
Aku setuju dengan apa yang dia katakan
dan memberikan tepuk tangan.
Tubuhku saat ini milik karakter Towa
Yukishiro, dan dia cukup tampan bahkan dari sudut pandangku.
Aku tidak pernah memikirkannya sejak
aku mendapatkan tubuh ini, tapi tampaknya aku cukup tampan sekarang, jadi tidak
masalah aku senang karena ini.
"… Eh?"
Tiba-tiba sesuatu menarik perhatianku.
Saat berbicara dengan Aisaka, aku
melihat Ayana yang sedang menemani Osamu di depan mataku, tapi… untuk sesaat,
hanya sesaat, sepertinya Ayana memiliki tatapan kematian yang menakutkan di
matanya.
Aku menundukkan kepalaku sejenak melihat
tatapn Ayana yang sangat berbeda, karena dia belum pernah melihatku seperti itu
sebelumnya.
***