Prolog
Orang dewasa sering mengatakan padaku sejak lama bahwa aku
seperti orang dewasa.
Teman-teman dari sekolahku, para guru, orang-orang yang
lebih tua di lingkunganku.
Dan… juga orang tua kandungku.
Aku rasa itu ada hubungannya dengan fakta bahwa tubuhku berkembang
sedikit lebih cepat daripada generasiku sendiri, tetapi aku rasa sebagian besar
ada hubungannya dengan kepribadian luar dan dalamku.
Tampaknya aku… seperti orang dewasa.
Aku tidak sombong atau rendah hati, aku memikirkannya
secara objektif.
Orang dewasa mungkin mengatakan bahwa aku seperti orang
dewasa dengan niat untuk memujiku, tapi jujur saja itu bukanlah sesuatu yang
membuatku senang.
Yah, itu bukan berati membuatku sedih juga.
Singkatnya, itu akan menjadi ... "Tidak ada".
Aku tidak merasakan apa-apa.
Lagipula…
Ketika orang dewasa mengatakan bahwa kau seperti orang
dewasa, itu berarti secara singkat berarti kau adalah "Anak yang
baik".
Kau mendengarkan dengan cermat apa yang orang tua dan
gurumu katakan.
Kau tahu bagaimana mendengarkanna.
Kau tidak egois.
Kau tidak bercanda, kau tidak bermain-main.
Kau tidak mengatakan hal-hal tanpa mempertimbangkan
keadaan orang tuamu seperti "Ayo bermain" atau "Bawa
aku ke suatu tempat ", misalnya, bahkan jika kau sendirian
di rumah, kau akan dengan patuh menghabiskan waktu membaca buku dan belajar
sendiri…
Aku berpikir anak seperti itu adalah apa yang dari sudut pandang
orang dewasa dianggap "Seperti orang dewasa".
Karena itu… Aku yakin akan hal itu.
Karena begitulah caraku hidup.
Karena itu satu-satunya caraku pernah hidup.
Bukan karena aku secara elangsung disuruh, tetapi aku
merasa orang-orang di sekitarku ingin aku bersikap seperti orang dewasa.
Itu sebabnya aku berpikir untuk menanggapi harapan mereka.
Bukannya aku ingin menjadi seperti itu, tetapi aku ingin
memenuhi harapan mereka.
Mari kita terlihat seperti orang dewasa- … Aku ingin
menjadi dewasa,
itulah yang aku pikirkan.
Jika begitu, aku yakin suatu hari nanti...