Pekerjaan dan Cemburu
♥
Saat aku bangun, aku berada di pelukan telanjang Ta-kun.
"… Eh? Eh… E-ehhhhhhhh?!!”
Saat kepalaku yang mengantuk memahami situasinya, aku
berteriak dan melompat.
Aku mengusap mataku dan melihat lagi.
Ya … Aku tidak sedang membayangkan sesuatu hal setelah
semuanya.
Bahu lebar dan dada berotot. Perut kotak yang ramping.
Bagian atas tubuh laki-laki itu terlihat keluar dari bawah
selimut ... dia benar-benar telanjang. Jika selimut itu bergerak sedikit
lagi, kau bisa melihat bagian-bagian yang seharusnya tidak kau lihat.
Ta-kun sedang tidur telanjang di sampingku.
Atau lebih tepatnya ... sepertinya kami sudah tidur bersama
sampai sekarang.
"Ke-ke-kenapa?! Kenapa kami berdua di tempat tidur…?! Kenapa
Ta-kun telanjang…?! Ehhh?! Ke-kenapa aku juga telanjang?!"
Aku begitu terfokus melihat tubuh telanjang Ta-kun sehingga
aku tidak menyadarinya begitu lama, kemudian yang mengejutkanku, bahwa aku juga
telanjang.
Pakaianku tidak ada!
Aku tidak memakai apapun!
Aku benar-benar telanjang!
Baik Ta-kun dan aku telanjang ...
"A-apa maksudnya ini ...?"
“… Hm. Ayako-san…?"
Sementara aku dalam kebingungan, Ta-kun yang sedang tidur
terbangun.
Karena aku duduk telanjang, seluruh tubuh bagian atasku terlihat.
Aku mencoba menutupi dadaku dengan selimut secara refleks.
"Kamu bangun pagi-pagi sekali, selamat pagi."
“Se-selamat pagi … Bukan itu! Apa ini? A-apa yang sebenarnya
terjadi?"
"Apa yang kamu bicarakan?"
“Ke-ke-ke-kenapa kita tidur bersama? Dan juga ... te-telanjang."
"Kamu tidak ingat?" kata Ta-kun dengan tenang
saat aku sedang panik. "Setelah apa yang terjadi kemarin ... entah
bagaimana semuanya mengalir."
"Semuanya mengalir?!"
Tidak mungkin!
Apakah berakhir di suasana seperti itu?!
Apa semua pembicaraan itu sebelum kami tidur?!
Setelah semua itu, apakah kami masih terbawa dengan arus?!
"Ayako-san, kamu begitu luar biasa."
"......"
"Pada awalnya kamu sangat merah padam dan malu, tetapi
begitu kita mulai, kamu menjadi sangat bersemangat dan pada akhirnya kamu
bahkan mengambil inisiatif ..."
"Su-sungguh?! Serius, itu tidak mungkin ..."
Aku masih mencoba menerima situasi ketika Ta-kun tiba-tiba
memelukku.
Tubuh telanjangnya memeluk tubuhku yang telanjang.
Tubuh kami begitu terikat sehingga benar-benar luar biasa ...
"Eh? Eh? Ehhhh?!!"
"… Maaf. Tapi setelah melihatmu, aku tidak bisa menahannya."
“Tu-tunggu sebentar … Be-berhenti, Ta-kun! Karena … Aku
harus berangkat kerja hari ini, ditambah lagi ini terlalu awal di pagi hari …
Mn! Be-berhenti!"
Mengabaikan perlawananku, tangannya dengan lembut membelai
kulitku. Dia mencium bagian belakang leherku, membuatku mati rasa dan
tanpa kekuatan untuk melawan. Tangannya yang besar dan berotot akhirnya menyentuh
ke bawah tubuhku ...
Dan kemudian ... aku terbangun.
Rasa malu dan membenci diri sendiri membuatku ingin mati.
"~~~~"
A-apa yang aku impikan?!
Itu memalakukan!
Aku sangat malu!
Aku tidak percaya aku mengalami mimpi kotor ... ra-rasanya
seperti aku sedang frustasi!
Dan yang terpenting, aku sangat malu itu berlalu dengan cepat
itu saja!
Meskipun mimpi kotor, detailnya sangat samar-samar.
Bagian-bagian penting tidak dijelaskan sama sekali.
Dan bagian itu langsung terputus.
Seolah-olah itu adalah manga dari majalah shonen.
Ta-tapi tidak ada yang bisa aku lakukan tentang hal itu!
Karena aku belum pernah melakukannya!
Aku belum pernah melihatnya!
Aku belum pernah melihat Ta-kun … yah, secara teknis, ya.
Aku pernah mandi dengannya sebelumnya.
Namun ... apa yang kulihat saat itu adalah sesuatu seperti
kepompong yang imut, tapi aku yakin dia jauh lebih jantan sekarang ...
"Tidak, tidak, a-apa yang kau pikirkan?" Aku
menggelengkan kepala, menjawab sendiri. "… Yup. Tidak ada yang
terjadi. Tidak mungkin terjadi sesuatu. Kami masing-masing tidur di tempat
tidur yang terpisah."
“… Hm. Ayako-san …?"
Saat aku bergumam sendirian di tempat tidur, mencoba
menyingkirkan *imajinasi yang menempel di otakku, Ta-kun, yang sedang tidur di
futon di sebelahku, terbangun.
Note : ini ane ganti imajinasi
(imaginación), aslinya (imágenes gráficas) artinya gambar grafis.
Dia perlahan duduk.
Aku gugup untuk sesaat, tapi tentu saja dia memakai
piyamanya.
Tidak mungkin dia telanjang.
"Ah. Maaf, Ta-kun, apa aku membangunkanmu?"
"Tidak ... sudah hampir waktunya untuk bangun,"
kata Ta-kun sambil memeriksa ponselnya di samping bantal.
Aku juga memeriksa milikku dan melihat bahwa itu jam 6:50
pagi.
Dia sudah megatur alarm pada jam 7, sehingga dia bisa
mengatakan bahwa itu memang, sudah waktunya.
"Maaf, aku bermimpi aneh ..."
"Mimpi aneh ...?"
"... Ah."
"Sepertinya itu benar-benar buruk, tapi apa yang kamu
impikan?"
"Bu-bukan apa-apa! Itu hanya mimpi biasa ... tapi
aku sudah lupa. Aku tidak mengingatnya sama sekali."
Aku bangun dari tempat tidur, berusaha mati-matian untuk
berpura-pura bodoh.
Setelah berpakaian, kami menyiapkan sarapan bersama.
Itu adalah sarapan sederhana dengan roti panggang, telur
goreng, dan yogurt ...
Kami duduk di meja dan mulai makan bersama.
Ini adalah sarapan pertama kami hidup bersama.
"Ta-kun, kamu suka menuangkan kecap di telurmu, ya?"
"Iya. Kamu juga, kan?"
"Iya."
Kami bergantian menuangkan kecap.
Kami belum lama berpacaran, tapi kami sudah saling kenal sejak
lama.
Kami sudah makan bersama berkali-kali dan, sampai batas
tertentu, kami tahu selera masing-masing.
Tapi.
Aku merasa momen ini berbeda dari makanan yang kami makan
sebelumnya.
"Entah bagaimana ... rasanya nyaman sarapan denganmu
seperti ini."
"Iya. Kita sarapan bersama beberapa kali, tetapi
Miu hampir selalu ada di sana."
"Ini pertama kalinya kita sarapan sendirian,"
kataku dan Ta-kun mengangguk.
"Mungkin karena sarapan bersama pacar ... agak Spesial."
"Spesial?"
“Entah itu makan siang atau makan malam, itu adalah sesuatu
yang bisa kamu makan bersama pasanganmu bahkan jika mereka baru mulai
berpacaran. Kamu bahkan bisa memakannya dengan seseorang yang bukan
pasanganmu. Tapi sarapan adalah … sesuatu yang jarang kamu makan bersama
orang lain selain keluargamu. Bahkan di antara pasangan, itu adalah
sesuatu yang hanya bisa kamu lakukan bersama setelah hubunganmu berkembang."
"... Kurasa begitu," aku mengangguk untuk memahami. “Sarapan
bersama berarti mereka telah menghabiskan malam bersama. Kenyataannya
pasangan menghabiskan malam bersama berarti mereka memiliki ..."
Aku berhenti di tengah kalimat, tapi sudah terlambat.
Ta-kun memerah … dan wajahku mungkin juga merah.
"... Maaf, karena mengatakan hal-hal aneh di pagi hari."
“Ja-jangan khawatir, tidak apa-apa! A-aku juga minta
maaf ..."
Kesalahan besar ……
Ta-kun dengan terampil memilih kata-katanya untuk membuatnya
terdengar romantis, tapi aku akhirnya membuatnya terdengar vulgar ketika aku
mengatakannya secara langsung.
Meskipun suasana menjadi sedikit tidak nyaman, kami
menikmati sarapan spesial pertama kami bersama.
Ini adalah pola yang sangat umum untuk bangun pagi dan
bersantai, berpikir kau tidak perlu terburu-buru, sampai kau menyadari bahwa kau
sudah kehabisan waktu.
Ini buruk.
Ini benar-benar buruk untuk terlambat di hari pertama.
Hari ini adalah pertama kalinya aku akan pergi ke kantor
dari apartemen ini, jadi aku berpikir untuk pergi sedikit lebih awal jika aku
tersesat namun ...
Aku pergi ke kamar mandi untuk memakai jas dan make-up dan
kemudian menuju ke dapur.
Sepertinya Ta-kun baru saja selesai mencuci piring dan
sedang membersihkan tangannya.
"Maafkan aku, Ta-kun. Untuk membuatmu mencuci
semua piring."
"Jangan khawatir. Aku tidak memiliki jadwal untuk
hari ini, jadi aku tidak keberatan melakukannya,” kata Ta-kun sambil tersenyum.
Sepertinya, magangnya akan dimulai besok.
“Aku akan melakukan tugas-tugasku dan menyelesaikan mengatur
barang bawaankku. Selain itu, aku akan membeli beberapa barang yang aku
lewatkan, jadi jika ada sesuatu yang kamu butuhkan, beri tahu aku."
"Terima kasih. Itu sangat membantu."
Aku berlari ke pintu depan dan memakai sepatuku.
Ta-kun juga ikut untuk mengucapkan selamat tinggal.
"Kalau begitu, Aku pergi dulu."
"Semoga berhasil."
"... Fufu."
Aku tidak bisa menahan tawa.
"Ada apa?"
"Rasanya aneh. Aku tidak pernah berpikir aku akan
melihat hari ketika kamu mengucapkan selamat tinggal kepadaku dengan 'Semoga
berhasil'."
"Tentu saja terasa sedikit aneh," Ta-kun juga
mengangguk dan tertawa.
Ini benar-benar perasaan yang aneh.
Tapi aku bertanya-tanya apakah pada akhirnya aku akan
terbiasa dengan situasi ini.
Entah selama tiga bulan ini ... atau mungkin ketika kami
hidup bersama suatu hari nanti.
Aku ingin tahu apakah situasi berdebar ini akan menjadi
bagian normal dari kehidupan sehari-hariku ...
"... Ano, Ayako-san," kata Ta-kun, tiba-tiba
berubah serius. "Bisakah kita melakukan kegiatan pagi yang dilakukan
pasangan yang hidup bersama?"
"Kegiatan pagi ...?"
Aku memiringkan kepalaku, tapi setelah memikirkannya
sejenak, sesuatu segera datang kepadaku.
"Ja-jangan katakan padaku ..."
"Ituu, yah, ciuman perpisahan atau semacamnya ..."
Suaranya semakin pelan dan tenang, tapi aku bisa dengan
jelas mendengar bagian pentingnya.
Wajahku memanas seperti terbakar.
"Eh, ah ... Ta-kun, a-apakah kamu tipe orang yang ingin
melakukan hal-hal itu?"
"Jika kita berbicara tentang apakah aku ingin
melakukannya atau tidak ... yah, aku akan mengatakan aku ingin melakukannya,
seperti orang lain."
"He-heh ... begitu ya ... kamu ingin melakukannya,
seperti orang lain ..."
"Kamu tidak mau, Ayako-san?"
"Bu-bukannya aku tidak mau, tapi ..."
"… Kalau begitu."
"Tu-tunggu sebentar! Tunggu, tunggu! Bagaimanapun
juga … bu-bukankah itu sangat memalukan?! Selain itu, itu seolah-olah kita
adalah pasangan caramel ... yang sangat bergairah."
"Dan apa yang salah dengan itu? Ini tidak seperti
seseorang yang sedang melikat kita,” katanya.
Dan kemudian, Ta-kun meraih bahuku dan perlahan mendekati
wajahku.
Aku merasa sedikit dipaksa, tapi aku tidak mengeluh … Aku
memejamkan mata tanpa mengeluarkan perlawanan.
Akhirnya, bibir kami bersentuhan.
Lagipula, ini bukan pertama kalinya kami berciuman.
Pertama kali adalah ketika aku lepas kendali dan secara
impulsif menciumnya dan kemudian kami berciuman beberapa kali selama seminggu kami
bermesraan.
Tapi aku masih belum terbiasa sama sekali.
Jantungku berdegup kencang, dadaku dipenuhi dengan perasan
manis, dan seluruh tubuhku terasa seperti akan meledak.
"......"
Saat mata kami bertemu setelah ciuman berakhir, kami segera
membuang muka.
“… Pada akhrinya ini sedikit memalukan. Aku merasa
seharusnya aku tidak melakukan ini di pagi hari."
"I-itu yang aku katakan ...!"
"Ahaha, aku minta maaf."
Setelah sedikit tertawa, Ta-kun menatap ke arahku lagi.
"Semoga harimu menyenangkan."
"… Ya. Sampai nanti."
Setelah mengucapkan selamat tinggal, aku berjalan keluar
pintu dengan benar kali ini.
Wajahku terbakar.
Aku masih bisa merasakan sentuhan bibirnya di bibirku dan
kepalaku terasa pusing.
Haah ...
Aku ingin tahu apakah aku akan bisa melakukan pekerjaanku
dengan baik hari ini setelah mengalami begitu banyak kebahagiaan sejak pagi.
Kepalaku berada dalam mode yang sangat hidup karena pagi
karamel, tetapi begitu aku melangkah ke kereta yang penuh sesak, kepalaku
tiba-tiba beralih ke mode budak perusahaan.
Sempitnyaa ...
Sangat sulit untuk bepergian di kereta yang penuh sesak ...
Baik secara fisik maupun mental.
Bagi penduduk Tohoku, yang sering bepergian dengan mobil dan
jarang naik kereta api, bepergian dengan kereta yang penuh sesak di Tokyo
sangatlah sulit.
Setelah mengatakan itu, jam sibuk sudah lewat dan tidak
terlalu sempit sehingga kau bisa melewatinya. Jadi, jika aku mengeluh
tentang hal ini, aku mungkin akan ditertawakan oleh karyawan bergaji yang
bepergian dengan kereta api “nyata” yang penuh sesak … Tapi tetap saja, itu
sulit.
Setelah selamat tinggal yang bahagia dan naik kereta api
neraka, aku berhasil sampai ke kantor.
LightShip.
Kantor perusahaan kami terletak di lantai lima sebuah gedung
bertingkat.
Aku sudah berada di sini beberapa kali, tapi ini adalah
pertama kalinya aku datang untuk bekerja seperti ini di pagi hari.
Aku berasumsi bahwa kehidupan sehari-hari seperti ini akan
berlanjut selama 3 bulan ke depan.
"… Yeah."
Dengan tekad baru, aku memasuki gedung.
Sekarang, saatnya untuk mulai bekerja.
Pertama-tama, aku harus pergi menyapa. Karena aku akan
bekerja di lingkungan baru mulai hari ini, aku harus memastikan untuk menyapa
semua orang dengan denar.
Aku menyapa orang-orang yang sudah aku kenal, siapa yang
pertama kali aku temui, dan siapa yang aku lihat di pertemuan online tetapi
tidak pernah bertemu secara langsung.
Saat aku melakukan itu, pagi berlalu dalam sekejap.
Ketika aku berpikir untuk pergi keluar untuk makan siang ...
"... Yoo, Katsuragi-kun."
Aku bertemu dengan Oinomori-san, yang baru saja datang untuk
bekerja seperti seorang eksekutif yang khas.
Yah, bahkan jika dikatakan bahwa para eksekutif terlambat
bekerja, perusahaan kami cukup fleksibel dalam hal jam kerja, jadi semua orang
memutuskan kapan harus pergi bekerja. Dan dalam budaya perusahaan yang
bebas itu, orang yang bekerja dengan kebebasan terbesar adalah presiden, yaitu
orang ini.
"Apakah kamu akan pergi makan siang sekarang?"
"Ya."
"Bagus. Kalau begitu ayo kita pergi bersama."
"Jika kamu yang traktir, maka dengan senang hati."
Kami memutuskan untuk makan siang bersama saat ini.
... Aku merasa bingung bahwa hal pertama yang dia lakukan
segera setelah dia tiba adalah pergi makan siang, tapi aku senang dia akan mengundangku,
jadi aku tidak akan mengatakan apapun.
"Bagaimana semuanya berjalan?" Oinomori-san
bertanya tiba-tiba saat kami naik lift menuju lantai pertama.
“Aku belum banyak bekerja, jadi aku tidak tahu harus berkata
apa. Aku sudah menghabiskan sepanjang pagi menyapa semua orang."
"Bukan itu maksudku, aku berbicara tentang kehidupan
cintamu bersama Aterazawa-kun."
"Pff," aku menghela napas.
Oinomori-san menatapku dengan mata penuh kebahagian.
“Aku akan senang mendengar kesanmu tentang malam yang kamu
habiskan bersama pacar mudamu. Karena bahkan aku tidak memiliki pengalaman
dengan laki-laki yang 10 tahun lebih muda dariku."
"Tidak ada yang terjadi. Itu adalah malam yang
normal, normal!"
“Kamu bercanda, kan? Bagaimana mungkin pasangan yang
baru mulai berpacaran menghabiskan malam bersama di kamar yang sama dan tidak
terjadi apa-apa?"
"Mana aku tahu. Dan bahkan jika sesuatu terjadi,
aku tidak akan memberitahumu, Oinomori-san."
"Oho. Apakah boleh memiliki sikap seperti itu
terhadap pemiliknya?"
"Bahkan jika kamu adalah pemilik tanah, itu tidak
memberimu wewenang untuk mengintip kehidupan pribadi penyewamu."
"Fufu. Baiklah, tidak masalah. Itu bukan hal
yang perlu dibicarakan di siang hari. Kamu akan menceritakan semuanya
nanti sambil minum."
Ketika aku mendengar kata-kata menakutkan itu, rasa dingin menyebar
ke tulang punggungku.
Pada saat lift mencapai lantai pertama, aku segera keluar
untuk melarikan diri.
Oinomori-san mengikutiku sambil tertawa.
"Ngomong-ngomong, apa yang Aterazawa-kun lakukan hari
ini?"
“Ada di apartemen. Dia bilang dia akan melakukan
berbagai hal, seperti pekerjaan rumah dan membeli sesuatu."
"Heh. Dia laki-laki yang cukup berguna. Aku
ingin tahu apakah dia bisa datang ke rumahku lain kali."
"Tentu saja tidak. Ta-kun bukanlah pelayan."
"Kenapa tidak? Kamu bahkan bisa menyewakannya
kepadaku dari waktu ke waktu. Akhir-akhir ini aku sangat malas untuk bersih-bersih
dan mencuci pakaian.”
"Aku bilang, tidak. Serius ... Oinomori-san kamu ..."
Aku akan memberikan teguran ringan kepada bosku untuk
kecerobohannya dalam menangani kehidupan pribadinya, ketika tiba-tiba ada
sesuatu yang mengganjal di kepalaku.
Bersih-bersih dan … mencuci pakaian?
Ta-kun melakukan tugas hari ini sendirian di apartemen, yang
berarti ...
"... Ahhhh?!"
Ketika aku menyadari sesuatu yang mengerikan, aku menjerit
dan berhenti di tempat.
Aku segera mengeluarkan ponselku, dengan Oinomori-san yang
terkejut di sisiku.
"Halo. Ada apa, Ayako-san?"
"Ta-Ta-kun?! Dimana kamu sekarang?"
"Dimana …? Di apartemen. Aku sudah selesai
dengan semua pekerjaan rumah, jadi aku berpikir untuk pergi berbelanja setelah
makan siang."
“A-apa kamu sudah menyelesaikan semuanya …? Apa itu
berarti kamu sudah mencuci pakaianmu?"
"Ya. Aku baru saja selesai menjemur semuanya,” katanya
dengan santai dan aku merasa wajahku menegang.
"Cuacanya bagus hari ini, jadi aku ingin menjemur pakaian
lebih awal."
“Ano … Ta-kun? Aku sangat senang dan berterima kasih kamu
mencuci pakaian, tetapi … a-apa yang terjadi dengan pakaian dalamku?”
"...Ye-yeah."
Suara yang jelas-jelas malu datang dari telepon.
Setelah beberapa detik terdiam ...
"Itu ... aku mencucinya," kata Ta-kun.
Dan aku ... hampir jatuh berlutut.
Sudah berakhir.
Ini benar-benar sudah berakhir.
Aku terlambat menyadarinya.
Pakaian dalam yang aku pakai seharian kemarin … Aku
memasukkannya ke dalam keranjang pakaianku setelah mandi dan meninggalkannya di
sana. Pada saat itu, aku sangat khawatir tentang malam pertama kami hidup
bersama sehingga aku bahkan tidak memikirkan siapa yang akan mencuci pakaianku.
A-apa yang harus aku lakukan?
Ta-kun mencuci pakaian dalamku.
Itu artinya ... bra dan celana dalam yang aku pakai seharian
kemarin dilihat dan disentuh sebanyak mungkin.
"Ma-maaf. Tidak mudah untuk mengambil keputusan
… Akurasa mencucinya tanpa izin adalah ide yang buruk. Tetapi jika aku
mencuci semua yang lain dan hanya meninggalkan pakaian dalam, itu seperti aku
terlalu mengetahuinya dan sebailkanya akurasa itu akan lebih menjijikkan."
"......"
“Ta-tapi aku tidak melakukan sesuatu yang aneh! Aku
mencoba untuk menghindari melihatnya sebanyak mungkin dan mencucinya dengan mengurangi
sentuhan yang diperlukan! Aku juga melihat cara mencucinya dan aku
memasukkannya ke dalam kantong jaring agar tidak kehilangan bentuknya dan aku
juga menjemurnya memastikan itu tidak terlihat dari luar ..."
“… Y-ya. Tidak masalah."
Aku berhasil berpura-pura tenang, tetapi secara mentalku tidak.
Tidak hanya memalukan bahwa dia sudah melihat pakaian
dalamku, tetapi dia juga sudah mencucinya dengan baik.
Aku merasa malu dan menyesal, perasaan yang kacau ...
“Maaf kamu harus mencuci pakaian dalamku. Itu pasti menjijikan."
"Tidak mungkin …! Itu tidak menjijikan! Aku
akan dengan senang hati mencuci pakaian dalammu setiap hari!"
"......"
Itu.
Apa maksudnya?
… Mm. Ya ya, itu tidak benar-benar memiliki makna yang
dalam, bukan? Itu hanya berarti bahwa, sebagaimana pacarku, sekarang kami hidup
bersama, dia akan bersedia untuk mencuci pakaian dalamku tanpa
masalah. Itu artinya, kan?
"... Haah."
Ketika aku menyelesaikan panggilan, aku menghela nafas
lelah.
"Fufu. Sepertinya kamu menikmati hidup bersama
yang sangat murni,” kata Oinomori-san di samping, mengejekku. “Ini membawa
kembali kenangan. Sudah lama tentang ketika aku juga merasa malu dengan
sesuatu seperti pakaian dalam."
"... Kumohon tinggalkan aku sendiri," jawabku
datar, tapi Oinomori-san hanya tertawa.
"Aku senang mengetahui bahwa kamu menikmati kehidupan
bersama yang bahagia dan memalukan ... tapi aku sarankan kamu mengubah saluran
di kepalamu."
Tiba-tiba, dia menurunkan nada suaranya.
Dan kemudian, seolah-olah untuk mengingatkan atau
menyemangatiku, dia berkata, "Setelah makan siang, 'pembacaan naskah' akan
dimulai."
"... Ya," aku mengangguk diam.
Aku merasakan kepalaku, yang tadinya santai karena malu,
tiba-tiba menegang.
Ya.
Sore ini aku ada rapat untuk proyek anime.
Aku datang ke Tokyo untuk mengerjakannya.
"Aku ingin menjadi teman masa kecilmu."
Dikenal sebagai "KimiOsa"
Itu adalah novel ringan yang diterbitkan oleh penulis yang aku
bertanggung jawab, Hakushi Shirando-sensei.
Itu adalah komedi romantis.
Saat ini, 5 volume sudah diterbitkan.
Itu sudah sangat populer sejak dirilis dan proyek anime
sedang berlangsung.
Memang masih lama untuk mengumumkannya ke publik, tetapi
tidak jarang ada proyek anime yang berjalan selama beberapa tahun tanpa
diketahui publik.
Alasanku ditugaskan ke Tokyo sendirian ... atau lebih
tepatnya, dengan kekasihku, adalah untuk membuatku terlibat penuh dalam anime
"KimiOsa" sebagai editor yang bertanggung jawab atas kayra tersebut.
Pekerjaan hari ini disebut "membaca naskah."
Pengawas, penulis skenario, produser, sutradara, editor
penerbit, manajer hak cipta, dan lainnya yang telibat dengan anime bertemu
untuk membahas naskah yang sudah selesai ditulis.
Pertemuan ini umumnya disebut di industri sebagai
"pembacaan naskah."
Setelah proyek anime diputuskan dan mulai bergerak dengan
sungguh-sungguh, "pembacaan naskah" dilakukan hampir setiap minggu.
Singkatnya ... itu sangat penting.
Ini adalah pertemuan yang sangat penting yang sangat
mempengaruhi kualitas anime.
Dalam kasus anime berdasarkan novel ringan seperti dalam hal
ini, peranku sebagai editor yang bertanggung jawab atas "pembacaan
naskah" adalah menjadi perwakilan penerbit dan penulis.
Penulis aslinya, Shirando-sensei, tinggal di daerah pedesaan
dan tidak bisa menghadiri pertemuan mingguan.
Jadi aku harus berbicara untuknya sebagai perwakilan dari
sisi cerita aslinya.
Aku bisa menyarankan ide atau membahas ide-ide orang lain.
Dan, terkadang, bahkan melawan orang-orang di sisi anime.
Untuk membuat sukses proyek anime besar, perwakilan dari
masing-masing industri bertemu dan berdiskusi satu sama lain.
Orang-orang dengan perspektif yang berbeda mempertahankan
ide mereka sendiri antara perselisihan dan konsesi sampai mereka sampai pada
jawaban terbaik untuk pertanyaan yang tidak memiliki pola jawaban.
Itu sebabnya kenapa "pembacaan naskah" itu menarik,
mendebarkan, bermanfaat, memuaskan, dan membuatmu merasa seperti sedang bekerja
... tapi juga sangat melelahkan.
"... A-aku pulang."
Sudah lewat jam 7 malam.
Ketika aku akhirnya pulang ke apartemen, aku kelelahan.
"Selamat datang. A-apakah kamu baik-baik saja?"
"Ya ... kurasa."
Sementara Ta-kun menyapaku dengan cemas, aku melepas
sepatuku dan berjalan ke ruangan.
"Pembacaan naskah" dimulai pukul 2 siang.
Pada awalnya, itu seharusnya berlangsung sekitar 2 jam,
tetapi ketika aku menyadarinya, itu telah diperpanjang selama 2 jam.
Pertemuan berlanjut hingga pukul 4 sore.
Karena ini adalah pertama kalinya, hari ini kami hanya akan
mengadakan pertemuan informal, tetapi ketika itu dimulai, diskusi menjadi
sangat panas.
Dan karena aku adalah perwakilan utama dari pihak asli dalam
pertemuan itu, aku berbicara dengan kepala terus berputar dari sisi ke sisi
selama 4 jam.
Itu melelahkan.
Aku sangat lelah.
“Maaf aku terlambat … Apa kamu lapar? Aku akan
menyiapkan sesuatu sekarang."
"Jika maksudmu makan malam, aku sudah membuatnya."
"… Eh?"
Lalu aku menatap Ta-kun lagi dan akhirnya menyadarinya.
Dia memakai celemek.
Ketika aku pergi ke ruang tamu, sudah ada makanan di atas
meja.
Salad sayuran dengan carbonara dan tahu.
Sebelum aku naik kereta, aku sudah memberitahu dia tentang
waktuku dimana aku akan pulang, dan sepertinya, dia memutuskan untuk menyiapkan
makan malam untukku.
"Luar biasa, makan malam sudah siap ...!"
Aku tidak bisa menahan kegembiraan.
Apa ini? Ini menakjubkan.
Untuk berpikir bahwa aku akan menemukan makan malam siap
setelah pulang lelah dari seharian bekerja keras …!
"Aku juga sudah memanaskan bak mandi, tapi apa yang
ingin kamu lakukan terlebih dahulu?"
Kamar mandi juga?!
"I-itu ... aku mau makan dulu."
"Baiklah. Kalalu begitu aku akan menuangkans sup
untukmu."
Setelah mengatakan itu, Ta-kun kembali ke dapur dan mulai
menyajikan sup.
"... Maaf, karena membuatmu melakukan semuanya
untukku."
"Apa yang kamu katakan? Hari ini aku libur
seharian, jadi wajar bagiku untuk melakukan ini,” kata Ta-kun, dengan sendok di
satu tangan. "Awalnya, aku berencana untuk mendukungmu di sini di
Tokyo."
"Mendukungku ...?"
“Bahkan jika aku bekerja sebagai pegawai magang, aku tidak
harus bekerja lembur atau berlibur. Aku pasti memiliki lebih banyak waktu
luang daripada kamu, jadi aku ingin melakukan apa pun yang aku bisa untuk
membantumu, apakah itu melakukan pekerjaan rumah atau pekerjaan
manual. Dengan begitu kamu bisa fokus pada pekerjaanmu."
"Ta-kun ..."
Pacarku telallu baik dan lembut sehingga aku hampir
menangis.
Aku mengganti jasku dengan pakaian rumahku dan kami mulai
makan malam bersama.
"Mm. Carbonara ini enak."
Saat aku menggigitnya, aku hanya bisa mengangkat suaraku
karena terkejut.
"Benarkah?"
“Ya, ini benar-benar enak. Bukankah sulit untuk menyiapkan
ini?"
"Tidak, tidak sama sekalo. Ini adalah hidangan
sederhana yang aku temukan di media. Aku melakukannya sambil menonton
videonya."
“Kamu benar-benar luar biasa, Ta-kun. Kamu bisa
melakukan semua pekerjaan rumah dan memasak sendiri. Sulit dipercaya bahwa
kamu adalah seorang mahasiswa yang tinggal bersama orang tuamu."
“Kamu terlalu memujiku. Ini normal. Jika kamu
mengatakannya seperti itu, kamu jauh lebih menakjubkan. Kamu bisa
melakukan semua pekerjaan dan memasak lebih baik daripada aku."
"E-ehh? Aku tidak, tidak sama sekali. Aku
biasa saja seperti kebanyakan orang."
Kami berdua merendahkan diri dalam menghadapi pujian masing-masing.
Setelah menikmati makanan buatan Ta-kun dan mencuci piring …
"Apakah itu pekerjaan yang benar-benar sulit?" Ta-kun
bertanya cemas saat kami duduk di sofa.
"Ah … ya. Aku rasa hari ini adalah hari yang
berat," kataku sambil tersenyum samar. "Pembacaan naskah ... ah,
yang satu ini, ada pertemuan untuk membahas naskah anime, tapi itu benar-benar memanas
dan diperpanjang ..."
"Apakah itu berarti ada perselisihan?"
“Perselisihan … mempertanyakan itu aku ingin tahu. Sulit
untuk mengatakannya. Tidak ada yang ingin anime gagal, tetapi semua orang
memiliki posisi mereka sendiri."
Sisi anime memiliki alasan dan keadaannya sendiri, sama
seperti penerbit dan penulis aslinya.
Itu bukan seolah-oalh hanya satu yang benar, tetapi semua
orang benar.
Itulah kenapa penting untuk berbagi pendapat dalam
“pembacaan naskah”.
“Aku sudah diberitahu banyak tentang hal itu dan aku merasa
itu menarik, jadi aku selalu ingin berpartisipasi dalam salah satu pertemuan
itu … tetapi ada perbedaan besar antara mendengarnya dari orang lain dan berada
di sana secara pribadi … Besok lusa, selain membaca naskah, juga akan ada
pertemuan publisitas dengan seluruh grup untuk membahas strategi penjualan ...
"
Ketika aku bergabung dalam pertemuan itu, aku menyadari
bahwa tanggung jawabku jauh lebih serius daripada yang aku harapkan.
Jika aku tetap tinggal di Tohoku, aku tidak akan pernah
berada di posisi ini.
"Kedengarannya rumit ..."
“Yeah … Ah, tapi tentu saja, ada juga banyak hal
menyenangkan. Benturan pendapat bisa menyebabkan ide-ide yang tidak akan
pernah terpikirkan olehmu sendiri."
Kurasa aku hanya akan mengeluh jika itu terus berlanjut
seperti itu, jadi aku memutuskan untuk menambahkan cerita yang lebih
positif. Aku tidak ingin berbicara tentang bagian-bagian sulit dari
pekerjaanku kepada Ta-kun, yang akan memulai magangnya.
“Penulis skenario utama untuk proyek ini adalah penulis
skenario berpengalaman bernama Hisashi Sugisawa-san. Dia adalah penulis
skenario favoritku sejak lama, jadi aku sangat senang bekerja dengannya."
"Heh."
“Hari ini adalah pertama kalinya aku berbicara dengannya
secara langsung, tetapi dia sangat baik. Dia memiliki rekam jejak yang hebat,
tetapi dia rendah hati dan baik hati. Dan dalam naskah kali ini, dia
dengan hati-hati mengeluarkan pesona karya aslinya, sambil memperkenalkan
modifikasi indah yang dimaksudkan sebagai materi eksklusif untuk anime … Aku
semakin menjadi penggemarnya.”
"... Be-begitu ya."
Aku berbicara dengan penuh semangat tentang daya tarik
penulis naskah skenario, tetapi reaksi Ta-kun tidak terlalu bagus.
Pada awalnya, dia tampak senang mendengarkanku, tapi secara
bertahap ekspresinya menjadi lebih muram.
Eh? Apa yang terjadi?
Bukankah dia benar-benar tertarik untuk membicarakan
industri ini?
"Orang itu, Sugisawa-san itu ... apakah dia
laki-laki?"
"Eh? Y-ya, itu benar. Hisashi Sugisawa
sepertinya adalah nama aslinya."
Saat aku menjawab, ekspresi Ta-kun menjadi lebih muram.
Itu adalah wajah kesal dan cemberut.
Hm?
Kenapa jenis kelamin Sugisawa-san penting baginya? Apakah
Ta-kun tipe otaku yang berprasangka buruk terhadap jenis kelamin penulis scenario
dan penulisnya?
Jika bukan itu masalahnya, kenapa jenis kelamin Sugisawa-san
begitu penting baginya?
"... Ah, A-apa mungkin." Tiba-tiba terpikir
olehku dan aku mengatakan tebakanku, "Ta-kun ... kamu cemburu?"
"......"
Ta-kun menegang dan membuat wajah cemberut.
"Bu-bukannya aku cemburu ... Hanya saja mendengarmu
memujinya begitu banyak sepertinya tidak begitu menarik bagiku ..."
"...Bukankah itu yang semua orang sebut cemburu?"
Bagaimanapun juga, sepertinya dia memang cemburu.
Aku memuji laki-laki lain, jadi dia dalam suasana hati yang
buruk.
Uwaa.
Apa yang harus kulakukan? dia cemburu …!
Perasaan apa yang begitu lembut ini?
Aku tahu ini mungkin salah untuk mengatakannya, tapi aku sedikit
senang tentang hal ini.
Selain itu.
Ta-kun cemburu dan kesal … dia sedikit imut.
"... Astaga, betapa bodohnya dirimu."
Aku memberinya senyum kecil dan mengulurkan tanganku
padanya.
Dan aku meraih tangannya dengan lembut.
“Aku menghormati Sugisawa-san sebagai penulis
skenario. Tapi aku tidak menganggapnya sebagai pria. Selain itu …
Sugisawa-san sudah menikah.”
"Eh? Be-benarkah?"
"Ya. Dia memiliki tiga anak." Untuk
meyakinkan Ta-kun, aku melanjutkan, “Pertama-tama, Sugisawa-san adalah seorang
veteran dan sekitar 10 tahun lebih tua dariku. Aku tidak bisa melihatnya
sebagai minta cinta sama sekali."
"Jadi dia sudah cukup tua."
“Jika dia 10 tahun lebih tua dariku, dia berasal dari
generasi yang sama sekali berbeda. Bagaimana aku bisa jatuh cinta pada
orang seperti itu?"
"Kamu benar. Jika ada perbedaan usia seperti itu,
kecil kemungkinan mereka akan bisa berbagi nilai dan topik pembicaraan yang
sama."
"Iya benar sekali. Bahkan jika kami kencan, itu
tidak akan berhasil."
"Itu akan sulit."
"Ya, ya, sangat sulit ..."
"......"
"......"
Pada saat yang sama, kami merasakan kesedihan yang luar
biasa.
Sepertinya kami sudah menyadarinya pada saat yang sama.
Kami ingin mengambil masalah kecemburuan dengan humor ...
tapi kami akhirnya menyakiti diri sendiri dengan kuat.
Wahh kesalahan.
Kami juga memiliki perbedaan lebih dari 10 tahun!
Kami berasal dari generasi yang sama sekali berbeda, dan
kami memiliki romansa perbedaan usia di mana kami terlihat seperti tidak
memiliki nilai dan poin pembicaraan yang sama!
Ahh, dan aku tidak bisa mengacaukannya lagi … Aku melakukannya
dan berkata “Bahkan jika kami kencan, itu tidak akan berhasil” atau “Itu akan
sangat sulit”. Apa sih yang salah dengan efek bumerang ini …?
"...Tapi tidak apa-apa," kata Ta-kun saat aku menjadi
tertekan.
Dan dia dengan lembut memegang tangan yang meraihnya.
“Aku yakin kita bisa membuatnya bekerja. Perbedaan usia
10 tahun adalah sesuatu yang tidak penting."
"… Iya, itu benar."
Kata-katanya menembus jauh ke dalam hatiku.
Jika orang lain mengatakan bahwa perbedaan usia itu tidak
penting, itu tidak akan menyentuh hatiku. Aku akan berpikir dia hanya
mengatakannya untuk menguatkanku dan karena itu adalah masalah orang lain.
Tapi.
Jika Ta-kun mengatakannya, aku bisa mempercayainya.
Aku yakin dia sudah memikirkan tentang "perbedaan
usia" di antara kami lebih dari siapa pun.
Dia sudah khawatirkan tentang jurang ini selama 10
tahun. Jadi aku sangat senang dan meyakinkan bahwa dia mengatakan itu adalah
sesuatu yang sepele.
“… Nee, Ta-kun. Apakah ada sesuatu yang kamu ingin aku
lakukan?"
"Sesuatu yang kamu lakukan?"
“Kamu menyiapkan makan malam dan kamar mandi untukku,
kan? Jadi aku ingin memberimu sesuatu sebagai balasannya. Sebagai hadiah."
"Itu ... tidak perlu. Itu normal bagiku untuk
melakukan setidaknya hal-hal itu."
"Jangan katakan itu. Jika aku tidak melakukan apa
pun untukmu, aku tidak akan bisa tetap tenang."
"... Kalau begitu," kata Ta-kun setelah ragu
sejenak. "Bolehkah aku memelukmu?"
"… Eh?"
"Aku ingin memelukmu dengan semua kekuatanku, Ayako-san
..."
Saat aku bertanya lagi, Ta-kun mengulangi kata-katanya
dengan malu-malu, tapi jelas.
Sepertinya aku tidak salah dengar.
Aku merasa pipiku memanas.
A-apa yang pemda ini katakan?
"Itu ... hanya pelukan, kan?"
"Y-ya. Dan jika memungkinkan ... aku ingin
melakukannya dengan kekuatan lebih dari biasanya."
“Ah … Eh…? Se-serius?"
"Ya."
"Apakah itu yang kamu inginkan sebagai hadiah?"
"Itulah yang aku inginkan."
“…Tu-tunggu. Kita berbicara tentang hadiahmu sekarang, kamu
tahu? Dan meskipun begitu, apakah kamu hanya ingin pelukan …?"
Aku sangat malu sehingga aku hanya mengatakan apa yang aku
pikirkan.
"Aku ingin itu menjadi hadiahku."
"……......"
Setelah jeda beberapa saat, Ta-kun memelukku dengan
lengannya.
Dan dia memelukku dengan erat.
Seperti yang sudah dia katakan, dia memelukku dengan lebih kuat
dari biasanya.
"E-ehhhh?!"
“… Kamu tidak bisa melakukan itu, Ayako-san. Kamu
seharusnya tidak mengatakan hal-hal yang imut seperti itu."
"I-imut ...? Bukan begitu, aku hanya ... Astaga, Ta-kun.”
Meskipun pada awalnya di tampak kesal, aku tidak bisa
menahan senyum lebar di wajahku.
Ini adalah hari pertamaku bekerja di Tokyo.
Ada banyak hal yang tidak biasa kulakukan, tetapi berkat pacarku yang baik, semua kelelahan dari pekerjaan menghilang.