Itu adalah hari yang cerah di bulan September, ketika musim panas hampir berakhir.
Langit yang bisa kulihat dari ruang kelas di lantai tiga gedung sekolah sangat cerah. Sambil mendengarkan penjelasan guru matematika, aku berpikir kalau sesuatu yang baik akan terjadi hari ini.
Lalu, tiba-tiba aku mendengar beberapa teriakan dari teman-teman sekolahku yang datang dari halaman sekolah. Itu suara gemuruh seakan-akan berasal dari dalam perut.
Kedengarannya agak putus asa, tapi kurasa itu semacam lelucon selama pelajaran olahraga. Kelas sempat berhenti selama beberapa detik, tetapi aku tak terlalu memperhatikannya.
Namun, jumlah teriakan terus bertambah dan ternyata beberapa orang keluar ke balkon kelas untuk mencari tahu apa yang terjadi sementara teriakan terus terdengar.
Lalu karena semua orang penasaran dan pergi ke balkon, aku ikut bersama mereka, pergi ke balkon dan melihat ke bawah-------
Ada banyak genangan darah di pasir, dan banyak murid dengan pakaian olahraga tergeletak di tanah.
Melihat pemandangan itu, aku menyadari kalau jeritan semala ini adalah jeritan kematian, hingga seluruh tubuhku merinding.
“Seorang penjahat mungkin telah memasuki sekolah. Jangan keluar kelas karena ini berbahaya.”
Setelah mengatakan itu, guru matematika kami dengan cepat menuju ke lantai satu.
Aku melihat ke halaman sekolah sambil melawan rasa takut. Lalu. Para siswa di tanah bangkit dan dengan terhuyung-huyung menuju gedung sekolah.
"Aku senang kalian aman" "Hei, berbahaya bagi kalian untuk berjalan jika mereka berdarah seperti itu" "Mungkinkah ini lelucon seseorang?" "Ini terlalu berlebihan untuk dijadikan lelucon" "Apa mereka sedang syuting film?"
Masing-masing teman sekelasku mulai mengungkapkan keraguan mereka secara acak sambil menunggu guru matematika datang.
Tetapi kemudian, salah satu siswa menyebutkan kalau situs web berita menjadi gila, lalu aku mengeluarkan ponselkku dan mulai mencari di setiap halaman web itu. Setiap judul berita memiliki kata 'Zombie' tertulis di atasnya, menunjukkan kalau bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya terjadi di seluruh Jepang.
Sementara beberapa orang ragu, yang lain mencoba menelepon polisi, tetapi tidak ada yang menjawab.
Setelah itu, semuanya menjadi kacau balau. Ada yang menangis, ada yang ketakutan, dan ada yang mencari apapun yang bisa mereka gunakan sebagai senjata. Di sisi lain, siswa lain yang baru saja tertawa sekarang saling berdebat, namun, aku menyadari ada beberapa zombie di sisi lain jendela lorong.
Kulit mereka abu-abu. Mata mereka keruh tidak tahu ke mana mereka melihat dan mulut mereka yang setengah terbuka meneteskan air liur.
Mereka jelas makhluk dunia lain yang berkerumun di pintu dan mencoba masuk ke ruang kelas.
Beberapa siswa berlari keluar dari balkon.
Aku mencoba mengikuti mereka, tetapi balkon sudah penuh dengan orang. Kelas-kelas lain juga panik, oleh karena itu teman-teman sekelas yang kehilangan jalan keluar bergegas masuk.
Tepat setelah itu, pintu kelas hancur dan zombie masuk. Beberapa teman sekelasku berlari ke loring mencari jalan keluar, maka aku memutuskan untuk mengikuti mereka.
Gedung sekolah sudah penuh dengan zombie dan saat teman-teman sekelasku berlari, beberapa dari mereka tertangkap dan dimakan satu per satu. Aku sendiri berlari menuruni tangga dengan panik.
Paru-paruku hampir kempes karena kekurangan oksigen, tetapi aku terus berlari karena takut mati jika aku berhenti.
Pada akhirnya, akulah satu-satunya yang bisa melarikan diri dari bangunan sekolah, namun, di luar juga ada neraka di mana-mana. Berbagai kecelakaan dan kebakaran terjadi di sana-sini. Semuanya terbakar dan mengeluarkan asap hitam.
Apaapan ini?… Tidak, ini pasti mimpi buruk…
Semuanya berantakan hingga aku tidak bisa berdiri dan jatuh ke semak-semak di dekatku. Aku mencoba mencari alasan untuk semua ini karena tidak ada yang tampak nyata.
Aku terdiam sejenak, tetapi tak peduli berapa lama waktu berlalu, tidak ada yang berubah. Tidak ada tanda-tanda kalau ini adalah mimpi atau ada orang yang melarikan diri dari sekolah.
Bagaimanapun, aku tidak bisa tetap di sini selamanya.
Pertama-tama, aku mencoba menelepon kakek nenekku yang ada di rumah, tetapi kemudian aku menyadari kalau ponselku tidak memiliki sinyal. Apakah semua orang mencoba menghubungi kerabat mereka untuk memastikan apakah mereka baik-baik saja disaat yang bersamaan? Mungkin itu sebabnya sinyalnya kacau dan down ...
Aku hampir menabrak jalan secara tak sengaja, tetapi aku berhasil berada di sini karena mungkin sinyalnya bisa pulih.
Namun, saat ini aku tidak memiliki cara untuk meminta bantuan, jadi aku harus menyelamatkan diri sendiri--------
Memutuskan hal itu, aku mulai berjalan pulang. Tentu saja, aku tidak bisa menggunakan kereta dan sering bertemu zombie dalam perjalanan. Mereka lambat dan kikuk untuk bergerak, jadi aku bisa menjauh dari mereka. Sekarang aku sangat lelah sehingga butuh lima jam untuk sampai ke rumah.
Begitu aku memasuki rumah, aku mendengar suara TV dari ruang tamu. Di pintu masuk ada sepatu kulit ibuku, jadi kupikir dia sudah pulang kerja.
Aku menutup pintu untuk mencegah zombie masuk, dan saat aku pergi ke ruang tamu, ibu dan kakek nenek membelakangiku. Lalu aku menyampaikan kabar itu kepada mereka bertiga dan …
Mereka bertiga dengan kikuk berbalik dan dengan itu aku memastikan kalau mereka telah berubah menjadi zombie.
Mata mereka kabur, mulut mereka yang setengah terbuka meneteskan air liur. Mereka bertiga bukan lagi orang yang kukenal sebelumnya.
Mereka pasti mengira aku adalah mangsa mereka karena aku berdiri diam tidak tahu harus berbuat apa, lalu mereka yang sampai saat ini adalah anggota keluargaku mendekatiku.
Tetapi aku dengan cepat mendapatkan kembali kesadaranku dan bergerak untuk melarikan diri, namun aku kesulitan membuka pintu depan rumah, hingga salah satu dari mereka menggigit tangan kananku.
Aku akhirnya berhasil melepaskan diri dari mereka, membuka pintu dan melompat keluar, lalu terus berlari tanpa melihat ke belakang.
Aku rasa gigitannya dangkal, jadi aku pasti baik-baik saja.
Pikiran itu terlintas di benakku, namun, aku cukup takut untuk melihat lukanya.