Ads 728x90

Romcom Ecchi [WN] Saenai Boku ga Kimi no Heya de Shiteirukoto wo Classmate wa Daremo Shiranai Arc 1 Chapter 6

Posted by Chova, Released on

Option


 

Pipipippi! Pippipipi! Pipipiipi!

Aku menggerakkan tanganku dari dalam selimut dan kemudian mematikan jam alarm.

“Fuaaaaa… aku sekarat karena tidur. Tchh, jika aku tidak bangun, aku akan terlambat."

Kemarin Takai cukup agresif saat melakukannya, jadi kami melakukannya tiga kali berturut-turut. Aku ingat itu dan dengan cepat darah mulai menggenang di sana dan aku berhenti.

"Kurasa onani dulu sebelum pergi ke sekolah..."

Ini bukan berarti aku sedang menantikan untuk tidur dengan seseorang sekarang, tetapi aku merasa jika aku tidak melakukan masturbasi, aku tidak akan tenang.

Aku mulai masturbasi mengingat tubuh cabul Takai kemarin malam. Tidak ada banyak waktu, jadi aku terus menggerakkan tanganku, berkonsentrasi pada ingatan itu. Aku membuat langkah terakhir, dan aku sudah di ambang keluar.

"Onii Chan! Bangunnn atau kamu akan terlambat!"

Tiba-tiba, pintu kamarku terbuka dan dari sisi lain adikku masuk.

… Sial! Apa dia melihatku?! Tidak, kurasa tidak. Atau setidaknya aku ingin berpikir dia tidak melihat apa yang kusentuh tepat di bawah selimut.

“Sniff sniff… Onii-chan, baumu sedikit aneh.”

Begitu dia masuk, hal pertama yang dia lakukan adalah mencium kamarku. Jelas bahwa aku berbau aneh, mengingat apa yang kulakukan di bawah selimut.

Sejujurnya, adik perempuanku agak terikat padaku, kakaknya. Aku ingat bahwa sejak usia sangat muda dia selalu memperhatikan bauku, dan sampai hari ini dia masih terus melakukannya. Sejujurnya, aku tidak tahu kenapa, menurutku bau anak SMA bukanlah hal yang menyenangkan.

"Natsuki, apa kamu ingat bahwa aku memberitahumu untuk sebelum memasuki kamar kamu harus mengetuk pintu?"

Itu sebagian kesalahanku karena tidak mengunci pintu, tetapi bahkan jika kami adalah keluarga, masing-masing harus menghormati privasi yang laon.

“Ahahaaha, maaf. Kenapa kamu jadi gugup? Apa kamu melakukan sesuatu yang tidak pantas~? Meskipun itu normal, mengingat usiamu. Jiji.”

Aku tidak suka bagaimana dia mengatakannya, tetapi aku juga tidak bisa membuat alasan, karena itu akan terdengar seperti aku mengakuinya.

"Aku akan bangun, jadi keluarlah dari kamarku."

"Tentu saja tidak. Jika aku meninggalkanmu di sini sendirian, kamu pasti akan tertidur lagi."

Aku akuo bahwa adik perempuanku sangat imut, tetapi bahkan aku tidak cukup gila untuk terus melakukan masturbasi di depan anggota keluarga. Juga, karena aku tidak memakai apa-apa, saat ini aku benar-benar telanjang dari pinggang ke bawah.

"Tidak, aku sudah benar-benar bangun sekarang."

"Kalau begitu bangun dari tempat tidur, sekarang juga."

Kenapa dia begitu terobsesi untuk tetap di kamar?

“Tidak… Serius, keluar dari ruangan sekarang… tolong.”

Kalau begini terus, aku benar-benar akan terlambat ke kelas.

"Huh? A-aku... hanya mengatakannya dengan bercanda. Apa kamu benar-benar melakukannya…? Ma-maaf…"

Adikku menjadi merah padam dan berlari keluar ruangan.

"Fuu... Akhirnya dia pergi."

Adikku sepertinya menyadarinya, tapi setidaknya dia tidak melihatku telanjang. Selain itu, aku masih bisa mengatakannya bahwah itu adalah imajinasinya, aku masih memiliki prasangka kepolosan.

"Sial, aku benar-benar akan terlambat."

Aku dengan cepat turun dari tempat tidur untuk berpakaian, makan sarapan secepat yang kubisa, mencuci muka dan menuju pintu masuk.

“Onii-chan, tunggu. Ayo pergi bersama."

Adikku berada di kelas tiga SMP di SMA-ku. Karena SMP-nya berada di tempat yang sama dengan SMA-ku, rutenya pun sama.

"Natsuki, aku sudah terlambat karena kamu terlalu banyak membuang-buang wakktuku sebelumnya, jadi cepatlah."

Aku meninggalkan rumah dan meninggalkan adikku di belakangku.

“Astaga~ Kejamnya, Onii-chan! Aku tidak percaya kamu meninggalkan adik yang imut sepertiku."

Adikku mengikutiku dari pintu, dan ketika dia menyusulku, dia menempelkan dirinya ke sisiku saat dia mengeluh, membiarkanku merasakan sensasi lembut di lenganku pada saat yang bersamaan. Dia telah meraih lenganku, menopang payudara yang terlalu besar untuk seorang gadis SMP.

Apakah mereka akan lebih besar dari Takai...? Ya, itu tumbuh dengan baik.

Aku berpikir seolah-olah aku adalah ayahnya dan pada saat yang sama aku mencoba untuk melihatnya terlalu banyak.

“Sniff sniff… Aku masih merasa kamu masih berbaru aneh hari ini, Onii-chan.”

Itu… karena aku tidak bisa menyelesaikan tepat waktu dan aku masih menginginkan lebih! Dan itu salah siapa…?

Pikirku, tetapi jelas aku tidak bisa mengatakan itu kepada adikku, jadi aku mengatakannya dalam pikiranku.

“Yah, karena kesalahan seseorang, aku bahkan tidak bisa mandi… Sekarang… bisakah kamu melepaskanku? Teman sekelasku akan memikirkan hal buruk tentangku jika mereka melihat kita."

Karena kami tinggal di dekat sekolah, kami tidak perlu naik kereta, cukup berjalan kaki. Itu sebabnya, aku sudah mulai merasakan tatapan siswa lain.

"Yah, aku tidak terlalu peduli."

“Yah, kamu harus peduli. Tidak normal melihat adik kakak bergandengan tangan.”

“Menurutmu begitu~?”

"Sudah ada banyak siswa di sekitar sini, lepaskan aku."

Setelah mengatakan itu padanya, aku membuatnya melepaskanku dengan paksa.

“Onii-chan, kamu kejam~”

"Siapa yang mengajarimu mengatakan itu?"

Itu bukan kata-kata untuk gadis SMP. Aku juga tidak berpikir gadis-gadis SMA menggunakannya, tetapi aku tahu itu seperti banyak orang lain karena itu sering muncul di buku-buku yang suka ku baca.

"Oh? Tooyama?”

Kami mendekati gerbang sekolah dan tiba-tiba seorang siswa memanggil namaku.

… Apa aku memiliki kenalan yang berbicara denganku segera setelah aku sampai di sekolah?

Aku memikirkannya dan berbalik. Ketika aku melihat siapa itu, aku dengan cepat teringat gadis itu, yang tidak berhenti mendekatiku sejak kemarin.

"Selamat pagi, Uehara-san."

“Selamat pagi, Tooyama… Hei, siapa gadis cantik itu? Jangan bilang dia… pacarmu.”

Uehara-san melihat adikku di sebelahku dan tiba-tiba menanyakan itu padaku dengan prihatin.

"Hmm? Tidak, dia adikku. Dia bersekolah di SMP di sini.”

“Be-begitu yaa… Itu bagus. Aku Uehara, aku teman sekelas dengan kakakmu."

Uehara-san dengan cepat bersemangat lagi dan menyapa adikku.

"Onii-chan... apa dia pacarmu?"

Namun, adikku menatap Uehara-san dengan kecurigaan yang jelas.

"Tidak mungkin. Dia baru saja memberitahumu, kita teman sekelas."

“Yah… kuharap kalian terus seperti itu. Uehara-san, namaku Natsuki. Terima kasih banyak telah menjadi teman kakakku."

Natsuki membungkuk sedikit.

“Wow, adikmu sangat sopan, juga imut. Natsuki-chan, dengan senang hati."

“Ya, suatu kesenangan. Uehara-san, payudaramu sangat besar. Dengarkan aku, jangan menggunakannya untuk merayu kakakku, terima kasih."

Begitu, tiba-tiba, adikku mengatakan sesuatu kepada Uehara-san, bahwa jika dikatakan oleh laki-laki akan seratus persen dilaporkan.

“Ke-kenapa kamu mengatakan kata tidak sopan seperti itu? Uehara-san, aku minta maaf, aku minta maaf atas nama adikku."

Aku tidak ingin adikku dan Uehara-san berada di tempat yang sama, jadi...

"Sekarang, pergi ke kelasmu, cepat."

Jalannya sama sampai pintu masuk, tetapi dari sana SMP itu berada di arah lain, karena itu aku memutuskan untuk mengelak, menyuruh adikku ke kelasnya dan aku pergi ke kelasku bersama Uehara-san.

"Serius, maaf tentang adikku."

Sebelum sampai, aku meminta maaf sekali lagi padanya. Adikku tidak hanya menyelaku beberapa waktu yang lalu, yang membuatku tidak menyelesaikan masturbasi, tapi sekarang karena dia aku tidak bisa berhenti memikirkan payudara Uehara-san yang luar biasa.

“Ahaha, adikmu benar-benar hebat. Aku tidak berpikir dia akan langsung berbicara tentang payudaraku."

Kata Uehara-san, memegang payudaranya dengan kedua tangan. Sementara itu, aku mencoba untuk tetap tenang agar tidak memikirkannya.

"Aku akan ke kamar mandi, sampai jumpa di kelas."

Lagipula aku merasa canggung, jadi aku berpisah dengan Uehara-san sebelum aku sampai di kelas.

"Oke. Sampai jumpa di kelas."

Fuuh… aku sudah lelah dan ini baru pagi.

Tubuhku lelah karena seks liar kemarin dengan Takai, dan sekarang bahkan pikiranku lelah karena adikku. Sejujurnya, aku ingin pulang dan tidak mengikuti kelas.

Komentar

Options

Not work with dark mode
Reset