Chapter 15 :
Necron Bersaudari.
Kelas
berakhir tanpa insiden. Tidak seperti pelajaran teori membosankan yang
hanya membuatku mengantuk, ujian tim telah berfungsi sebagai latihan ringan
yang layak.
Selain
itu, sudah seminggu telah berlalu sejak aku berada di Delsgade, tetapi aku
masih belum melihat satu pun invasi manusia, Roh penipu, atau Rewa konspirator. Aku
telah sangat waspada jika aku harus melindungi Delsgade, tetapi semuanya sedigit
menyedihkan. Yah, jika iblis lemah seperti itu bisa hidup dengan sangat
makmur, kekuatanku mungkin tidak diperlukan.
Siapa
yang mengira bahwa bangsa iblis bisa begitu damai? Tentu, kedamaian itu
membosankan, tetapi membosankan tidak seburuk itu. Namun, itu tidak
sepenuhnya tampak nyata bagiku.
“Jadi, Bagaimana...” Sasha bergumam
di sampingku saat kami meninggalkan gerbang Delsgade. “Kenapa aku harus berjalan pulang dengan
kalian berdua?”
Misha
berkedip, memiringkan kepalanya, jadi aku menjawab pertanyaan itu untuknya.
“Kita berada di tim yang sama sekarang, jadi
kupikir kita bisa saling mengenal.”
“Aku mungkin bawahanmu sekarang, tapi aku
tidak pernah bilang bahwa aku adalah temanmu.”
“Yah, kamu bisa pergi jika kamu mau.”
“Oke. Aku akan pergi. Selamat jumpa.” Sasha
berbalik dan mulai berjalan ke arah yang berlawanan.
Misha
menatapnya tanpa berkata di belakangnya. Meskipun ekspresinya tanpa
ekspresi, dia tampak sedih melihat kakaknya pergi. Kurasa tidak ada pilihan
lain.
“Apa kamu tahu bagaimana aku muncul di depan
kastilmu selama ujian?”
Sasha
membeku di tengah langkah.
“Apa kamu ingin aku mengajarimu mantra yang
aku gunakan?”
Kuncir
kuda berkibar di udara saat Sasha berbalik.
“Aku akan bertanya padamu dengan «Zecht».”
Seperti
yang diharapkan, dia sangat tertarik pada topik itu.
“Seperti yang kamu mau.”
Aku
menandatangani kontrak Sasha.
“Sini.” Kataku, menawarkan
tanganku padanya.
“Apa...?”
“Aku bilang aku akan menunjukkannya
padamu. Kamu akan lebuh baik mengalaminya secara langsung.”
“Tapi kenapa aku harus memegang tanganmu?”
“Sebelumnya kamu dengan patuh memeganginya.”
Pipi
Sasha memerah.
“Itu karena situasinya! Itulah mengapa darah
campuran begitu…” Dia menyela, bergumam pada dirinya sendiri.
“Ngomong-ngomong, aku tidak bisa mengajarimu
tanpa tanganmu.”
Dengan
enggan, Sasha menuruti permintaanku.
“Misha.”
“Ya.” Misha meraih tanganku yang lain.
“Sekarang kalian berdua juga berpegangan
tangan.”
“Huh?! Mengapa aku harus melakukannya?” Sasha
benar-benar memiliki berbagai ekspresi yang jelas.
“Itu bertentangan dengan kontrakmu sendiri
untuk menolak melihat mantranya, lho.”
Sasha
menjadi tenang dan mengulurkan tangannya ke Misha.
“Oke, ini.”
Misha
dengan ragu menyentuh tangan kakaknya.
“Kamu harus berpegangan erat-erat.”
Arahanku.
“Seperti ini?” Sasha meremas
tanganku.
Misha
juga memegangku dengan kuat, tapi hanya ada sedikit kontak antara kedua saudara
perempuan itu.
“Oh,
Ayolah! Pegang erat-erat padaku,
atau sihirnya tidak akan bekerja.” Kata Sasha, sambil meraih tangan
Misha.
“Oke...” Misha membalas pegangan
itu. Wajahnya yang biasanya tanpa ekspresi, praktis berseri-seri karna senang.
Aku senang karana
itu, pikirku sambil memperhatikannya, ketika dia menatapku dengan penuh
rasa terima kasih. Aku membalas tatapannya dengan senyum menenangkan.
“Hei! Jika kamu akan berbicara satu sama lain, katakan dengan mulutmu,
bukan dengan matamu!” Kata Sasha, menyela kami dengan tatapan.
“Apa? Apakah kamu ingin bergabung?” Mataku bertemu
dengan Sasha, dan dia membuang muka, memerah. “Oh, begitu. Kamu tidak terbiasa melakukan kontak mata dengan
orang-orang karena Mata Kehancuranmu, bukan?”
“Apa... Itu... Itu tidak benar...” Kata-katanya terhenti
sampai tak terdengar. Aku tahu. Dia tidak memiliki kendali atas
matanya, jadi itu bisa dimengerti. Jika dia mengabaikan kontak mata dengan
seseorang, dia bisa berakhir secara tidak sengaja membunuh mereka.
“Sudahlah! Tunjukkan mantranya sekarang.”
“Baiklah, baiklah. Tidak perlu membuat keributan seperti itu.”
Aku melakkukan «Gatom». Semua di
sekitar kami menjadi putih, dan kemudian di sanalah kami berada, berdiri di
depan toko pandai besi dan penilaian yang akrab bagiku… Angin Matahari,
rumahku.
“Ini benar-benar mantra yang hilang… Kamu telah menggabungkan dengan dua ruang,
aku yakin akan hal itu.” Sasha bergumam, mencoba menganalisis sisa
sihir.
Tidak ada
peluang untuk berhasil, tetapi itu tidak masalah.
“Ini rumahku. Apa kamu ingin mampir ke sini?”
“Lupakan saja. Mantra itu tadi adalah «Gatom», kan? Dari mana darah
campuran sepertimu mempelajari formula untuk mantra yang hilang? katakan padaku.”
Sasha mendesakku untuk mencari jawaban, penuh dengan rasa ingin tahu.
“Jika kamu ingin tahu, kamu harus mampir ke rumahku.”
“Mengapa aku harus memasuki rumah darahcampiran?”
“Tidak perlu malu.”
Sasha menatapku, matanya terbakar karna
marah.
“Tidak akan!”
“Aku mengerti, kalau begitu kamu boleh pergi. Sampai jumpa besok.” Aku
memunggungi Sasha dan menghadap adiknya. “Apa kamu mau mampir Misha?”
“Ya.
“Ayo. Kita bisa membicarakan semua tentang sihir yang hilang hari
ini.” kataku, menekankan kata-kataku saat aku meraih gagang pintu.
“Tunggu sebentar!”
“Hmmm?” Aku berbalik.
“I-itu...” Sasha bergumam malu-malu, menundukkan kepalanya karena
malu.
“Ya?”
“Apa tidak apa-apa ... jika aku juga ikut...?”
Aku tertawa mendengar suaranya yang
kecil.
“Tentu.”
Sasha menghela napas lega.
“Jadi, pada akhirnya kamu ingin mampir!”
“Gaa! Dengar, tujuanku adalah belajar tentang «Gatom». Hanya «Gatom». Aku
ga akan menerima tuduhan palsu.”
Meskipun itu mungkin benar, penolakannya
yang gugup tampaknya mengakui motif tersembunyi. Yah, kurasa aku bisa menghindarkannya
dari pertanyaan… jika aku mendesaknya untuk pergi, Misha akan kecewa.
Bel berbunyi keras saat aku membuka
pintu.
Ibu, yang sedang menjaga toko, datang
berlari.
“Selamat datang di rumah, Anos! Bagaimana ujiannya?” dia
bertanya dengan gugup.
“Aku menang.”
Wajah ibu bersinar dengan senyum cerah
saat dia memelukku erat-erat.
“Itu luar biasa, Anos! Jenius kecilku! Kamu baru berumur satu
bulan dan kamu sudah mengalahkan semua temanmu yang lebih tua! Luar
biasa! Ayo kita rayakan ini dengan perayaan lain!”
“Y-ya...” Seperti biasa, antusiasme Ibu tak ada batasnya. Dia
mengusap pipinya ke pipiku dengan begitu kuat sehingga aku pun bingung harus
berbuat apa.
“Oh, bu, hari ini aku membawa tamu lagi...”
“Oh? Apakah itu Misha lagi? Aww, kalian sangat saling
mencintai!” Ibu berteriak, menyikutiku di perut. Lalu dia
menoleh ke Misha, yang berdiri di belakangku, "Selamat datang, Misha! dan...?”
Ibu tampak terkejut dengan tamu kedua
yang tak terduga.
“Bagaimana kabarmu, Ibu? Namaku Sasha Necron. Senang
berkenalan denganmu.” Sasha mengangkat ujung roknya dan membungkuk dengan
elegan.
Hmm. Baguslah. Ibu
juga ras campuran, tapi kurasa Sasha tidak melihat perlunya mendiskriminasi
mereka yang bukan muruid akademi.
“Ibu... Ibu? Maksudmu…” Ibu tampak terkejut. “A-anos... Anos kecilku telah... “Dia
menarik napas dalam-dalam dan berteriak: “Dia telah membawa pulang PACAR KEDUA!!!”
Sasha menyaksikan dengan terkejut saat
ibu roboh.
“Em... apa maksudmu?”
“Oh, Sasha sayang.” Kata Ibu dengan tatapan tulus, meraih
bahu Sasha. “Bisakah kamu tenang
dan mendengarkanku?”
“Jangan khawatir, aku sudah tenang.” Jawab Sasha,
menyiratkan bahwa Ibulah yang harus tenang.
“Anos baru berusia satu bulan, jadi dia masih harus mempelajari tata cara
dunia.” Ibu menangis. “Dia
tidak punya niat buruk, sungguh! Tapi, kamu tahu... dia sudah menjadikan
Misha pacarnya.”
Untuk sesaat, Sasha terkejut. Lalu
dia berkata dengan dingin:
“Hmm… begitu. Tapi itu tidak ada hubungannya denganku.”
Itu adalah jawaban yang begitu tenang
sehingga bahkan Ibu harus menerimanya.
“Tidak ada hubungannya denganmu...? Maksudmu... Maksudmu, kamu tidak
apa-apa dengan menjadi wanita simpanan?! Oh Anos! Kapan kamu menjadi
begitu populer?!”
Aku seharusnya tidak mengharapkan
lebih dari Ibu. Reputasinya untuk merespon tak terduga sudah mapan.
“Tunggu sebentar.” Sasha menyela dengan serius. “Bukan itu.”
“Huh? Jadi...
Jadi... apa kamu berencana untuk mencurinya?!”
Sasha menatapku untuk meminta bantuan.
Itu menyenangkan untuk ditonton, jadi aku
memutuskan untuk membuat sedikit lebih lama.
“Um, apa kamu tahu siapa nama belakang Misha?” Sasha
bertanya pada ibuku.
“Necron, kan?”
“Iya. Dan aku Sasha Necron.”
“Ah!” Ibu terkejut. “Kalau
begitu...”
“Ya. Kami bersaudara,
jadi aku tidak sengaja bertemu dengannya-.”
“Anos telah membuat DUA SAUDARA memperebutkannya! Apa yang kulakukan? Apa
yang harus kulakukan? Ketampanan Anos telah memutuskan ikatan keluarga dua
saudara perempuan!”
Saat itu, pintu terbuka,
memperlihatkan anggota lain yang merepotkan. Itu ayah.
“Anos. Kau tahu, aku juga sedikit buruk di masa mudaku, menggunakan
semua jenis pedang dan semacamnya... Haha!”
Hmm. Ayah
pasti juga tidak menahan diri. Tapi kenapa dia berbicara tentang
hari-harinya seperti playboy?
“Itu sebabnya aku tahu perasaanmu. Pria tetaplah pria, dan aku ingin memahami
banyak hal.” Kata Ayah dengan serius. “Tapi... dua gadis sekaligus?! Aku sangat cemburu.”
Ayah, sepertinya pikiranmu yang
sebenarnya mulai terlihat.
Sasha memandang keluargaku dengan
tidak setuju lalu menghela nafas.
“Nee, Anos. Bertanggung jawablah.”
“Dengan pernikahan?”
Dia memerah dalam sekejap.
“Apa kamu bodoh?! Itu bukanlah apa yang aku maksud!”
Dia gadis
yang rumit.
“Misha! Kamu harus berbicara juga.”
Misha berpikir sejenak.
“Apa kamu menyukai Anos, Sasha...?" Lalu di bertanya.
“Kalian semua baka!”
Hmm. Untuk
seseorang yang menyebutnya boneka tak berguna, Sasha benar-benar cocok dengan
Misha.