Ads 728x90

Yayoi-chan Volume 2 Chapter 4

Posted by Chova, Released on

Option


Chapter 4 - Akankah aku bisa menjaga rahasianya?


Sehari setelah Uzuki-chan datang ke rumah kami.


Saat aku pergi ke sekolah lebih awal dari biasanya, aku melihat kalau bagian depan kelasku dipenuhi oleh para pengawal yang datang untuk melihat Yayoi-chan.


"Sudah hampir waktunya baginya untuk datang ke sekolah."


"Aku tidak bisa memulai hari tanpa melihat wajah Kinoshita-san."


"Itu benar."


Apa orang-orang ini penguntit?


Menurut Mayama, ada aturan bahkan pengawal dan sepertinya itu hanya berlaku saat Yayoi-chan ada di dalam sekolah. Aturan utama para pengawal adalah tidak ikut campur dalam urusan pribadi mereka. Rasanya seperti menjadi seorang penggemar idola.


"Permisi…"


Jika kau mencoba memasuki ruang kelas dengan menunjukkan rasa hormat kepada pengawal, mereka akan langsung melihatmu seolah-olah kau adalah musuh orang tuanya.


Tampaknya, tidak ada aturan untuk bergaul dengan Yayoi-chan.


"Ah, aku lelah."


Aku berjalan melewati para penjaga, lalu akhirnya duduk di mejaku. 


Teman sekelas di kursi sebelahku berkata padaku seperti: 'Fukase-kun juga mengalami kesulitan'. Sejak kejadian di mana aku mengajaknya kencan di tengah kelas, teman-teman sekelasku mendukung hubunganku dengan Yayoi-chan. Terkadang ada yang bertanya kepadaku, 'Kamu belum pacaran?' Itu adalah tekanan aneh yang membuatku malu dan akhirnya memperbesar masalahku.


Bahkan kemarin, Uzuki-chan dan Sanae bertukar informasi tentang kakak masing-masing dan mendiskusikan tindakan mereka di masa depan tanpa seizinku.


Sebagai hasil dari rapat itu, mereka tampaknya telah sampai pada kesimpulan: 'Mari kita atur kencan lain untuk mereka!'


Aku rasa aku memahami pentingnya untuk maju dan mengambil tindakan, tetapi menurutku berkencan tidak akan menyelesaikan masalah ini.


Akulah masalahnya.


Aku ingin tahu apakah tak apa menyimpan rahasia ini dari Yayoi-chan.


Aku menyembunyikan darinya fakta kalau aku diam-diam mendengarkan suara hatinya ...


Semakin aku memikirkannya, semakin banyak rasa bersalah menumpuk atas perasaan cintaku.


Apa yang akan Yayoi-chan pikirkan jika dia mengetahuinya?


Aku pasti akan membenci diriku sendiri...


Enggak, jangan pikirkan itu sekarang.


Aku memijat kerutan yang terbentuk di antara alisku sehingga aku tak bisa membuat wajah rumit yang mengekspresikan kesedihan di pagi hari.


Saat ini, aku sedang bersiap-siap untuk memulai kelas dan dengan cara ini aku bisa sedikit teralihkan, tetapi bayangan menutupi pandanganku.


Saat aku mendongak, Yayoi-chan berdiri di depanku.


"Oh, Yayoi-chan. Selamat pagi."


Aku menyapanya dengan nada suaraku yang biasa, tapi Yayoi-chan berdiri di depanku tanpa berkata apa-apa dan bahkan tidak bergerak sedikit pun dari tempat itu.


"… Eh? Ada apa?"


Dia tidak menyapaku dengan senyum menawan yang dia tunjukkan padaku kemarin; Dia hanya menatapku.


Apa yang terjadi? Apa aku melakukan sesuatu untuk membuatnya seperti ini?


"Kemarin, Uzuki datang ke rumahmu kan?"


"Ah..."


Mengapa dia mengatakan itu?


Yayoi-chan benar-benar terkejut dan dengan tatapan diam.


"Aku mendengarnya dari Uzuki, apakah itu benar?"


Pipinya mengerut dan alisnya mulai naik.


Bukan itu yang kau janjikan padaku! Sudah kubilang untuk merahasiakannya, Uzuki-chan!


"Enggak, itu terjadi begitu saja..."


"Kamu tiba-tiba mengajak seorang gadis ke rumahmu, Satsuki-kun."


Yayoi-chan menatapku dengan tangan terlipat ke belakang. 



Sama sekali tidak ada tanda-tanda candaan di matanya, selain itu, ini adalah pertama kalinya setelah sekian lama Yayoi-chan menatapku.


[LN] Yayoi-chan wa Himitsu wo Kakusenai Volume 2 Chapter 4

Bagaimana aku harus menjelaskan situasi ini? 


Tak peduli berapa banyak aku memikirkannya, aku tidak bisa menemukan solusi terbaik, aku merasa seperti mau pingsan, detak jantung yang berbeda mengendalikanku!


Nggak mungkin Uzuki-chan, sudah kubilang aku nggak sepenuhnya yakin apakah aku menyukai Yayoi-chan, kan?


"Apa yang kamu dengar dari Uzuki-chan?"


"Apakah kamu melakukan sesuatu yang buruk saat kamu bersamanya?"


"Aku nggak melakukan apapun! Adikku juga bersama kami! Mereka bergaul dengan baik sementara aku diperlakukan seperti orang buangan!”


"Benarkah?"


Alis Yayoi-chan turun satu milimeter.


Dari reaksinya, aku ingin percaya kalau dia tidak bisa mendengar pengakuanku.


"Itu benar! Adikku bilang kalau dia juga ingin bertemu denganmu Yayoi-chan, jadi jika itu nggak masalah denganmu, maukah kamu datang ke rumah kami juga?"


Berniat untuk memenuhi kebutuhan dan tetap hidup, aku tak bisa tidak melewatkan kesempatan ini.


Aku tahu aku akan menyesalinya lagi di masa depan, tapi sekarang sudah terlambat.


Sekali lagi, aku mengajak Yayoi-chan untuk datang ke rumahku, di tengah kelas.


"A-aku nggak percaya kamu mengatakan itu padaku!"


Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, wajah Yayoi-chan menjadi merah padam, seperti api yang membara.


Ini ternyata merupakan kejadian yang tak terduga, dan dia berlari kembali ke tempat duduknya.


"Pagi-pagi dia udah menggoda!" 


"Dia melakukannya lagi."


"Fukase-kun juga bisa melakukannya."


Tanggapan cerobohku membuat teman-teman sekelasku kembali gaduh. Punggungku mulai merinding bersamaan dengan deja vu sejak aku pertama kali mengajaknya kencan.


Wajah Yayoi-chan memerah dengan tangan di pipinya sementara para pengawal mulai panik dan sepertinya aku telah mendapat perhatian yang tidak diinginkan lagi. Bukankah aku akan menjadi musuh publik di sekolah ini?


"Ahh..."


Aku akan membuat lebih banyak musuh di sekolah, tapi aku ingin bergaul dengan Yayoi-chan, tapi apa yang harus kulakukan?


Wajahku yang terpantul di kaca jendela masih rumit.


Hari ini terasa lebih lama, mungkin karena aku sedikit gugup di pagi hari.


Bersamaan dengan bel akhir kelas berbunyi, para pengawal yang berkumpul di kelas kami juga tercengan, bukankah mereka terlalu sibuk? Mereka selalu mengikuti Yayoi-chan.


Mengenai Yayoi-chan, dia sedang bersiap-siap untuk pulang dengan buku pelajaran yang dikemas di tasnya. Jika kuingat dengan benar, sepertinya giliran dia untuk mengawasi wakil kepala sekolah minggu ini, jadi kurasa pekerjaannya akan dimulai besok, tapi Yayoi-chan akan mendapat masalah jika para pengawal memperhatikannya, karena dia harus melakukannya, karena dia harus bertindak sendiri…


Tiba-tiba, aku menatapnya dua kali.


Dengan begitu banyak perhatian, apakah dia tidak bisa bekerja sebagai agen?


Awalnya, Yayoi-chan tidak bergaul dengan siapa pun agar mereka tidak akan mengganggu pekerjaannya sebagai Agen. 'Aura jangan mendekatiku' itu juga karena alasan itu dan karena dia sendirian sepanjang waktu dia bisa bekerja sebagai Agen.


Tapi bagaimana situasinya saat ini?


Yayoi-chan adalah pusat perhatian di seluruh SMA; saat istirahat dan saat makan siang; dari pagi sampai setelah kelas selesai. Ke mana pun dia pergi, para pengawal mengikutinya.


Dia mencoba melakukan apa yang ingin dia lakukan, termasuk tugasnya sebagai Agen, tetapi lingkungannya belum tentu membaik.


Bukankah mereka menghalangi pekerjaannya karena mereka mengetahui Yayoi-chan yang sebenarnya? Mungkinkah aku terlalu banyak ikut campur?


Aku meletakkan sikuku di atas meja dan menutupi wajahku.


Seiring dengan rasa bersalah yang muncul karena jatuh cinta padanya, delusi tak menuju ke arah emosi yang sama seperti dulu.


Bukankah kami setidaknya harus menjaga jarak saat di sekolah?


Untuk meyakinkan diri sendiri kalau itu bisa demi Yayoi-chan, kesimpulan yang sangat negatif terlintas di benakku.


"Satsuki-kun!"


Aku menarik napas dalam-dalam dan mengangkat kepalaku.


Sebelum aku menyadarinya, Yayoi-chan sudah ada di depan mejaku. Dia tidak marah seperti pagi tadi, karena dia memiliki wajah yang tenang, itulah sebabnya aku mengelus dadaku sekali lagi.


"Apa yang terjadi?"


"Enggak, enggak ada."


Aku buru-buru memasukkan buku pelajaranku ke dalam tas dan bersiap untuk pulang.


Yayoi-chan akan bekerja sebagai Agen mulai sekarang.


Aku tidak bisa menghalangi pekerjaannya.


"Kalo gitu, ada apa Yayoi-chan?"


 “… Apa yang kamu katakan padaku tentang pagi tadi benar?”


Pipi Yayoi-chan, yang tetap diam, sedikit merah.


Tubuhku mulai menegang


Apakah dia masih curiga kalau aku membawa Uzuki-chan ke rumahku?


"Enggak, enggak, enggak ada yang terjadi dengan Uzuki-chan!"


"Bukan itu yang kumaksud…"


Suaranya berangsur-angsur menjadi lebih pelan dan akhirnya menjadi tidak terdengar.


Cara dia meraih ujung roknya sangat menggemaskan; Aku secara tidak sengaja meluruskan punggungku.


"Apa tidak apa-apa jika aku pergi ke rumahmu sekarang?"


"Eh?"


Sekarang?


Tampaknya, dia menganggapnya serius ketika aku berkata: 'Datanglah ke rumahku'.


Aku sangat senang kalau Yayoi-chan ingin datang mengunjungi rumahku, tapi apa yang kukatakan tiba-tiba dan sekarang menjadi masalah. 


"Ten…"


Tentu saja.


Aku segera menjawab tanpa ragu, tetapi aku segera menahan kata-kata itu di belakang tenggorokanku. 


"Eh, sekarang? Hari ini?"


Aku merendahkan suaraku dan bertanya lagi.


Lagipula, bukankah dia harus bekerja sebagai Agen hari ini?


Kalo kuingat dengan benar, saat aku mendengar hati Uzuki-chan melalui psikis, giliran dia untuk mengawasi wakil kepala sekolah sepanjang minggu ini.


"Ya, sekarang juga!"


Mengabaikan kekhawatiranku, Yayoi-chan menjawab dengan suara bersemangat.


"Aku ingin kamu menunjukkan patitur untuk pemula dan mengajariku cara bermain piano di rumahmu Satsuki-kun, apa gak masalah?"


Mungkinkah dia cemburu dengan kunjungan Uzuki-chan ke rumahku kemarin, sampai-sampai meninggalkan pekerjaannya sebagai Agen hanya untuk datang ke rumahku?


Itu hanya imajinasi, tapi bukan nggak mungkin.


Uzuki-chan juga mengatakan kalau Yayoi-chan sangat bersemangat akhir-akhir ini. Sekarang aku juga berpikir begitu.


Saat aku memikirkan perasaan berani Yayoi-chan, dadaku terasa sesak, namun, aku tidak bisa dengan mudah memahami mengapa hal itu terjadi. 


Aku juga ingin mengajarinya cara bermain piano, tapi mengorbankan sesuatu untuk itu akan berakhir dengan menghalangi Yayoi-chan, yang memutuskan untuk melakukan apa yang ingin dia lakukan.


“Maaf, hari ini enggak bisa…”


Aku menundukkan kepalaku sedikit dalam penyangkalan dengan hati yang hancur.


Aku tidak ingin dia menjadi Agen yang lalai karena aku.


Yayoi-chan yang aku sukai adalah Yayoi-chan yang mencakup semua sisi dirinya, karena dia adalah seorang gadis SMA dan juga seorang Agen.


“Ka-kamu benar… Aku sangat mendadak, maafkan aku.”


Aku bisa melihat kekecewaannya saat dia menurunkan tangannya.


Aku tidak bisa melihat mata sedih Yayoi-chan.


"Sampai jumpa besok."


"Ya, sampai jumpa besok."


Itu adalah sinyal untuk mengakhiri percakapan.


Aku melihat ke mejaku sebentar, tetapi saat aku melihat ke atas, dia sudah pergi.


Aku bersyukur kalau kelas menjadi bising di saat akhir hari, karena percakapan kami memudar dengan cepat.


Jika aku tidak mengetahui kalau Yayoi-chan adalah seorang Agen, aku tidak akan menolak.


Dengan kata lain, jika aku tidak menggunakan psikis----- Sekarang, rasa bersalah menyerang seluruh tubuhku.


Aku merasa sangat khawatir karena aku tahu rahasia Yayoi-chan.


Aku diam-diam melihat ke dalam pikiran Yayoi-chan dengan psikisku. Fakta kalau dia menganggapku keren dan dia seorang Agen adalah sesuatu yang tak akan kuketahui tanpa keterampilan psikisku.


Uzuki-chan bilang kalau kami berdua menyukai satu sama lain, tetapi suasana saat ini di antara kami berdua tidak terasa sama, karena hanya aku yang tahu terlalu banyak.


Situasi saat ini karena aku menggunakan psikis 


Meskipun hanya aku yang mengetahui rahasia Yayoi-chan, aku menyembunyikan rahasiaku darinya.


Aku ingin tahu apakah aku memiliki apa yang diperlukan untuk jatuh cinta pada Yayoi-chan sambil menyembunyikan rahasia seperti itu.


"Enggak baik jika tetap seperti ini ..."


Aku meletakkan wajahku di atas meja dan mengeluarkan suara lemah.


Aku akhirnya menemukan Yayoi-chan yang sebenarnya dan perasaanku yang sebenarnya.


Keduanya tidak mudah berbaur, dan semuanya tampak menghilang dalam sekejap. Sama seperti bintang-bintang di langit saat kau berkedip.


Aku tidak ingin melupakan Yayoi-chan yang sebenarnya lagi.


Bahkan jika aku mengaku, ada sesuatu yang harus kulakukan sebelum itu.


Karena aku menyukaimu, pasti ada jalan keluarnya.


Aku harus tetap seperti ini.


Baik untukku maupun untuknya.


Aku harus membuat keputusan.



Aku tidak boleh memberitahu Yayoi-chan rahasia yang berhubungan dengan tangan kiriku------ 

Komentar

Options

Not work with dark mode
Reset