Chapter 6 - Berubah untuk bertanggung jawab.
Malam hari aku
pulang dari kencan ... aku mendapat telepon.
Aku ingin
tetap tenggelam dalam kenangan kencan untuk sementara waktu, tapi yah, aku
tidak bisa mengeluh. Pihak lain melakukannya karena niat baik, jadi wajar
saja jika aku yang akan beradaptasi dengan keadaannya.
[… Yang membuatku khawatir adalah dua poin itu. Yah, sebenarnya itu
hal sepele, itu pada tingkat yang secara pribadi membuatku khawatirkan, jadi
aku akan membiarkan Kuroya-kun memutuskan apakah akan memperbaikinya atau tidak.]
Aku berada
di kamarku di depan laptop, dan lega mendengar suara telepon.
Pihak
lainnya adalah Reiku Umikawa-sensei.
Seorang
penulis veteran yang telah menulis selama hampir sepuluh tahun untuk berbagai
penerbit, ia tidak hanya memiliki pengalaman dengan novel, tetapi juga sebagai
penulis manga dan penulis naskah game, melakukan kegiatan yang mencakup
berbagai bidang.
Ia adalah
satu-satunya penulis profesional yang aku kenal.
Dulu waktu
aku masih SMP….
Novel yang aku
unggah ke internet telah ditindaklanjuti oleh penerbit, dan bukuku diterbitkan
sebagai penulis profesional.
Namun, karya
debutku adalah gagal secara komersial.
Penerbit
yang bertanggung jawab, yang sangat memuji buku itu, meninggalkan ku begitu dia
melihat angka penjualan dan sama sekali mengabaikanku. Aku memutuskan
untuk berhenti menulis, tetapi berbagai hal terjadi… dan pada akhir festival
sekolah tahun lalu aku mulai menulis novel lagi.
Aku
memiliki cita-cita untuk menjadi penulis profesional lagi.
Dan ke
Umikawa-sensei aku menuangkan semua harapanku.
[Jadi, apakah
anda mengatakan bahwa bab tiga, secara umum, bagus?]
[Ya, aku tidak melihat ada masalah secara umum. Itu menarik.]
[Terima
kasih banyak. Aku akan menulis kelanjutannya sambil memeriksa dua poin
yang anda katakan padaku.]
Umikawa-sensei
mengoreksi novel itu untukku.
Ketika aku
berkonsultasi dengannya tentang keinginanku untuk menerbitkan buku lain, dia
memutuskan bahwa dia akan memperkenalkanku ke departemen editor yang dia kenal.
Syaratnya
adalah; “Jika kau bisa menulis
sebuah karya dengan kualitas yang meyakinkanku”. Sejak itu
Umikawa-sensei telah melihat naskahku.
Aku memulai
dengan plot terlebih dahulu, dan penolakan demi penolakan akhirnya memberiku lampu
hijau untuk memulai naskah.
Mungkin
karena aku sangat menyempurnakan karyaku selama tahap plot, yang merupakan
penolakan yang besar, sehingga koreksinya meminimal setelah aku mengerjakan
naskahnya.
Beberapa
koreksi di bab pertama, tetapi hampir tidak ada di bab kedua dan ketiga.
Aku
terus-menerus semakin dekat untuk menyelesaikan naskah.
[Aku sudah
mulai menulis bab empat, jadi aku rasa aku bisa mengirimkannya pada akhir bulan
ini.]
Kataku
penuh kemenangan.
[… Tentang itu, kau tahu…]
Jawab
Umikawa-sensei, tampak ragu tentang apa yang harus dikatakan...
[Aku rasa sudah waktunya untuk berhenti. Untuk
melakukannya sebagai editor dan mengoreksi dan membimbingmu pada novelmu.]
[..........]
[Akhir-akhir ini aku sangat sibuk. Meluangkan waktu cukup sulit
bagiku. Jika aku harus melakukan koreksi dan membimbingmu dengan cara yang
ceroboh, sebaiknya tidak melakukannya, jadi aku rasa aku akan berhenti pada
titik ini.]
"… Be-begitu,
ya".
Aku hanya
bisa mengeluarkan jawaban lemah.
Sejujurnya
kejutannya lebih besar dari yang diharapkan.
Aku merasa
kehilangan, seolah-olah kau telah mendaki dengan kuat menuju tujuanmu dan
tiba-tiba tangga itu diambil darimu.
Tapi aku
tidak marah.
Sebaliknya aku
rasa itu wajar.
Sampai
sekarang semuanya tidak normal.
Semuanya berjalan
dengan sangat baik bagiku sehingga tampak tidak normal.
Orang yang
sama telah memberitahuku dengan nada berpura-pura jahat; “Ini bukan belas kasih. Aku melakukannya
karena aku melihat bahwa aku dapat menghasilkan keuntungan untuk diriku
sendiri.”, tetapi aku rasa aku dapat menganggap ini sebagai tidak lebih
dari belas kasih darinya.
Meskipun ia
tidak mendapatkan satu sen pun, ia membantu seorang penulis pemula sepertiku. Dan
dari fase pengembangan alur, ia tidak berhenti mengoreksi dan membimbingku.
Bahkan jika
tiba-tiba berhenti karena keadaan pihak lain, tidak mungkin aku bisa mengeluh.
Yang harus aku
katakan adalah berterima kasih.
"… Aku
mengerti. Terima kasih banyak atas semua yang telah anda lakukan selama
ini."
[Hahahaha. Itu bagus. Tidak perlu seformal
itu.]
[Ini
mungkin akan sulit, tapi… kurasa aku ingin berjuang untuk diriku sendiri mulai
saat ini. Saat aku menyelesaikan karya ini, aku akan mengajukan
penghargaan penulis pemula di suatu tempat, aku berniat untuk memulai dari
awal-]
[… Eh? Kau sendiri? Penghargaan untuk penulis pemula?]
Umikawa-sensei
meningkatkan suara histeris.
Ada jeda
seolah-olah dia sedang berpikir dan kemudian …
[Ahh, maafkan aku, kebiasaanku.]
Dia dengan
cepat menambahkannya...
[Mukinkah… kau berpikir aku sudah melepaskanmu, Kuroya-kun? Apa yang
akan kulakukan jika aku tidak menjanjikanmu cek untuk naskah dan memperkenalkannya
ke departemen editorial?]
[Eh...
Tidak, yah.]
[Ahahahaha. Aku tidak akan melakukan sesuatu yang
tidak bertanggung jawab. Ketika aku mengatakan bahwa aku akan berhenti,
aku hanya melakukannya sebagai editor.]
Kata
Umikawa-sensei.
[Mulai sekarang tidak akan bersamaku... aku berpikir lebih baik kau
melakukannya dengan editor sungguhan.]
[Editor
sungguhan… itu… maksud anda?]
[Aku akan memperkenalkanmu ke departemen editorial. Aku akan
merekomendasikanmu dengan namaku untuk menghubungiku.]
Kata
Umikawa-sensei.
Aku
terkejut dan tidak bisa berkata-kata.
[Ada apa? Apakah kau tidak senang?]
[… A-aku
senang, tapi ini terlalu mendadak… juga… Aku berpikir anda akan
memperkenalkanku hanya setelah aku menyelesaikan naskah yang akan memenuhi
Umikawa-sensei…]
[Itu niatannya, tapi kurasa tidak masuk akal bagiku untuk
mengoreksi setiap detail mulai sekarang. Aku mengoreksi banyak hal di plot
dan bab pertama, tetapi tidakkah kau merasa bahwa aku belum banyak mengoreksimu
belakangan ini?]
Seperti
yang ia katakan.
Tidak ada
perbaikan besar untuk bab kedua dan ketiga.
Juga di
bagian yang ia tunjukkan padaku hari ini, itu hanya sampai pada tingkat di mana
ada bagian yang kurang penjelasan dan aku harus membuatnya lebih mudah dipahami
dengan menambahkan kata-kata.
[Dalam enam bulan terakhir Kuroya-kun telah meningkat pesat. Satu-satunya
hal yang bisa aku ajarkan kepadamu adalah bagian pemasaran komersial dan teori
tekniknya ... namun, kau dengan cepat menyerap saranku, jadi aku senang
mengajarimu.]
[Tidak, hal
seperti itu ...]
[Tapi
justru itulah mengapa kesenangan
harus berakhir.]
[Menyenangkan…?]
[Benar, menyenangkan. Bagiku.]
Umikawa-san
berkata dengan nada mengejek diri sendiri.
[Sangat menyenangkan untuk memimpin orang lain dengan bertindak
merendahkan dan menunjukkan itikad baik ketika kau berada dalam posisi di mana
tidak ada risiko dan tanggung jawab, kau tahu? Media sosial penuh dengan
itu, bukan? Orang-orang yang mulai memberikan nasihat kepada orang lain
meskipun tidak ada yang bertanya kepada mereka.]
[.........]
Itu bukan
sesuatu yang tidak ku mengerti.
Kau tentu
merasa senang ketika memberikan nasihat secara sepihak dan berada pada posisi
yang tidak bertanggung jawab.
Karena itu,
sepertinya Umikawa-sensei membimbing dan mengoreksi naskahku adalah sesuatu
yang berada pada tingkat hiburan.
Namun…
[Bahkan
jika bagi Umikawa-sensei itu adalah hiburan dan cara untuk bersantai, bagiku itu
adalah berkah yang nyata.]
[Aku senang kau mengatakan kata-kata itu padaku. Namun, pada
akhirnya ini hanyalah hiburan. Pekerjaan di mana tidak ada remunerasi dan
tanggung jawab tidak lebih dari hiburan.]
[………]
[Jika Kuroya-kun memiliki keinginan untuk melakukannya sebagai seorang
profesional lagi, kau tidak harus tetap bersamaku sampai akhir. Kau harus membuat
karyamu dengan bekerja sama dengan editor asli dan profesional yang memiliki
rasa tanggung jawab yang tepat.]
Katanya
dengan nada suara yang sedikit kuat, dan kemudian...
[Nah, selain itu… ada bagian yang akan menjadi masalah bagi departemen
editorial untuk membawakanmu naskah yang sudah jadi. Strategi penjualan berubah
tergantung pada penerbit dan editor yang bertanggung jawab, jadi tidak ada yang
lebih baik daripada menjadi penanggung jawab dari tahap awal.]
Dia
menambahkan seolah-olah dia sedang bermain-main.
[… Aku
mengerti.]
Aku
mengerti kata-kata pihak lain dan mengangguk.
[Mulai
sekarang aku akan bekerja dengan departemen editorial yang anda perkenalkan
padaku.]
[Itu tidak masalah.]
[Hmm…
Terima kasih banyak atas semua yang telah anda lakukan sejauh ini. Suatu
hari nanti aku pasti akan membalas budi.]
[Ahahaha. Kau melebih-lebihkannya. Yah, aku akan menunggumu
suatu hari menjadi penulis hebat dan membalas budi. Aku mengatakannya dengan
serius.]
Kata Umikawa-sensei
dengan bercanda.
Bahkan jika
itu bercanda, aku senang mendengar kata-katanya; "Dengan serius" ditambahkan di
akhir.
[Aku akan menunggumu menyelesaikan dan menerbitkan karya barumu. Aku
mengatakan ini sebagai rekan kerja… dan sebagai pembaca yang memiliki
kesempatan untuk membacanya setengah jalan.]
[… Ya.]
Aku
merenungkan kata-kata penyemangat, dan menanggapi seolah-olah memberikan
raungan keras.
[Lalu, tentang departemen editorial yang akan aku perkenalkan padamu ...
sebenarnya aku telah melakukan pembicaraan ke tingkat tertentu.]
[Huh? …Be-benarkah?]
[Maaf aku melakukannya ex post facto. Aku tetap diam karena akan
buruk bagimu untuk senang sebelum waktunya… Aku berbicara sebelumnya tentang
Kuroya-kun dengan editor yang aku kenal. Aku sudah memberinya plot dan naskahnya
hingga bab tiga.]
[………]
[Evaluasinya sangat bagus. Sepertinya dia ingin bekerja
sama denganmu.]
[... Be-benarkah?]
[Di antara editor yang aku kenal, dia adalah orang yang cukup hebat,
jadi aku rasa tidak akan ada masalah untuk membiarkannya bertanggung
jawab. Meski begitu, yah, sampai kau mencobanya, kau tidak tahu apa yang
akan terjadi. Pada akhirnya tergantung pada chemistry antara editor dan
penulis. Tidak jarang seorang editor yang menjadi dermawan bagi beberapa
penulis menjadi seperti musuh bebuyutan bagi orang lain.]
[………]
Aku tahu.
Aku tidak
cocok dengan editorku sebelumnya.
Sejujurnya
aku tidak menyukainya, tapi bukan berarti aku membencinya sampai
mati. Tapi... ada penulis yang bekerja dengan baik dengannya. Banyak
penulis yang bekerja dengannya langsung telah sukses.
Pada
akhirnya tergantung pada masing-masing yang melihat apa yang dianggapnya baik
atau buruk.
Biasanya
orang yang menjadi dermawan bagi seseorang, juga menjadi musuh bagi orang lain.
[Aku yakin tidak ada editor terbaik di dunia untuk semua
orang.]
[………]
[Yah, sebaliknya ... editor terburuk dari
semuanya ... ada minoritas kecil, menyedihkan.]
[... Ahahaha.]
Meskipun
itu bukan cerita untuk ditertawakan, aku tidak bisa menahannya.
Umikawa-sensei
berdehem, dan percakapan kembali ke jalur semula.
[Aku tahu
Kuroya-kun tidak cocok dengan editor
sebelumnya, dan memiliki pengalaman buruk. Itu sebabnya aku harap kau
melakukannya tanpa terlalu berprasangka. Jangan memaksakan diri hanya
karena aku yang memperkenalkannya padamu. Segera berhenti dengan penerbit
yang tidak cocok denganmu. Itulah rahasia umur panjang dalam bisnis ini.]
[… A-aku mengerti.]
[Nah, kalau tentangnya, aku tidak berpikir itu akan menghasilkan sesuatu
yang buruk. Dia melakukan pekerjaan editor dengan penciptanya dengan baik.]
[Ehh? ...
Di-dia?]
[Hmm?]
[Orang itu…
apakah dia seorang wa-wanita?]
[Itu benar… Apa kau memiliki masalah?]
[Tidak, ini
bukan seperti aku memiliki masalah, namun...]
[Percaya atau tidak, ada banyak wanita yang bekerja
sebagai editor light novel. Wajar jika ada penerbit di mana seorang
wanita adalah pemimpin editor.]
[Huh …
[… Apa kau merasa kesulitan meminta seorang
wanita menjadi editormu yang bertanggung jawab?]
[Bu-bukan
itu…. Bagaimana mengatakannya ... astaga, ada beberapa adegan Ecchi di karaya
kali ini, anda tahu itu, bukan? Adegan mesum yang… Aku rasa cukup memalukan bagi editor wanita
untuk membaca karyaku dan menunjukkan ini dan itu... Bayangkan bahwa pihak
lain memikirkan sesuatu seperti; “Adegan
khas yang dipikirkan oleh seorang perjaka”, aku ingin mati…]
[… Puft.]
Sebuah
suara seolah-olah meledak dengan keras.
[Ahahahaha. Ja-jangan khawatir. Dia seorang
profesional. Kalian akan bekerja sama, jadi jangan merasa malu.]
[A-aku tahu
itu.]
[Fufufufu … Ada apa? Kau tiba-tiba mulai
berbicara seperti remaja, Kuroya-kun. Aku benar-benar melupakannya karena
cara bicaramu dan sikapmu yang serius... tapi sekarang aku ingat, kau masih
seorang siswa SMA, ya.]
Umikawa-sensei
sepertinya cukup menikmatinya.
Hmmm. Kurasa
aku terlalu sadar diri. Memang, ada banyak penulis novel ringan yang memberikan
adegan ecchi dan tidak malu.
Ini lebih
memalukan untuk merasa malu tentang hal itu.
[Dia adalah orang yang memiliki anak perempuan yang sudah dewasa, dia
setahun lebih tua darimu. Dia seorang wanita dewasa dan serius, kurasa dia
tidak menyadari hal aneh seperti itu.]
[Eh…?]
[Jika itu satu-satunya hal yang membuatmu khawatir, tidak akan ada
masalah. Aku akan menghubungkanmu dengannya dan kau dapat mendiskusikan
detailnya dengannya.]
Editor yang
Umikawa-sensei perkenalkan padaku sepertinya bukanlah seorang editor.
Dia tidak
berafiliasi dengan nama penerbitan tertentu, dia berada dalam apa yang disebut
perusahaan agen.
[Baru -baru ini mereka meningkat sedikit demi
sedikit, kau tahu? Perusahaan agen yang dibuat secara independen oleh
penerbit sebelumnya. Sederhananya ... mereka adalah perusahaan yang
menangani penulis di bawah kontrak. Mereka adalah titik kontak untuk
negosiasi eksternal dengan penerbit, perusahaan game, dan lainnya, dan mereka
juga mengelola agenda. Perusahaan agen mengurus manajemen bisnis yang integral
sehingga penulis dapat bekerja di lingkungan yang lebih baik.]
Seperti
yang dia katakan.
[Aku rasa
Kuroya -kun akan senang
menandatangani kontrak agen dengan perusahaan seperti itu, kau dapat membiarkan
mereka mengurus semua hal selain menulis. Jika kau sepertiku, tipe orang
yang ingin terlibat dalam semua negosiasi dengan orang luar, maka kau tidak
membutuhkannya, tapi… Aku rasa kau tidak menginginkannya, bukan?]
Tentu saja.
Tidak ada
alasan kau ingin melakukannya.
Jika kau
menandatangani kontrak dengan agen, tampaknya komisi untuk manajemen yang
dilakukan perusahaan dipotong dari hak cipta publikasimu, pengurangan itu
dibuat berdasarkan ketentuan kontrak yang kau tandatangani, namun... untuk
penulis baru Sepertiku yang tidak memiliki koneksi, senang bisa menyewa
kekuatan perusahaan seperti itu.
Yah…
tampaknya ada juga beberapa perusahaan jahat yang memanfaatkan kekuatan mereka
dan membuat penulis baru, - yang tidak mengetahui cara industri bergerak-,
menandatangani kontrak yang tidak masuk akal untuk memberitahu mereka; “Begitulah cara kerja industri ini” … tapi
aku bisa percaya kalau itu referensi dari Umikawa-sensei.
Aku juga
tahu nama perusahaan yang dimaksud.
Itu adalah
perusahaan agen terkenal tempat untuk novel ringan, didirikan secara independen
oleh penerbit terkenal yang pernah dimiliki oleh penerbit besar.
[Untuk
memulainya, aku pikir akan lebih baik
untuk menerbitkan buku melalui intermediasinya dengan salah satu
penerbit. Kau tidak harus langsung menandatangani kontrak, dan bahkan jika
kau melakukannya, ada beberapa cara untuk melakukannya.]
[Yah, kalau-kalau ada perselisihan… Aku bertanggung jawab untuk
mengajukannya sehingga kau dapat berbicara denganku kapan saja.]
Sampai
akhirnya Umikawa-sensei baik padaku.
Astaga... Ia
pria yang terlalu baik.
Ia bilang
dengan ringan dan berpura-pura menjadi hal-hal jahat seperti "Menyenangkan"
atau "Hiburan", tapi menurutku dia adalah pria yang baik. Aku
pasti akan membalas budi suatu hari nanti. Aku ingin menjadi penulis
profesional yang cukup baik sehingga aku bisa membayarnya kembali.
Lalu…
Ketika aku
selesai menelepon, aku segera menerima pesan di emailku dari editor, mungkin
karena dia dihubungi oleh Umikawa-sensei.
Kami
bertukar beberapa salam biasa, dan kemudian atas saran pihak lain diputuskan
bahwa kami berkomunikasi melalui panggilan telepon.
Aku
mengirim email dengan nomor teleponku dan menunggu dengan gugup selama beberapa
menit.
Ada
panggilan masuk di ponselku.
[Ha-halo.]
[Maafkan
aku karena menelepon begitu larut
malam. Apakah ini nomor Kuroya Soukichi-sensei?]
Itu suara
wanita yang begitu tenang.
Cara
berbicara yang sopan, dengan suara yang tenang tapi ramah.
[Ya, benar.]
[Senang bertemu denganmu Kuroya-sensei. Aku-]
[… Hei, ibu.]
Tiba-tiba.
Suara orang
lain memotong panggilan.
Katanya; "Ibu", jadi itu mungkin putrinya.
Umikawa-sensei
memberitahuku bahwa dia memiliki seorang putri.
[Eh … Tu-tunggu! Sekarang aku sedang
berbicara di telepon tentang masalah pekerjaan!]
[Hmm, begitukah? Yah, itu bukan masalah besar, jadi tidak
apa-apa. Namun, celana dalam ibu berserakan di lorong.]
[Kyahhhh!? E-ehh!? Kenapa celana dalamku berserakan di
lantai!?]
[Kamu menjatuhkannya saat baru saja mengambil baju untuk dicuci,
bukan?]
[Ahh… Begitu- Tidakkkk! Aku di tengah-tengah panggilan
telepon! Kenapa kamu bilang celana dalam?!]
[Lagipula,
dia tidak bisa mendengarnya, bukan?]
[Bagaimana kalau dia mendengarnya?!]
[Aku harus mengatakan bahwa aku prikir itu bukan suaraku, tetapi suara
ibu yang membuatnya menyadarinya.]
[… Eh, ehhhh!?]
Editor
mengeluarkan teriakan aneh.
Sejujurnya
... itu seperti yang dikatakan putrinya.
Suara
putrinya terdengar sangat jauh sehingga aku tidak bisa mendengarnya dengan
jelas, tapi… karena suara editor yang keras aku bisa memahami seluruh situasi.
Sepertinya
celana dalamnya berserakan di lorong.
[Po-pokoknya, sana pergi!]
[Oke, oke. maaf, aku minta maaf.]
Setelah
mengusir putrinya...
[… Ma-maafkan aku, Kuroya-sensei. Itu memalukan…]
Dia meminta
maaf sebesar-besarnya.
[Aku bekerja dari rumah… jadi terkadang kejadian semacam
itu sering terjadi…]
[Ti-tidak…
tidak apa-apa… Apakah tadi itu putri anda?]
[Itu benar. Dia sekarang di tahun pertama SMA-nya.]
[Tahun
pertama SMA... Jadi, kami hampur seumuran, bukan?]
[Begitulah, ya. Kuroya-sensei masih sangat muda.]
Dia berkata
dengan serius.
Aku pikir
itu adalah pujian hanya karena kesopanan, tapi ...
[... Begitu, akhirnya aku juga bertanggung jawab atas
seorang penulis seusia dengan putriku, ya. Di masa lalu ketika aku
ditugaskan, seorang penulis veteran akan tertawa dan
mengatakan; "Tapi kalau kamu lebih muda dari putriku?", itu
membuatku merasa kesal... dan sekarang aku yang di sisi lain sebagai seorang
ibu, ya... Industri ini berputar sangat cepat, jadi baru-baru ini orang-orang
yang bertanggung jawab semakin muda ... tetapi akhirnya, pada akhirnya, seorang
penulis seusia dengan putriku...]
Dia terus
berbicara seolah-olah dia sedang monolog.
Tampaknya
itu bukan pujian kesopanan, tetapi tangisan dari jiwa yang sedih oleh kekejaman
waktu yang berjalan.
[... Haa, ma-maaf, aku berulang kali menunjukkan sisi menyedihkanku...]
[Ti-tidak…
umm, tolong bergembiralah.]
[… Ya. Aku akan melakukannya yang terbaik untuk itu.]
Dia berkata
dengan suara yang sepertinya menahan air mata, lalu…
[Jadi … ini sedikit terlambat tapi kita ulangi, Aku
akan melanjutkan perkenalanku…]
Dia bilang
akan melanjutkan pembicaraan.
Dan dia
melanjutkan dengan bagian perkenalan yang terputus beberapa saat yang lalu.
[Namaku Ayako Katsuragi dan aku berafiliasi dengan perusahaan
"LightShip".]
Editor
baruku yang tampaknya adalah ibu dari seorang gadis remaja.
Panggilan pertemuan
pertama dengan Katsuragi-san hanya berlangsung satu jam.
Yang
penting di sini adalah aku berpikir; “Hanya”.
Ini tentangku...
Seorang
pria ansos yang buruk dalam berkomunikasi, satu-satunya hal yang dapat aku
rasakan ketika aku berbicara di telepon dengan orang yang aku temui untuk
pertama kali adalah stres, tetapi panggilan selama satu jam sepertinya; “Hanya”.
Aku merasa
itu terjadi dalam sekejap mata.
Itu adalah
pertemuan di mana kami memperkenalkan diri, ada beberapa obrolan ringan,
beberapa persiapan ringan tentang pekerjaan, tetapi tetap terasa seperti
pertemuan yang bermakna, padat, dan cukup produktif.
Tentu saja
aku tidak bisa menerima pujian… itu karena kepribadian Katsuragi-san dan
kemampuan berbicaranya… Kurasa itu adalah hasil dari keterampilan yang dibangun
dalam pekerjaannya sebagai editor.
Seperti
yang diharapkan dari editor Umikawa-sensei yang disebut "Cukup hebat."
Yah, aku
tidak yakin berapa banyak yang bisa kuambil hanya dalam satu jam pertemuan, dan
tidak mungkin bagi rookie yang
tidak berpengalaman sepertiku untuk menilai apakah seorang editor
itu baik atau buruk... meski begitu... Sejujurnya, aku senang bertemu
dengannya.
Indikasi untuk
koreksi jelas, dan memperhatikan pendapatku. Bagian-bagian di mana aku
mengharapkan pujian dipuji, hampir sampai ketitik yang dilebih-lebihkan, dan
bagian-bagian yang buruk ditunjukkan dengan sepantasnya.
Sejujurnya,
ketika putrinya menyela, aku berpikir; “Oioi… ada apa ini?”, tetapi kesan itu benar-benar berubah dalam
sepuluh menit setelah pertemuan dimulai.
Kupikir
sebagai editor dia sangat hebat.
Dia adalah
orang yang membuatku merasa; “Aku ingin
bekerja dengan orang ini.”
Apa yang
paling membuatku bahagia adalah dia membaca karya debutku; "Kamu, seorang
pria kulit putih, di dunia hitam."
Aku senang
menerima kesan yang baik, dan fakta bahwa dia membaca karyaku sebelumnya
membuatku berpikir bahwa dia adalah orang yang secara serius mempertimbangkan
untuk bekerja denganku, sekarang harapanku meningkat. Meski begitu, yahh,
mari kita waspada di sini dan berpikir bahwa mungkin aku menghitung reaksiku dan
membacanya sambil mengarah ke sana, tetapi sejujurnya, aku senang.
Namun…
Aku rasa
aku juga telah berubah.
Aku dengan jujur
senang menerima pendapat tentang karya debutku.
Jika itu
aku yang dulu...
Aku yakin aku
tidak akan menerima kesan-kesannya tentang buku itu. Mengabaikan kritik, aku
akan menolak pujian seolah-olah itu adalah alergi. Aku tidak akan bisa
mempercayai kata-kata pujian seperti itu, dan akan terus melarikan diri,
menyiksa diriku sendiri.
Tapi
sekarang beda...
Meskipun
sedikit, aku bisa lebih jujur.
Ketika dia
memujiku atas pekerjaanku, aku bisa merasakan kebahagiaan yang jujur.
Aku yakin
itu berkat... Shiramori-senpai.
Jika aku
tidak bertemu dengannya, karya debutku akan tetap menjadi cerita kelam bagiku,
dan hanya menyebutkan isinya akan membuatku merasa sesak.
Itulah
kenapa bahkan bisa dikatakan bahwa pertemuan hari ini berjalan dengan baik
berkat Shiramori-senpai, aku tidak melebih-lebihkann-
“... Tunggu,
hei kau, kenapa kau selalu memikirkan Shiramori-senpai?”
Aku membuat
tsukkomi.
Hmm.
Bahkan bagiku,
itu menyedihkan dan menyakitkan.
Dengan ini aku
tidak lagi memiliki kata-kata untuk menanggapi ketika dia memberitahuku; “Tidak peduli dengan siapa kamu, aku
satu-satunya yang bisa kamu pikirkan, kan?”
“… Haa.”
Aku
menghela nafas, dan memfokuskan kepalaku pada hal lain.
Ada banyak
hal yang harus dilakukan.
Aku harus
menulis kelanjutan naskah, mulai memikirkan kontrak agenku dengan "LightShip".
Aku masih
di bawah umur jadi pada akhirnya persetujuan orang tuaku diperlukan... jadi aku
harus mencari waktu yang tepat dan berkonsultasi dengan mereka.
… Aku ingin
tahu apakah mereka akan memiliki masalah?
Ini adalah
rahasia dari orang tuaku bahwa aku berhubungan dengan Umikawa-sensei dan aku sedang
menulis novel.
Kemungkinan
kalau aku memberitahu mereka bahwa aku ingin menulis novel lagi, orang tuaku mungkin
akan keberatan.
Lagipula, karena
masa SMA, dan karena kegagalan komersial novelku... Aku mengalami masa di mana aku
mengalami ketidakstabilan mental yang parah. Pada tingkat di mana aku
berhenti bersekolah dan mengurung diri di kamarku.
Pada masa
itu aku menyebabkan banyak masalah dan kekhawatiran pada orang tuaku.
Jika mereka
mengetahui bahwa aku sedang mencoba untuk menerbitkan buku sebagai penulis
profesional lagi… wajar bagi mereka sebagai orang tua untuk menentangnya.
Tapi…
Dengan
asumsi mereka menentang, aku akan mencoba membujuk mereka entah bagaimana.
Aku merasa
tidak ada yang bisa menghentikan keinginan dan semangat yang aku miliki.
Cepat…
Aku ingin
menyelesaikan cerita ini secepat mungkin.
Aku ingin
menulis saat perasaan ini masih membara.
Dan… aku
ingin mereka membacanya.
Banyak
pembaca...
Terutama
dia, yang paling kucintai di dunia ini...
"… Ayooo."
Dengan
tekad baru, aku menuju ke laptop untuk menulis kelanjutan novel ... itu tidak
terjadi, aku memulai persiapan untuk tidur.
Seperti
yang diharapkan, hari sudah semakin malam.
Tidak
peduli seberapa antusiasmu meluap, aku tidak akan meniru omong kosong seperti menulis
sepanjang malam dengan terjaga. Begadang itu, ketika kau mempertimbangkan
hilangnya kinerja keesokan harinya, jelas merupakan cara yang sangat tidak
efisien dalam melakukan sesuatu. Malam ini kuputuskan untuk tidur. Aku
hidup dengan teratur. Banyak penulis veteran mengatakan di Twitter dan
media lain bahwa justru karena kita memiliki profesi liberal seperti seorang
penulis, kita harus bertujuan untuk hidup sehat.
Aku mengenakan
piyama, menggosok gigi, menyelesaikan hal-hal di kamar mandi, kembali ke
kamarku, memeriksa reservasiku untuk anime Minggu pagi besok, anime
Bishoujo berjudul “Love Kaiser” yang disiarkan secara nasional, setelah
itu aku pergi tidur dan saat itu…
Aku
mendapat pesan di ponselku.
Itu dari
Ukyou-senpai.
Tidak ada
salam pembukaan, atau jenis permintaan maaf; “Maaf sudah mengganggumu larut malam”, yang dia kirimkan adalah
pertanyaan langsung…
[Kuroya, apa kamu bebas besok?]
“… Uwah.”
Mengeluarkan
suara aneh.
Jangan
pernah bertanya seperti itu, berhentilah.
Jika kau
akan bertanya padaku apakah aku bebas atau tidak, beritahu aku detail penting
terlebih dahulu. Itu tergantung pada detail penting apakah aku bebas atau
tidak. Tentunya itu cara terbaik untuk bertanya. Kalau aku bebas
tetapi masih ingin menolak, izinkan aku untuk menolak dengan berbohong
seperti; "Maaf, tapi aku
punya sesuatu yang harus aku selesaikan”. Kupikir itu pasti cara
terbaik untuk kedua belah pihak.
Meski
begitu, yah, dalam hal ini aku bisa mendapatkan gambaran tentang detail
penting.
Uwah, aku ingin tahu apa yang harus
dilakukan?
Kemungkinan...
tidak, 100% yakin bahwa itu berhubungan dengan Tokiya.
Dia ingin
mengadakan pertemuan strategi agar semuanya berjalan baik di antara mereka
berdua.
Ueh ... Apakah aku harus mengorbankan
hari Mingguku yang berharga untuk senpai itu?
“… Ehh.”
Beberapa
detik yang menyakitkan kemudian aku menjawab ...
[Aku bebas, ada apa?]
Ada
beberapa alasan kenapa aku melakukannya, tetapi jika aku harus mengatakannya,
itu karena aku memiliki perasaan bersalah.
Itu karena aku
tidak ragu-ragu untuk mengingkari janjinya untuk merahasiakan cinta
Ukyou-senpai. Pada hari yang sama Ukyou-senpai memberitahuku, akulah yang
memberitahu Shiramori-senpai.
Bukannya
aku menyesal melakukannya, tapi yah, aku merasa bersalah.
Oleh karena
itu, aku pasrah dan menerima panggilan untuk liburan.
Sebuah balan
dengan cepat datang dari Ukyou-senpai.
Isinya
seperti yang aku harapkan.
[Bagus! Oke, kita ketemuan jam satu siang di karaoke tempo hari! Ayo
kita rapat strategi!]
Maka
diputuskan bahwa hari liburku yang berharga akan dihabiskan untuk membantu
jalan cinta Ukyou-senpai.
Merasa
lelah aku pergi tidur.
Pada saat
itu… aku tidak tahu…
Karena
pertemuan itu akan ada keretakan antara Shiramori-senpai dan aku.