Ads 728x90

Eroge no Heroine Volume 1 Chapter 1 Part 1

Posted by Chova, Released on

Option


Chapter 1 Part 1


Semuanya dicuri dariku.


Apa kau tahu game dengan judul itu?


Beberapa orang bisa menebaknya hanya dengan membaca judul itu, tetapi untuk berjaga-jaga aku akan memberi tahumu kalau ini adalah game eroge, yang genrenya diklasifikasikan sebagai "Netorare".


Ceritanya berpusat pada seorang protagonis sederhana dan biasa, heroiennya yang selalu berada di sekelilingnya dicuri secara tak terduga oleh seorang playboy tanpa protagonis bisa melakukan apapun.


Pada dasarnya heroine dari game ini adalah teman masa kecil, teman sekelas yang kau temui pertama kali saat kau datang ke sekolah. Anehnya, mereka selalu berjalan sendirian tanpa ada orang di sisi mereka.


Namun dalam game ini setiap heroine yang muncul akhirnya jatuh ke tangan pria selain sang protagonis.


Tidaklah berlebihan jika dikatakan kalau gadis-gadis di game semacam ini terdiri dari berbagai tipe seperti teman masa kecil, senpai, teman sekelas, adik perempuan, dan ibu.


Di awal cerita, para heroine memiliki hubungan yang baik dengan protagonis hari demi hari, tetapi seiring berjalannya cerita, masa-masa sulit akan datang, dan perkembangan yang bisa dikatakan khas di game netorare, ditunjukkan kepada para pemain reguler.


Ilustrasi yang indah, penampilan luar biasa dari para seiyuu, dan rangkaian peristiwa di mana heroine yang dulunya cantik berubah menjadi sosok yang tak tahu malu, yang mendapatkan popularitas besar dan menjadi topik pembicaraan hangat di media sosial selama beberapa waktu.


Khususnya, adegan di mana Ayana Otonashi, heroine dalam cerita, jatuh membuat hati banyak pemain patah hati.


Karakter itu, Ayana, memiliki alasan untuk membuat pemain merasa sangat kehilangan yang tidak dimiliki oleh heroine lainnya.


'Hanya ada satu adegan hentai dengan Ayana.'


Sementara Ayana tetap berada di sisi protagonis, tidak seperti heroine lainnya yang jatuh tanpa perlawanan ke dalam cengkeraman si playboy pada tahap-tahap tertentu dalam game.


Terakhir, hal yang sama terjadi ke Ayana yang merupakan heroine di tengah-tengah alur game. Mekipun dia memenuhi semua syarat untuk menjadi heroine pertama yang dicuri di dalam game oleh si playboy karena dia adalah teman masa kecil protagonis, tidak ada yang pernah tahu tentang adegan hentainya.


Aku tidak pernah berpikir kalau Ayana telah menjadi heroine yang tak setia sejak awal, atau mungkin dia adalah tipe karakter wanita baru yang sekarang menjadi terkenal di genre NTR? Bagaimanapun juga, beberapa pemain pasti berharap perselingkuhan tidak akan terjadi.


Membeli game eroge bergenre NTR berarti kau memiliki selera seperti itu, namun meski begitu, keberadaan Ayana masih berbeda, namun saat cerita mendekati tahap akhir, harapan itu hancur.


Dengan satu-satunya adegan hentai yang aku katakan sebelumnya, Ayana benar-benar berbeda dari penampilan cantik yang dia tunjukkan sampai saat itu------ dengan kata lain, dia berhubungan segs dan tidak setia ke protagonis.


Juga, orang yang berhubungan segs dengan Ayana adalah teman dekat protagonis, yang menurutnya lebih dekat daripada temannya yang lain.


Gadis-gadis yang dekat dengan protagonis menghilang dan saat dia pergi mencari Ayana, dia menemukannya sedang berhubungan segs, dan oleh karena itu dia dikejutkan oleh adegan tragis dan malang itu, oleh karena itu, di akhir game, protagonis bertemu dengan takdir yang tidak bisa diperbaiki. Sementara itu, seperti si protagonis, banyak pemain yang kecewa dengan perkembangan yang tak terduga ini. 


Seorang heroine teman masa kecil yang cantik yang biasanya dalam game eroge NTR tidak jatuh ke dalam perselingkuhan, kali ini, pada akhirnya hal itu benar-benar terjadi. Anehnya, heroine seperti itu memenangkan tempat pertama di web poling populer, menjadi topik pembicaraan hangat. Itu sangat popular, bahkan para ilustrator yang tidak ada hubungannya dengan game eroge pun mulai menggambar Ayana Otonashi, hingga meningkatkan jumlah orang yang membuat ilustrasinya.


***


“…Haaa”


Yah, aku selesai mengatakan apa yang ada di kepalaku yang tidak ingin kuberitahukan kepada siapapun, dan kemudian menghela nafas panjang.


Tempatku berdiri adalah jalan yang menuju ke SMA dan apa yang aku lakukan sekarang sedang menunggu beberapa orang.


Ketika aku menghabiskan waktu melihat ponselku sesaat, aku melihat sosok cowok dan cewek dari sudut mataku.


"Mereka datang."


Mereka adalah dua orang yang aku tunggu dan tepat di saat mereka melihatku seperti ini, mereka berlari ke arahku.


"Maaf aku membuatmu menunggu!"


Orang pertama yang mengatakan itu adalah si cowok yang memberikan kesan ramah. Namanya Osamu Sasaki.


Dan orang di sebelahnya adalah gadis yang sangat cantik.


"Kami datang terlambat. Maaf, Towa-kun."


Untuk kedua kalinya aku akan mengatakannya: 'Dia gadis yang sangat cantik'.


Rambut hitamnya yang panjang dan ramping bergoyang tertiup angin tanpa ujung rambutnya terbelah. Wajahnya cantik dan terawat, tetapi dari semua itu, yang paling menonjol adalah tatapan lembut yang mempesona.


Penampilannya jauh berbeda dari penampilan siswi SMA pada umumnya dan orang bisa mengetahuinya dari payudaranya yang menggairahkan, yang membuatmu melihatnya secara alami.


Nama gadis itu adalah Ayana Otonashi, benar itu Ayana Otonashi.


(…Begitulah seperti yang kau dengar. Dia bertanya mengapa semuanya menjadi seperti ini.)


Aku menggumamkan itu dengan lelah di benakku saat mereka menatapku.


Ayana Otonashi------ Aku terkejut kalau dia memiliki nama yang sama persis dengan heroine yang muncul di game eroge yang kukatakan sebelumnya, selain itu, penampilan mereka yang sama.


Sulit dipercaya, tetapi aku mengalami reinkarnasi yang tak terduga.


Dalam hal ini akan lebih baik menyebutnya merasuki daripada reinkarnasi, karena ketika aku bangun beberapa waktu yang lalu, aku berada di dalam tubuh ini.


Awalnya, kau jelas bingung, namun yang menakutkan adalah kebingunganku segera mereda dan otakku menerima situasi saat ini.


Aku menghabiskan waktuku sebagai pemilik tubuh ini begitu banyak hingga membuatku berpikir kalau kehendak dunia ini telah ikut campur hingga aku tidak perlu khawatir tentang hal-hal seperti itu.


Untungnya, aku masih memiliki beberapa ingatan tentang pemilik tubuh ini, dan anehnya, aku bisa memahami bagaimana kehidupanku sehari-hari berlangsung, jadi aku tidak memiliki masalah apapun.


Yah, ini bukan seperti aku mengingat semuanya, misalnya, aku masih tidak ingat secara detail seberapa dekat aku dengan dua orang di depanku ini.


Tapi meski begitu, aku memahami dengan jelas kalau dunia ini adalah 'Semuanya dicuri dariku' dan aku tahu siapa aku dan keberadaan seperti apa diriku ini.


"Ayo, Towa-kun."


"... Ah."


Ayana mendesakku untuk mulai berjalan.


Nama Towa yang baru saja dia sebutkan adalah namaku saat ini.


(… Osamu, Ayana dan Towa)


Osamu Sasaki adalah protagonis dari dunia ini dan Ayana Otonashi adalah heroinenya.


Dan aku, Towa Yukishiro, adalah sahabat Osamu. Itu artinya------- Aku adalah cowok yang merebut Ayana dari Osamu.


Karena itu, aku tidak bisa tidak melihat wajah Ayana.


"Ada apa?"


"Enggak, enggak ada apa-apa. Ayo cepat."


Ayana menatapku aneh karena aku hanya menatapnya, namun aku menyuruhnya bergegas, jadi aku mulai berjalan.


"… Haa."


Aku menghela nafas dan bertanya-tanya mengapa ini terjadi.


Ya Tuhan, tidak masalah apakah ini reinkarnasi atau merasuki, tapi menurutku ada sesuatu yang lebih tepat untuk hal semacam ini.


Seharusnya aku dipanggil ke dunia fantasi yang penuh dengan pedang dan sihir, tetapi apa yang diinginkan dunia game eroge bergenre NTR ini dariku? Terlebih lagi, aku seorang playboy di sini. 


“Towa-kun~? Apa kamu baik-baik saja ~?"


"... Sesuatu terjadi padamu?"


Aku menjadi khawatir lagi tentang dua orang yang berjalan di depanku.


Mengesampingkan Osamu, yang mengenalku dengan baik sebagai sahabatnya, Ayana memberiku tatapan yang bersinar saat aku berada beberapa langkah di belakangnya.


Seperti yang diharapkan dari sang heroine, kebaikannya tampaknya ditujukan tidak hanya pada Osamu, tetapi juga padaku.


"Aku baik-baik saja. Aku mengikuti kalian, jadi jangan khawatirkan aku."


Mengatakan itu, Osamu melihat ke depan, tapi Ayana sepertinya masih mengkhawatirkanku.


Begitu aku menggerakkan bibirku diam-diam memberitahunya tidak apa-apa, Ayana akhirnya mengangguk dan mulai berjalan ke depan lagi.


“… Sekarang, aku sudah tahu kalau dunia ini berasal dari game eroge itu. Jadi jika itu masalahnya, hanya ada satu hal yang bisa kulakukan."


Aku tidak bermaksud mengganggu dua orang yang sedang ngobrong ramah di depanku.

[LN] Eroge no Heroine wo Netoru Otoko ni Tensei Shitaga, Ore wa Zettai ni Netoranai Volume 1 Chapter 1

Menurut urutan ceritanya, cerita akan dimulai setahun dari sekarang, jadi masih ada sedikit waktu tersisa sebelum dunia ini mulai bergerak.


"Aku enggak memiliki hobi menjadi plaboy dan apalagi mencuri gadis dari orang lain." 


Alasan mengapa aku membeli game eroge itu di kehidupanku sebelumnya hanya karena itu adalah topik pembicaraan yang hangat saat itu.


Izinkan aku memberitahumu dengan yakin kalau aku tidak suka selingkuh atau menjadi orang yang melakukannya. Sebaliknya, aku membencinya.


"Ngomong-ngomong, apa kamu ada kegiatan sepulang sekolah hari ini?" 


"Hmm, kurasa enggak ada."


"Begitu. Dan kamu, Towa-kun~?"


Dalam perjalanan ke sekolah, terutama Osamu dan Ayana akan mengobrol dan aku hanya akan menambahkan setiap kali mereka meminta pendapat atau sesuatu dariku.


Mengulangi itu, Osamu tampaknya ingin pergi ke tolilet, lalu dia lari ke minimarket terdekat.


“… Dia mau buang air besar.”


Yah, jangan malu karena itu yang dilakukan semua orang.


Sekarang, tampaknya itulah yang terjadi, jadi tidak ada pilihan lain selain menunggunya sebentar.


"Aku merasa kita harus menunggu sebentar, bukan?"


"Itu benar... Eh!?"


Aku terkejut karena mendengar suara Ayana yang begitu dekat denganku.


Sebelum aku menyadarinya, dia tepat di sebelahku dan tiba-tiba dia meraih tanganku.


Jantungku berdebar kencang karena tangan kami saling terhubung seperti pasangan yang bertunangan, hingga aku lupa posisiku dan lalu Ayana mencuri pandanganku.


“… *Fufufu* ♪”


"........."


Senyuman indah itu menggugah hati para cowok, tak seperti senyum yang biasa dia berikan saat Osamu ada.


Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan, tapi entah mengapa, aku merasa lega bisa menyentuhnya seperti ini.


"Tanganmu hangat, Towa-kun."


Ayana membisikkan itu setelah meraih tanganku dan menghubungkan jari-jarinya dengan jemariku.


"Um... Ayana, aku mau beli jus."


"Ah... aku akan menemanimu."


Aku tidak tahan dengan sensasi menggelitik yang tak bisa dijelaskan, tapi tak terlukiskan, jadi aku melepaskan tangannya dan memasuki minimarket.


Waktu berlalu dan Osamu hendak keluar dari toilet ketika aku membeli jus dan menyimpannya di dalam tas.


"Apa kau membeli jus?"


"Ya. Aku akan meminumnya saat istirahat."


"Kalau begitu aku akan membelinya juga."


Kami bertiga akhirnya membeli jus, meninggalkan minimarket, dan berjalan ke sekolah.


“… Apaan itu sebelumnya?”


Aku masih bingung dengan perubahan sikap Ayana yang tiba-tiba dan bagaimana dia mempersempit jarak kami.


Saat ini, Osamu berada di sampingnya, berjalan di sampingnya dan melakukan percakapan yang persis sama seperti beberapa waktu lalu.


Pada akhirnya, aku memutuskan untuk pergi ke sekolah, meskipun aku masih bingung dengan apa yang baru saja terjadi.


Begitu aku memasuki ruang kelas setelah mereka berdua masuk sebelum aku, Osamu tergeletak di mejanya dan tak bisa bergerak sementara Ayana sedang mengobrol dan berdiri di antara sekelompok cowok dan cewek.


"Selamat pagi, Yukishiro-kun."


"Halo".


Aku membalas salam ke teman sekelasku dan duduk di kursiku.


Saat aku mengeluarkan perlengkapan sekolah dari tas, aku teringat kalau Osamu cenderung penyendiri sementara Ayana selalu dikelilingi oleh banyak teman.


Untuk memberikan gambaran yang mudah dipahami, Ayana adalah cahaya dan Osamu adalah bayangannya.


Ayana cantik, baik, dan ramah, jadi tidak ada alasan dia tidak populer, sebaliknya, Osamu yang bergaul dengannya, tidak terlalu bahagia sama sekali.


(Ayana membantu Osamu dan sementara dia menyalahkannya karena penyendiri, dia berselisih dengannya beberapa kali.)


Dia sering membantunya karena dia adalah teman masa kecil yang penting baginya dan di saat yang sama dia membantunya, Ayana memohon padanya untuk berhenti menjadi penyendiri, hingga Osamu sampai sekarang, tidak terlalu menyendiri.


Bahkan mereka yang melihat Ayana memarahi Osamu seperti itu, menatapnya dengan iri dan cemburu setiap kali dia membuatkannya makan siang untuknya…


"........."


Kemudian, aku tiba-tiba teringat sesuatu.


(… Nggak, Towa juga membantunya)


Mengingat kembali gamenya, Towa berada di sisi Ayana membantu Osamu. Apalagi ada adegan dimana Towa menghadapi para bullying yang dilakukan ke Osamu.


Dari sudut pandang Osamu, Towa adalah sosok yang berkarakter.


Terkadang dia membantu Osamu, memberinya nasihat dan terkadang, dia membantunya agar hubungannya dengan Ayana berkembang.


Namun, sahabat Osamu, yang dia percayai justru melakukan hubungan segs dengan Ayana dan itulah yang sangat membuatku terkejut memainkan game eroge ini.


"Aku enggak tertarik pada siapapun jika bukan Towa-kun Aku enggak butuh teman masa kecil yang menyedihkan dan memilukan"


Itulah kata-kata yang diucapkannya ke Osamu saat menyaksikan Towa dan Ayana berhubungan segs di depannya.


Setelah mendengar kata-kata itu, Osamu menjadi putus asa dan lalu gamenya diakhiri dengan tampilan belakangnya berjalan keluar ruangan dengan tatapan tertegun.


Entah apa yang terjadi pada Osamu setelah seorang gadis, yang merupakan teman masa kecilnya yang dia percayai dan cintai, mengatakan kepadanya kalau dia tidak membutuhkannya. Ini jelas bukan akhir yang baik.


"Memang benar kamu gelisah."


Tidak salah jika mengatakan kalau Osamu gelisah seperti yang dikatakan Ayana.


Mengapa Osamu, yang terbawa omongan orang lain, begitu populer? Banyak gadis jatuh cinta padanya tanpa perlu mereka mengenalnya dengan baik. Nah, itu adalah skenario game, jadi tidak ada yang bisa dilakukan.


"......?"


Saat aku mulai membandingkan kenyataan dengan adegan dari game ini, mata Ayana bertemu denganku.


Dia tampak sangat bahagia saat dia melihatku, dia melambaikan tangannya dengan penuh semangat dan tentu saja, aku membalas melambai sambil merasakan mulutku sedikit mengendur, tetapi saat aku melihat kalau tidak hanya Ayana tetapi juga orang-orang di sekitarnya juga melambai, aku memalingkan mukaku darinya.


Tampaknya, bukan itu jawaban yang diinginkan Ayana.


"Towa-kun."


"A-Ayana?"


Dia berdiri dari duduknya dan menghampiriku.


"Ada apa? Biasanya kamu ikut dengan kami, tapi akhir-akhir ini kamu enggak ikut Towa-kun. Aku pikir akan ada hari-hari seperti ini, tetapi aku enggak pernah membayangkan akan berlangsung selama ini."


"... Ah~"


Aku mengerti, Towa seharusnya bagian dari grup itu.


Aku bilang kalau tidak ada masalah hidup di tubuh Towa, tetapi tentu saja ada banyak hal yang tidak aku ingat tentang orang ini.


Berbeda dengan protagonis Osamu, pertemanan Towa sebenarnya tidak disebutkan di dalam game. Aku tidak menyadarinya karena tidak ada teks yang menyuruhku keluar dari grup.


"Aku rasa akan menyenangkan menghabiskan waktu sendirian, jadi kamu enggak perlu mengkhawatirkanku Ayana, oke?"


Sekarang aku berada di dalam tubuh Towa, tidak heran kalau sampai sekarang aku tidak bertingkah seperti dia.


Yah, Ayana tidak tahu, jadi ini agak sulit dijelaskan.


Daripada mengkhawatirkanku, dia seharusnya mengkhawatirkan Osamu. Apa yang menurutku logis dan masuk akal, tetapi reaksi Ayana agak aneh.


"Eh? Apa maksudmu aku enggak peduli denganmu…? Kenapa kamu mengatakan itu padaku!?”


"A-Ayana?"


Dengan suara yang sedikit lebih tinggi dari biasanya, dia meraih bahuku.


Saat wajahnya semakin dekat denganku, kami saling menatap dari jarak yang sangat dekat sementara orang-orang di sekitar kami menatap kami dan bertanya-tanya apakah ada yang salah.


"Aku enggak suka itu... tolong jangan katakan itu. Enggak mungkin aku enggak peduli padamu, Towa-kun...!"


"… Eh?"


Ayana terlihat sangat menderita hingga dia akan menangis setiap saat.


Aku tidak mengerti mengapa dia memiliki ekspresi seperti itu di wajahnya, tapi karena Osamu berada di kelas yang sama dengan kami, kupikir menatap Ayana dan aku dari jarak sedekat ini akan menyebabkan kesalahpahaman, jadi aku memutuskan untuk menenangkannya.


"Maaf. Aku hanya sedang enggak ada mood untuk ikut bersamamu. Aku suka bersenang-senang tapi terkadang aku juga ingin tenang. Bagaimana kalau kamu berada di sini sebentar?”


Begitu aku mengatakan itu, Ayana tersenyum dan dengan begitu aku bisa menghabiskan waktu dengan tenang.


“Tolong jangan katakan padaku hal-hal seperti: 'Jangan mengkhawatirkan aku.' Kamu enggak tahu bagaimana perasaanku. Itu lebih seperti kamu ingin melupakanku."


"... Aku benar-benar minta maaf."


Melihat wajahnya yang tersenyum, aku bisa bernafas lega, tapi perasaan seperti apa yang dia miliki ke Towa?


Ceritanya bahkan belum dimulai, jadi Towa seharusnya belum melakukan apapun padanya.


Itu sebabnya aku tidak mengerti mengapa Ayana merasa putus asa, bahkan sejak pagi.


"Meski begitu, penting untuk bergaul dengan teman-teman sekelas kita, jadi kalu kamu mau, kamu bisa ikut dengan kami Towa-kun, oke?"


"Iya, aku mengerti"


Puas dengan diriku karena mengangguk mendengar perkataannya, Ayana berbalik dan kembali ke grup.


Agak lucu kalau dia mengatakan hal-hal itu, tetapi untuk beberapa alasan aku ingin lebih dekat dengannya, yang meninggalkan sisiku.


Rasanya seolah tubuhku sedang mencarinya, namun, aku menggelengkan kepalaku untuk menyangkalnya dan memalingkan muka darinya.


"… Aku agak lelah."


Aku menggumamkan itu dan menyandarkan punggungku ke kursi.


Saat aku seperti ini, sebuah tangan diletakkan di pundakku.


"Hei, jarang sekali kau sendirian."


“…Aisaka?”


Orang yang meletakkan tangannya di pundakku dan mulai berbicara denganku adalah Takashi Aisaka, seorang teman yang satu kelas denganku dan duduk di dekatku.


Ciri khas Aisaka yang paling menonjol adalah kepalanya yang botak dan dia adalah anggota klub bisbol dan dikatakan sangat hebat.


Selain itu, tubuhnya berotot karena latihan terus-menerus dan sepertinya dia membiarkanku menyentuh perutnya beberapa kali untuk memeriksanya… Sial, ingatanku dengan Towa benar-benar campur aduk. Itu membuatku menghela napas lagi.   


"… Hmm"


"Apa?"


Aku menatap Aisaka, yang memperhatikanku, lalu mengangguk.


Setelah berpikir sejenak dengan tangan di dagunya, Aisaka menatap lurus ke mataku dan mengatakan sesuatu seperti ini.


"Kau sedikit berubah, bukan? Tapi aku nggak tahu apa yang berubah darimu."


Dia agak bodoh dalam hal bisbol, namun dia juga memiliki sisi tajam seperti yang dia tunjukkan sekarang.


Aku mengangkat bahu pada kata-katanya dan memberinya senyum masam, lalu menjawabnya seperti ini.


"Mungkin aku menjadi orang yang benar-benar berbeda di dalam diriku?"


"Ahahahaha! Bahkan kau mengatakan hal-hal yang hanya bisa kau baca di manga! Hal semacam itu nggak terjadi dalam kenyataan, bukan?"


Aku mengangguk mendengar kata-kata Aisaka.


Nah, sekarang sesuatu terjadi padaku yang tidak mungkin terjadi pada kenyataan, tetapi itu bukanlah sesuatu yang bisa aku jelaskan kepada siapapun kecuali diriku sendiri, dan jika aku berbicara dengan seseorang tentang hal ini, aku akan dicap gila dan semuanya akan berakhir.


"... Oh, Otonashi-san, dia terlibat dengan Sasaki lagi."


"Eh?"


Aisaka mengatakan itu sambil memalingkan muka dariku, jadi aku melihat apa yang dia lihat.


Ayana yang seharusnya berada di grup teman-temannya sampai sekarang malah menjaga Osamu tanpa kusadari.


Namun, Osamu tampak malu ketika Ayana menunjuk ke arahnya, menandakan ada sesuatu yang menggantung di wajahnya, mungkin karena dia tertidur dengan posisi tengkurap.


"Sejauh ini aku nggak mengerti tapi kenapa Otonashi-san peduli ama Sasaki?"


“Itu karena mereka adalah teman masa kecil. Senang melihat mereka rukun."


Keduanya telah bersama sejak kecil selama bertahun-tahun, ditambah lagi jika aku tidak terlibat di antara mereka, tidak mungkin mereka tidak akur, karena mereka berjanji untuk bersama selamanya. 


"Yah, kita berada di luar mereka, kita nggak bisa berkata apa-apa tentang hubungan mereka."


“Tapi nggak seperti Sasaki, meskipun kau berada di sisi Otonashi-san, enggak ada yang akan mengatakan apapun padamu. Jelas menjadi cowok tampan punya keuntungan sendiri.”


"Tampan?"


"… Apa kau serius?"


Saat aku secara tak sengaja menanyakan itu pada Aisaka, dia menatapku dengan heran.


“… Ah, kau benar.”


Aku setuju dengan apa yang dia katakan dan memberikan tepuk tangan.


Tubuhku saat ini milik karakter Towa Yukishiro, dan dia cukup tampan bahkan dari sudut pandangku.


Aku tidak pernah memikirkannya sejak aku mendapatkan tubuh ini, tapi tampaknya aku cukup tampan sekarang, jadi tidak masalah aku senang karena ini.


"… Eh?"


Tiba-tiba sesuatu menarik perhatianku.


Saat berbicara dengan Aisaka, aku melihat Ayana yang sedang menemani Osamu di depan mataku, tapi… untuk sesaat, hanya sesaat, sepertinya Ayana memiliki tatapan kematian yang menakutkan di matanya.


Aku menundukkan kepalaku sejenak melihat tatapn Ayana yang sangat berbeda, karena dia belum pernah melihatku seperti itu sebelumnya.

***

Komentar

Options

Not work with dark mode
Reset