Prolog.
Awalnya, kupikir itu pekerjaan yang membosankan, mudah dan tak berarti.
Aku sudah lama bekerja sebagai Agen, jadi hasil pekerjaan ini sudah bisa diprediksi.
Bukannya aku akan lengah, tetapi itu seperti menonton ulang drama yang sudah kuketahui akhirnya.
-------- Lalu.
Setelah selesai kelas, aku langsung segera ketedukan pepohonan, mengikuti target yang keluar dari sekolah.
Dia adalah anak laki-laki biasa tanpa karakteristik khusus.
Pekerjaan yang diberikan kepadaku adalah untuk menyelidiki siswa SMA ini.
Target itu duduk di bangku depan sekolah dan mengeluarkan ponsel dari tasnya.
Tanpa bergerak beberapa saat, dia menatap layar ponsel miliknya dengan wajah cemas. Wajahnya mirip dengan Akechi Mitsuhide yang menuju ke Honnou-ji, seolah-olah dia telah membuat keputusan selama sisa hidupnya.
Apa yang kau lakukan?
Jika aku melihat lebih dekat, aku bisa melihat ujung jarinya bergetar di dekat layar ponselnya.
"Nggak, aku nggak bisa! Aku nggak akan bisa mengirimkannya!"
Begitu dia mengatakan itu, cowok itu menggenggam ponselnya dan melihat langit.
Dia rupanya mencoba mengirim pesan ke seseorang, tetapi ragu untuk melakukannya.
Aku hampir bisa membayangkan orang yang akan dia kirimi pesan itu.
"Nggak, aku nggak akan bisa melakukannya. Ya, ya, aku bisa melakukannya…”
Cowok itu bersemangat dan mulai memaninkan ponselnya lagi.
Tapi hasilnya tetap sama. Dia segera mengcengkeram kepalanya dan berkata, 'Aku nggak bisa melakukannya!' dan kemudian terus mengulanginya lagi dan lagi. Jelas kalo keragu-raguan itu sama sekali tak terkait dengan penaklukan dunia.
“… Haaa.”
Dia bahkan mulai menghela nafas.
Sudah seminggu sejak aku mulai mengamati target ini.
Aku tak tahu harus berkata apa ke klien setelah dia hanya menunjukkan sosok yang menyedihkan.
Aku akan mengatur dalam pikiranku apa yang telah aku dapatkan sejauh ini.
Kelas tujuh tahun kedua SMA Otomochi.
16 tahun, golongan darah 'O', Sagitarius.
Tingginya 167 Cm, beratnya 60 Kg.
Dia cukup rata-rata untuk siswa SMA tahun kedua. Dia memiliki rambut berwarna hitam, tetapi jika dia diam dia akan terlihat seperti cowok tampan.
Meskipun dia kekurangan sesuatu, pada dasarnya dia memiliki kepribadian yang serius.
Akhir-akhir ini, ketika dia memiliki waktu luang, aku bisa melihat dia cemas dengan ekspresi sulit di wajahnya seperti sebelumnya.
Bukannya dia nggak punya teman, tapi dia nggak punya banyak teman. Dia nggak mengikuti kegiatan klub dan biasanya langsung pulang setelah sekolah setiap hari.
Baru-baru ini, sepertinya dia berlatih piano di rumah, jadi bisa dikatakan satu-satunya hobinya adalah bermain piano.
Namanya Satsuki Fukase.
"Aku ingin tahu apakah itu ... Mencurigakan?"
Sebagai hasil penyelidikan minggu ini, aku tak dapat menemukan satu pun hal yang mencurigakan.
Tak mungkin dia bisa membunuh satu serangga pun dan dia tak bisa menjadi anggota organisasi tersembunyi, ditambah dia sepertinya bukan agen yang sama seperti kami. Kecanggungan dan kurangnya ketegangan membuatnya tak mungkin, bukan?
"Uzuki, bisakah kamu membantuku?" Saat itu di akhir April.
Entah kenapa, mama menjadi curiga dengan teman sekelas putrinya, dengan kata lain, pada Satsuki-senpai.
Dia bertanya apakah aku bisa menyelidiki Satsuki-senpai.
Aku mencoba untuk menolak karena aku nggak menemukan sesuatu yang mencolok dari Satsuki-senpai, tetapi aku punya tujuan lain jadi aku memutuskan untuk mengambil pekerjaan itu.
Karena aku tahu Onee-chan menyukai Satsuki-senpai.
Onee-chan berusaha menyembunyikannya, tetapi jelas dia menyukainya karena ekspresinya langsung terlihat di wajahnya. Hanya di depan Satsuki-senpai dia tersipu dan menatapnya berusaha menyembunyikannya darinya.
Bahkan beberapa hari yang lalu, dia berkencan dengan Satsuki-senpai menunjukkan dirinya sangat bersemangat. Setelah kencan itu, dia bahkan lebih bersemangat dan malu dari sebelumnya. tiba-tiba mulai memanggilnya
'Satsuki-kun' menjadi terlalu mudah dimengerti.
Mereka bilang cinta itu buta, tetapi aku tak menyangka Onee-chan akan menjadi orang seperti itu. Sulit karena nggak ada vaksin untuk mabuk cinta.
Itu sebabnya aku akan menyelidiki apakah Satsuki-senpai adalah cowok nakal yang akan membuat Onee-chan sedih.
Setengah dari permintaan itu untuk mama dan setengah lainnya untuk Onee-chan.
Tentu saja itu rahasia Onee-chan, kan?
"Ini cukup untuk pengamatan hari ini."
Satsuki-senpai memasuki gerbang masuk Stasiun Johoku, dan aku memastikan kalo dia sudah naik kereta menuju Stasiun Koikikoen-Mae.
Dia mungkin akan pulang. Alasan kenapa dia menurunkan bahunya adalah karena dia tak bisa mengirim pesan ke Onee-chan.
Sungguh menyedihkan.
Kurasa dia punya kebiasaan selalu menyimpan tangan kirinya di saku, atau karena dia kedinginan? Aku bahkan tak perlu melaporkan itu ke mama...
Hmm, mungkin aku harus mencoba melihatnya dari sudut yang berbeda?
"Baiklah kalau begitu…"
Saat aku melihat Satsuki-senpai pulang, aku menepuk pantatku dan kembali ke sekolah.
Sekarang aku punya pekerjaan nyata. Ini tentang menyelidiki wakil kepala sekolah SMA yang aku lakukan bersama Onee-chan.
Aku belum membuat kemajuan apa pun sejak aku masuk SMA. Lebih sulit dan rumit untuk membuktikan kalo tak ada yang tersembunyi dalam penyelidikan semacam itu. Akan lebih mudah jika wakil kepala sekolah dan Satsuki-senpai dengan cepat mengeluarkan sisi 'orang jahat' mereka.
Selain itu, giliran siapa untuk menyelidiki wakil kepala sekolah hari ini adalah Onee-chan, kan?
Saat Onee-chan bolos sekolah selama beberapa hari, akulah yang melindunginya sepanjang waktu, namun, dia mengatakan padaku kalo dia harus melakukan sesuatu hari ini, jadi kami harus berganti shift. Dia bilang kalo dia akan pergi berbelanja ke suatu tempat, menjadi aneh bagiku.
Lagipula, Onee-chan benar-benar berada di awan.
Aku adalah orang pertama yang menyuruhnya melakukan apa yang ingin dia lakukan, jadi aku tak keberatan, tetapi dia enggak cocok dengan peran sebagai seorang gadis SMA yang jatuh cinta.
Satsuki-senpai, bagaimana perasaanmu tentang Onee-chan?
Aku harus menyelidikinya juga.
Aku harus mendukung cinta Onee-chan!
“Cinta, yaa…”
Aku tertawa sendiri saat tiba-tiba melihat gedung sekolah beton persegi.
Bukannya aku iri padanya, tapi saat aku melihat Onee-chan akhir-akhir ini, hatiku sedikit tergelitik.
Apaan ketidaknyamanan ini?
Senang rasanya saat Onee-chan jatuh cinta dan bisa melakukan apa yang dia inginkan...
Tanpa sadar aku menggembungkan pipiku melihat ke langit.
Semua awan putih yang mengapung di langit biru bulan Mei tak memiliki bentuk yang sama. Aku bertanya-tanya ke mana mereka akan pergi, berubah bentuk atau menghilang------- Apakah cintaku juga melayang di suatu tempat di langit itu?
Dengan pemikiran itu, aku melihat ke langit biru dan putih untuk sementara waktu.